~3~

20.8K 1.9K 53
                                    

Entah kebetulan atau memang kesialan. Aku bertemu orang yang selalu kuhindari, dia sekarang tengah menyirami bunga ibu. Aku berpura pura tak melihatnya, aku terus berjalan melewatinya tanpa ada niatan menyapanya.

Jaket lambang gengnya sedikit terlihat ketika zelo menyampirkan dibahunya.

Dan saat itu juga dean berpikir.
Apakah adiknya bagian dari geng besar dikotanya itu?
Atau hanya jaket yang mirip saja.

"nggak liat ada orang disini"sapa dean membuat langkah zelo berhenti didaun pintu

"Sory, tapi sebisa mungkin lo jangan ngomong sama gua"ketusku

"Gua tau lo kecewa sama gua. Sama ayah dan ibu yang selalu merhatiin gua setiap saat. Tapi jujur gua nggak pengen itu semua"ujar dean

"Pamer nih ceritanya? Tenang aja sih, gua juga nggak bakalan iri sama lo."ucapku lalu melangkah pergi dari hadapan dean yang masih menatapku sendu

"Maaf. Gua bukan kakak yang bisa diandelin, gua nggak bisa ngelakuin apa apa buat lo, zel."sendu dean menundukkan kepalanya

Zelo mendengarnya.
Mendengar apa yang baru saja dilontarkan oleh kakaknya. Tentu saja zelo senang, ternyata masih ada keluarga yang sayang padanya.

"Ngapain disitu?"sinis pria paruh baya dengan membawa secangkir kopi panas

"Tidak opa, zelo nggak ngapa ngapain"gugupku

"Udah jadi berandalan, telinga pake ditindik, rambut pirang, segala dipakein bando"ucap opa tajam

"Bukan begitu opa, ini ikat kepala"tunjukku, sembari melepas benda melingkar didahiku

"Saya tidak peduli"cuek opa dan melengos pergi

Zelo hanya menghela napas, mendengar ucapan dingin dari kakeknya.

Sampai kapan opa-batinku sendu

Zelo seharian ini mendekam dikamarnya. Mendengar dan melihat celotehan saudaranya dilantai bawah.
Beberapa menit yang lalu oma nya memanggil dean untuk ikut bergabung, merayakan resminya anak perusahaan ayah.

Kenapa zelo tak pernah diajak?

Kenapa zelo selalu dilupakan?

Ketukan pintu dikamarnya terdengar tak sabaran,
Apa lagi ini-pikirnya

"Kenapa mbok?"tanyaku kepada pembantu dirumahku.

"Itu den, aden dipanggil tuan besar diruangan kerjanya"jawab mbok ijah

"Oke"

Tak membuang waktunya zelo langsung datang keruangan kerja ayahnya. Ia ketuk pintu kayu jati itu pelan, dan menyembulkan kepalanya kedalam ruangan.

Zelo melihat tidak hanya ayahnya tapi juga opa dan oma nya berada didalam.

"Ayah?"panggilku pelan

"Masuk"

"Kamu tau, besok ada olimpiade antar sekolah bukan?"tanya oma

Zelo manganggukan kepalanya

"Dean berpartisipasi dalam lomba itu"ujar oma lagi

Aku juga ikut-batinnya

"Sudah ma, saya manggil anak itu bukan untuk ini"sela alex

"Biar dia tau cucuku selalu membanggakan keluarga ini, biar dia juga tau hidupnya dikeluarga ini hanyalah aib"sinis oma menatap ku tajam dan itu menghunus telak di ulu hatiku

"Saya denger kamu juga berpartisipasi pada olimpiade itu?"alex bertanya namun tatapannya memandangku jijik

Apa aku semenjijikan itu, hingga ayah tak mau memandangku lebih lama-pikir zelo miris

"I__

Belum sempat zelo menjawab pertanyaan ayahnya lagi lagi dipotong oleh oma.

"Mana mungkin anak bodoh sepertinya bisa mengikutinya"sinis oma lagi

"Diamlah, bu. Biarkan alex bicara"ujar opa tanpa memandangku sedikitpun

Bisa kudengar oma menghembuskan nafasnya kasar

"Tidak. Besok aku ada urusan dengan jeno"cicitku

"Apa kamu tak bisa belajar dari dean. Pantas saja nilai rapotmu selalu dibawah rata rata"sarkas alex

"Maaf. Ayah tak pernah melihat rapotku, ayah tak pernah mengambilnya untukku. Jadi jangan menyimpulkan semuanya sendiri"ujarku menatap ayah yang terkejut dan aku yang tak bisa mengartikan tatapan dari opa.

"Beraninya kamu membentak anakku. Anak sial"oma emosi

Dan menyeretku kearah gudang lalu mengunciku didalam. Bahkan aku tidak membentak ayah.

Bahkan aku tak tau letak kesalahanku dimana,

*
*

Deringan telpon mengganggu acara melamunnya zelo. Dengan malas zelo meraih ponsel yang berada tak jauh ia duduk, lalu menggeser ikon hijau. Kemudian menempelkan ditelinganya tanpa melihat nama yang tertera. zelo tau siapa yang menelponnya malam malam begini

"Samlekom mamank!!!"

Zelo mengernyit pekikan cempreng hingga membuat telinganya berdengung.

"Salam yang bener babyk"

"Assalamualaikum penghuni jannah"

"Ada apa?"

"Besok ada tugas didaerah tempat olimpiade lo berlangsung nih, lo ikut apa kagak?"

"Devin, lo nggak bercanda kan. Gua besok harus olimpiade. kalo gua bolos lagi bisa dicekik sampe mati sama pak galang"

"Terus yang gantiin lo siapa? Gua ada urusan didaerah tanah abang. Semuanya juga sibuk"

"Coba lo ajak leon anak itu biasanya kan nganggur"

"Lo gila, kalo gua mati ditangannya gimana? Duh, kok leon bisa gabung sama kita sih"

"Bilang aja gua yang nyuruh dia. Pasti dia mau kok, udah lah gua tutup..bye"

Zelo terkekeh geli mendengar rengekan devin yang menolak menemui leon. meski leon anggota juga di trickZ tapi leon terkenal dengan wajah datar dan tukang tidur.

Entah kenapa devin sangat takut jika berhadapan dengan leon.

Pasti terjadi sesuatu dengan mereka berdua?

Mengingat interaksi mereka berdua membuat zelo tertawa sendiri digudang belakang.

Lalu zelo membuka galeri ponselnya, disana hanya berisi foto keluarga besar Hong tanpa dirinya.
Meski zelo menggunakan marga hong dari pihak ayahnya, tapi kehadirannya transparan. Kerabat bahkan rekan kerja ayahnya tak ada yang tau jika zelo juga bagian dari keluarga Hong.

Jika mereka ditanya siapa zelo, mereka akan menjawab anak angkat.

Keterlaluan bukan?


Sakit sekali-gumam zelo

Sampai ketemu lagi~~

ZELO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang