♡BONUS BIRU♡ BACA, YAAAA!!!!

979 46 5
                                    

Assalamualaykum, Rumy back.
Ini adalah cerita terakhir di cerita Biru ini, guys.
Jangan lupa vote dan komen, ya!
.
-Semesta, sekali lagi terima kasih berkali-kali.-

***

Biru, Suamiku.

Satu tahun sudah kita mengarungi biduk rumah tangga dengan semua hal yang setiap harinya luar biasa. Perjalanan yang indah ini pada akhirnya memang benar-benar kamu yang menjadi seorang teman. Satu-satunya teman yang menemani hidup ini hingga akhir hayat nanti.

Sayang, terima kasih sudah memilihku menjadi akhir untukmu.

Saya menghargai mereka yang pernah hadir di hidupmu, di jalan kamu untuk bertemu dengan saya. Mungkin kamu sama sekali tidak pernah berpikir akan bertemu wanita seperti saya, ‘kan? Semesta amat baik dan mempertemukan kita dengan jalan yang tak pernah terduga. Konspirasi semesta ini memang suka bercanda, ya, tetapi akhir yang saya terima ini luar biasa indahnya.

Terima kasih untuk semua cinta yang sudah kamu beri, Sayang.

Pada bagian terbaik hidup yang saya punya, keputusan kemarin adalah hal terlugas yang saya buat; saya memilihmu.

Sayangku, selamat ulang tahun pernikahan yang pertama, ya.

Sebentuk cinta untuk kamu, saya berikan.
Jingga, istrimu.

“Istriku sedang menuliskan apa?” tanya Bagas yang sedari tadi memperhatikan Lana menorehkan kata pada lembar-lembar kertasnya.

“Seperti biasa.”

“Sudah bisa aku baca atau belum?”

“Saya akan memberikan sama kamu kalau kamu saya perbolehkan untuk membaca,” sahut Lana. Terdengar dengusan napas Bagas.

“Harusnya ‘kan semua tulisan kamu boleh aku baca, Sayang,” pujuk Bagas yang berjalan mendekati Lana.

“Berhenti di situ. Saya tidak mau dekat-dekat dengan kamu.”

“Loh? Aku cuma mau lihat tulisan kamu kok.”

“Jangan ganggu dunia saya pada bagian ini!” seru Lana.

“Tap-....”

“Kamu tidur di luar!”

“Sayang?” Bagas memelas.

“Satu.”

“Kok kam-....”

“Dua.”

“Tap-....”

“Ti-....”

“Iya! Aku tidur di luar!” Bagas mengambil bantal di ranjang mereka.

“Jangan pakai bantal itu, pakai bantal sofa saja.”

“Sayang, kok jahat?”

“Ikuti saja kenapa?”

“Iyaaaaaa!”

“Jangan teriak, Biru! Nanti saya tuli!”

Bagas berlari sebelum amukan Lana menyasar ke dirinya. Tumben sekali istrinya mengamuk tidak jelas seperti itu.

“Mungkin sedang ada tamu.” Bagas tertawa. Memang ternyata wanita kalau sedang kedatangan tamu itu suka marah-marah tidak jelas, ya?

“Padahal aku ingin peluk, huh,” keluh Bagas. “Oke para nyamuk, mari kita terlelap bersama.”

Bagas merebahkan dirinya di sofa ruang tamu yang berwarna biru. Hampir semua isi rumahnya berwarna biru, karena ternyata seorang Jingga begitu menggilai warna biru. Kenapa Bagas baru menyadarinya sekarang?

***

BRAK!

Bagas membelalakkan matanya saat mendengar suara barang yang jatuh bersahutan. Pening langsung mendera kepalanya karena bangun dengan terkejut. Ia segera berlari ke sumber suara kegaduhan, yaitu kamarnya sendiri. Betapa lebih kagetnya ia saat melihat istrinya tengah duduk di lantai kamar dengan barang-barang yang ada di meja samping ranjang tidurnya berhamburan.

Bagas menggencarkan kakinya untuk menghampiri sang istri untuk mengetahui keadaan istrinya. Ia dapati Lana sedang meringis menahan sakit. Muka Bagas langsung ikut memucat saat melihat muka pucat Lana.

“Sayang, kenapa?”

“Dicium sama Superman!” sahut Lana asal.

“Hah?”

“Biru, kamu itu buta atau bagaimana, sih? Sudah dengar suara barang jatuh, sudah lihat saya terduduk dan meringis di lantai, sudah lihat pula barang-barang yang berhamburan. Masih saja tanya kenapa?” tanya Lana kesal.

“Terus aku harus apa?”

“Memejami mata, terus mengkhayal kalau kamu sudah di langit!"

Bagas melakukannya, benar-benar melakukan apa yang diperintahkan oleh sang istri. Hal tersebut justru membuat Lana semakin kesal padanya, Lana mendengus hebat. Ingin rasanya wanita itu mencekik suaminya saat ini juga.

Lana berusaha berdiri, tetapi tiba-tiba ia merasakan badannya hilang kerseimbangan. Lana lagi-lagi meringis. Tubuhnya kali ini sepertinya ingin dimanja, tidak sinkron dengan otaknya. Sementara suami yang dicintainya masih memejam. Aneh!

“BIRU!” teriak Lana. Barulah laki-laki itu membuka matanya. “Tubuh saya lemas sekali.”

“Kita ke rumah sakit?” Lana hanya mengangguk. Rasanya setelah berteriak tadi, ia sudah kehilangan semua tenaga untuk bersuara lagi.

Bagas dengan segera membopong istrinya untuk keluar dari rumah mereka, membawanya menuju mobil. Sebenarnya dalam hati laki-laki itu mencuat beribu khawatir yang tinggi, tetapi ia berusaha untuk tetap tenang dan tidak panik.

***

“Ibu Lana positif mengandung, Pak.”

“MASYAALLAH YANG BENER, DOK?” tanya Bagas yang lebih cocok untuk disebut berteriak. Dokter wanita yang ada di hadapannya hampir saja terperanjat.

Dokter Miftah tersenyum, mencoba menenangkan jantungnya. “Iya, Pak. Usia kandungan Ibu Lana sudah mencapai tiga minggu. Akan tetapi, kehamilan Ibu Lana termasuk kehamilan yang termasuk dalam kategori kandungan yang lemah. Maka dari itu, Bapak harus menjaga dan memperhatikan Ibu Lana dengan baik, Pak.”

“Saya selalu memperhatikan dia, dok.”

“Pantas saja saya belum datang bulan, padahal sudah dua minggu lewat. Ternyata ada kamu,” ujar Lana pada perutnya yang masih rata.

“Berarti ada bayi di dalam perut saya, dok?”

“Belum bayi, Bu, tetapi masih dalam bentuk embrio dan plasenta yang terbentuk.” Dokter Miftah tersenyum.

“Setelah itu akan jadi bayi?”

“Saat masuk minggu ke empat akan terbentuk jantung dan mulai berfungsi, juga pembuluh darah dalam embrio sudah memiliki aliran darahnya sendiri.”

“Jadi, kapan ada bayinya, dok?”

“Nanti, setelah lewat trimester pertama, Bu. Akan ada gerakan-gerakan kecil dari janin yang Ibu kandung.”

“Masih lama di perut saya ada bayinya?” Dokter Miftah tersenyum tanpa menjawab apa-apa. Ia mengerti kalau ini adalah euforia yang dialami Lana yang baru saja mengetahui kalau dirinya tengah mengandung, berbadan dua.

“Oh iya, Pak, ini adalah vitamin yang harus diminum secara rutin oleh Ibu Lana. Bisa ditebus di apotek rumah sakit, Pak.”

“Baik, dok, ada lagi?”

“Tidak ada, Pak, cukup setiap bulan bawa Ibu Lana untuk kontrol kondisi dan perkembangan janinnya.”

“Baik, dok. Kalau begitu, kami permisi. Assalamualaykum.”

Waalaykumussalam.”

Bagas membopong Lana yang tengah senyum-senyum sendiri seraya mengelus perutnya. Ia masih tak menyangka bahwa sebentar lagi dia akan mempunyai bayi dan akan dipanggil ibu. Bagas hanya membalas dengan senyuman yang lebih tulus saat melihat mata Lana menatapnya teduh.

***

SINGKAT AJA, YAA DI BAB INI!
MAAF NIH, RUMY CAPSLOCK WKWK.
KITA BERAKHIR DI SINI GUYS!
NGGAK KOK, NGGAK.

SOON: SQUEL BIRU!

JUDULNYA BAKAL RUMY KASIH TAHU, SEKARAAANGGGG

SATU...

DUAAA...

TIII..... GAAAAA!!!

SERAYU SORAYA

JUDULNYA SERAYU SORAYA, CERITANYA ITU TENTANG TEEETTTTTR*BACA BIAR TAHU!

HEHE, MUNGKIN BAKAL ADA 1 PART LAGI DI CERITA INI YANG BAKAL NGEBAHAS SERAYU SORAYA.

JANGAN LUPA FOLLOW IG RUMY, YAAA!!

1. @rumytashandrah
2. @kepadasemesta_

AKUN WATTPADNYA JANGAN LUPA DI FOLLOW JUGA!

SALAM SAYANG,
RUMYTA SHANDRAH.
EMAKNYA BIRU-JINGGA.

SEE YOU WHEN I SEE YOU!

FULL OF LOVE

♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡

BIRU (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang