B I R U || 14 (b)

895 61 15
                                    

Assalamualaykum wr.wb.
Rumy is bacckkkk, haluhaluhaaaaaa
Jangan lupa orenin ikon bintang, biar Rumy tambah semangattttt
Yeyaaa
Happy reading, sayang😍
.
_________________________________________________________
-Biru, sekali lagi untuk semuanya saya ucapkan tigaribu terima kasih.- Jingga.

***

Dengan tergesa, Lana berlari dan membuka pintu rumahnya yang ternyata tidak terkunci.

“Selamat ulang tahun, kak Lana!”

“Selamat ulang tahun, Jingga!”

“Selamat ulang tahun, anakku sayang!”

Lana terduduk lemas, airmatanya mengalir, bibirnya bergetar, tubuhnya panas dingin. Betapa pikirannya sudah amat buruk, betapa ia sudah ingin mengutuk semesta jika ternyata terjadi apa-apa pada ibunya.

“Ibu...,” panggil Lana kelu, “Ibu tidak apa-apa?” tanyanya pilu. Lana menangis. Perasaannya campur aduk, antara takut yang masih pekat, kaget yang tetap kentara, sedih yang tak mau hilang, bahagia yang mulai menghampiri, terharu yang sedang mendatangi, campur aduk dan sulit dijelaskan.

Lina berlari memeluk gadisnya yang sedang berlinangan air mata, “Ibu tidak apa-apa, nak, ibu tidak apa-apa,” ujarnya seraya mengusap kepala sang anak.

“Ibu...,” panggil Lana lirih, “Jingga takut ibu kenapa-kenapa,” ujarnya, airmatanya tetap menangis.

“Ibu tidak apa-apa, sayang, sudah jangan menangis,” pujuk Lina. Pilu juga hatinya melihat sang anak menangis sesenggukan karena mengkhawatirkanya.

Lina mendekap Lana lebih erat, “Selamat ulang tahun yang ke enambelas tahun, anak manis ibu,” ujarnya.

Lana mendongakkan kepalanya menata wajah sang Ibu, “Jingga ulang tahun ya, bu?” tanyanya polos.

“Iya, nak, hari ini tanggal tujuh bulan Desember, umur Jingga sudah enambelas tahun,” balas Lina.

“Ibu, terima kasih, bu,” ujar Lana seraya mencium ibunya, “Terima kasih, untuk semuanya, bu, omelan ibu, kasih sayang ibu, uang jajan yang selalu ibu berikan pada Jingga di setiap hari, masakan-masakan yang ibu sajikan untuk Jingga, usaha ibu agar Jingga bisa menjadi gadis yang luar biasa, sudah menjadi ibu yang hebat dan ayah yang kuat untuk Jingga selama kurang lebih sebelas tahun ini, terima kasih, bu. Jingga sayang ibu,” sambungnya.

Tidak terasa Lina juga meneteskan airmataya, “Ibu juga sayang kamu, nak,” balasnya, “Terima kasih juga sama nak Albi sana. Sebenarnya ini tidak sesuai dengan nak Albi rencanakan,” terangnya.

“Maksudnya, bu?” balas Lana bingung.

Lina mengambil napas, seraya menatap Bagas yang sedang mematung menatap Lana sejenak, “Sebenarnya nak Albi maunya merayakan ulang tahun Jingga di panti asuhan, tempat anak-anak ini,” ujarnya seraya menunjuk anak-anak panti yang sedang tersenyum ceria, menghadirkan senyum untuk Lana juga.

“Tapi sayangnya anak ibu yang susah ditaklukan ini, malah kabur dan meninggalkan Albi. Padahal ibu dan anak-anak panti sudah menunggu dan sudah mendekor di panti asuhan. Tapi, ujuk-ujuk datang Albi dengan muka kusut. Dia meracau acaranya gagal, tapi pada akhirnya Albi punya ide untuk memindahkan semuanya ke rumah kita, karena Jingga pasti ke rumah. Walhasil, akhirnya semuanya berhasil dipindahkan ke rumah dan tepat waktu,” jelas Lina.

BIRU (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang