~8~

15.7K 1.5K 28
                                    

"Harusnya kamu sadar dimana posisimu"ujarnya

"Mama, maaf. Tapi, aku pingin mama perhatian sama aku"cicitnya

"Jangan panggil saya mama!!. Saya bukan mama kamu!! Sudah saya ingatkan berkali kali jangan masuk kamar anak saya. Kenapa kamu langgar itu"geramnya mengepalkan telapak tangannya

"Aku cuma mau ngambil buku yang dipinjam kak dean"

Resa berteriak lantang hingga semua penghuni rumah terbangun. Alex yang melihatnya hanya acuh dan kembali kekamarnya, dia sudah tak peduli lagi urusan antara ibu dan anak itu.

"Baru aja cucuku kembali kerumah ini, setidaknya jaga sikapmu. Kamu pikir siapa kamu?!"ucapannya tidak terdengar membentak tapi sangat membekas dihati zelo

Ucapan pedas dari ibu dan oma nya selalu terngiang setiap kali zelo ingin memejamkan mata, hingga zelo mampu memejamkannya pada jam 02 dini hari.

Zelo terbangun karena sakit dikepalanya mendera seperti ditimpuk oleh barang yang berat. Padahal baru sebentar ia tertidur tapi ada saja hambatannya. Ia mengerang kesakitan sampai menjambak rambutnya hingga rontok beberapa helai, kemudian dia mengambil obat obatan yang telah ia siapkan jika sewaktu waktu ia butuh.

Ia tenggak obat itu dengan bantuan air dinakas, rasa pahit menjalar sampai tenggorokan. Ia usap pelupuk matanya yang sedikit mengeluarkan air bening. Zelo menengok jam dinding, 04:43.

"Uhhh, sakitnya nggak hilang"gumamnya merebahkan tubuhnya yang lemas dikasur



TOK TOK

Ketukan pintu menggema dikamarnya yang minimalis. Zelo terbangun dengan luar biasa sakit disekujur tubuhnya, pusing masih mendera. Ia putuskan beranjak dan menjawab panggilan dari luar pintu kamarnya lirih

"Zelo udah bangun, mbok"lirihnya

"Oke den, setelah itu aden disuruh ke bawah sama nyonya"ucap mbok.

Gumaman zelo hampir saja tak terdengar. Dia masih menetralkan pusing dikepalanya. Kemudian dia beranjak dan menyambar handuk.
Zelo keluar dari kamar mandi dengan rambut sedikit basah jangan lupakan otot nya yang menonjol beserta uratnya yang terlihat. Tapi, itu semua tidak membuat zelo bangga, dia masihlah berjuang untuk mendapatkan kasih sayang sang ibunda.

Zelo kaluar dari kamar dan berjalan menuju ruang makan, disana telah terisi orangtuanya dan dean serta oma dan opa nya. Berbagai makanan tersaji dengan rapi dan pasti nikmat. Zelo mendekat dan duduk diseberang sang opa, sedikit jauh dari dean duduk.

Ketika zelo hendak mengambil makanan dia merasa sedang ditatap oleh seseorang, zelo menoleh dan benar saja oma nya tengah menatap tajam kearahnya,

"Mampus, kok gua bisa lupa!"rutuknya dalam hati

Zelo berdiri dan mendekati dapur dimana ART dirumah itu berada, tak lupa dari pandangan dean. Dean hendak menyuruh zelo duduk kembali, tapi urung ketika melihat ibu tersayangnya menggelengkan kepala tanda menolak.

"Maaf"cicitnya

"Mbok, zelo berangkat deh. Udah kenyang"pamit zelo menyampirkan jaketnya dibahu

"Jangan pulang, besok atau lusa saja. Kolega ayah dean akan berkunjung disini" ucap Resa

Jangan tanya gimana perasaan zelo, dia senang amat senang. Menurutnya perhatian secuil atau bukan zelo bahagia karena diberikan perhatian meski bukan cara yang baik. Zelo mengangguk dengan senyuman yang lebar,

"Aden zelo kuat. Sangat kuat" sendu si mbok menatap punggung kokoh nan rapuh zelo menjauh dari dapur,

Sepeninggal zelo, dean angkat bicara yang memang telah dipendam sejak dulu.

"Mama, oma.. kenapa sih sikap kalian beda sama zelo?" Tanya dean

"Kalau kamu tau, kamu bakalan malu dan pasti benci sama anak itu" oma angkat bicara lembut

"Makanya kasih tau!"

"Dean, berangkatlah. Tidak usah memikirkan hal hal tak penting, cukup urus dirimu jangan orang lain" peringat Resa menyudahi obrolan

"MAMA!!"pekik dean

Axel selaku ayah dari alex dan kakek dari dean hanya bisa diam, tak tau harus melakukan apa. Jujur, itu semua memuakkan baginya. Kemudian axel berdiri dan berjalan keluar rumah. Disusul oleh alex sang kepala keluarga menuju ruang kerjanya, tersisa oma dan resa.

"Dean, cobalah mengerti posisi mama" lalu resa meninggalkan dean yang masih mengatur nafasnya yang tiba tiba sesak

"Dean, percaya ucapan oma dan mama ya. Zelo itu bukan seperti yang kamu bayangkan" ucap oma

"Tapi apa? Aku tak bisa melihat adikku sakit terus menerus" sendu dean

***


"Lo waras? Kesekolah kok pakai sendal rumahan?" Kekeh jeno

Bahkan semua orang memandangnya heran. Zelo menunduk melihat alas kakinya, dan,  shit itu memang benar. Zelo menendang sendal itu menjauh, lalu memukul teman temannya yang menertkawakan dirinya.

"Hei, santuy bossque!!" Ujar leon

"Pfft, lo udah pikun ya?"canda yogi

Zelo mendengus dan pergi.
Sedetik kemudian dia kembali dan berhadapan dari teman temannya membuat mereka bingung, kalimat yang zelo ucapkan membuat mereka menegang seketika.

"Koperasi dimana?"ucap zelo santai tak melihat mimik wajah dari para temannya itu

"Disana"tunjuk devin yang masih belum paham situasi. Zelo mundur dan pergi menuju koperasi.

"Zelo..."lirih jeno

"Apa kita nggak ngomong sama anak lain, sifat pelupa zelo udah akut kayanya"ujar yogi menatap satu persatu temannya

Leon yang menyadari berpuluh puluh mata melihat mereka, dia berujar lantang membuat semua yang memandang mereka takut dan langsung mengalihkan pandangan mereka kearah lain.

"LIAT APA KALIAN! BUBAR BANGSAT!!" teriak leon

"Jangan ber opini, kita belum tau bener apa enggaknya"ucap niall menasehati

Setelah itu mereka pergi menyusul zelo dan menemaninya di rooftop sekolah, lagian zelo pasti lelah fisik dan batin. Selepas olimpiade, harus ngumpul bareng geng trickZ belum lagi tekanan dari keluarganya. Jeno paham akan hal itu...



Aku ngetik apa seh -,

Sampai jumpa lagi~~

ZELO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang