~14~

15K 1.5K 25
                                    

Brrrm

Brrrrmm

Suara mesin beradu, saling meneriaki nama satu sama lain. Dibumbui dengan nama hewan ditengahnya, sesosok pemuda dengan kain melilit di dahi hanya memandang jengah semua temannya berceloteh riang ditengah jalan, bahkan mengabaikan pekikan pengguna jalan karena merasa terganggu.

"Yo!! Hong bangsat zelo!!"pekik seorang pria dengan mobil lamborghini nya

"Goblog!! Siapa yang lo panggil bangsat! Dasar bastard!"ujar pemuda lain membela zelo, namun tak diindahkan olehnya malahan dia mengacungkan jari tengahnya keatas.

"Anak anak ini!!"geramku lesu. Ini sudah malam dan zelo terjebak pada pertemuan geng motor dan mobil se kota ini.

Antara geng trickZ dan geng Carfast.

"Hwang anjing Jeki!!"gumamku membalas teriakan pemuda yang masih asik berteriak dengan kata kata bar barnya.

Bahkan dia lantang meneriaki semua orang yang datang dipertemuan ini dan mengacungkan jari tengahnya. Zelo melihat mereka malas, pengen pulang tapi nggak mudah lepas kalau udah ketemu anak carfast.

"Pulang aja. Biar gua dan yang lain disini. Jeki nggak bakalan sadar kok kalo lo cabut. Lagian liat dia, nggak jelas banget"tunjuk kiki pada jeki yang masih mengacungkan jarinya dan memamerkan sesuatu dalam tasnya. Bahkan anggotanya sendiri dia pukul karena menyenggol mobilnya.

"Betul, kalo masalah alasan serahkan pada yogi"ujar devin, sedangkan yogi mencibir.

"Oke. Gua cabut duluan, kalo ada masalah langsung telpon gua"ujarku menaiki motor besar dan melaju menjauh dari jalanan itu.

"Loh, zelo pergi? Kenapa nggak pamit sama kita. Kalo jeki tau habis dia"kekeh naren anggota carfast yang paling dekat dengan jeki. Bisa dibilang mereka sepupuan

"Iya, dia ada urusan yang belum selesai. Zelo langsung kesini denger jeki dan semuanya kumpul disini"alibi yogi, padahal mah aslinya zelo diseret paksa untuk datang.

"Tuhkan, zelo sebenernya tuh kangen sama gua. Hah, senengnya"ujar jeki yang tiba tiba disamping naren otomatis yogi terperanjak kaget karena kedatangan ketua geng mobil itu.

"Sialan, untung sepupu"desis naren pelan.

"Ge er banget jadi orang, nggak tau aja kalo itu cuma alesan biar dia bisa kabur dari sini"gumam yogi mengusap dadanya pelan dan menjauh dari saudara sepupu itu.

Jam menunjukan hampir tengah malam, dan zelo masih betah berada di bawah pohon dandellion. Dia mendongak menatap bintang yang tak hentinya memancarkan cahayanya. Dia ulurkan tangan keatas, seakan dia akan menyentuh bintang itu. Hembusan angin menerpa anak rambutnya, butir butir bunga dandellion terbang sesuai angin berhembus. Dan itu indah.

Zelo merebahkan tubuhnya pada rumput lebat dibawah pohon, dia memejamkan mata sebentar. Namun memori tentang ibunya terngiang membuatnya cepat membuka netranya. Tak ingin berlama lama pada sesuatu yang membuatnya sakit, meski masih ada secuil harapan untuk sang bunda.

"Mama"lirihnya

Zelo bahkan masih menggumamkan kata kata itu, meskipun yang digumamkan tak pernah menoleh padanya. Zelo mengusap kasar airmatanya yang lancang turun begitu saja dipipi, zelo tak pernah menyalahkan siapapun atas takdir dan nasibnya.

Zelo pernah berpikir mungkin dia ada untuk menebus kesalahan ayahnya, karena itu ibu nya sangat membencinya.

Sewaktu kecil zelo menerima semua perlakuan kasar dari ibu dan oma nya, karena kemiripannya pada ayah biologisnya. Dan apa itu salahnya?

"Kak dean, main yuk!"pekik seorang anak kecil dengan membawa bola bekas

"Nggak usah, kamu main sendiri aja"ujar seorang wanita paruh baya sembari menggendong dean menjauh

"Mama"lirihnya menatap wanita yang duduk diseberangnya

"Jangan natap saya dengan mata itu. Saya benci!!"sinisnya kemudian ikut pergi meninggalkan si kecil zelo sendiri

"Gara gara mata ini, mama nggak mau natap aku lagi"sendunya menutupi mata bulat berwarna hitam nya dengan telapak tangan

Rasa sakit nya kian bertambah dan belum lagi ditambah dia perlahan akan melupakan semua nya. Lalu, dimana lagi zelo harus berlindung? Tak mungkin bukan dengan ibunya atau ayahnya?

Setelah puas menatap langit, zelo beranjak pulang. Selama diperjalanan dia memutar otaknya, semakin hari memorinya makin hilang.

Setelah sampai zelo menuntun motornya sampai garasi, dia mengendap supaya tidak mengganggu ketenangan orang rumah. Belum sampai dia ditangga, zelo dikejutkan oleh tarikan keras oleh resa, seorang wanita yang selama ini dipanggilnya mama.

"Anak kurang ajar!!"ujarnya.

Zelo menaikkan alisnya sebelah tanda tak mengerti. 'salah apa lagi?'-pikirnya tak habis pikir

Tangan resa mengayun keatas, zelo memejamkan matanya. Rasa panas dan perih menjalar sampai kepalanya, zelo gemetar. Sedangkan resa mengatur nafasnya.

"Anak sial, kenapa nggak pergi aja dari rumah ini. Gara gara kamu dean yang selalu celaka!"

Zelo masih terdiam.

"Dean celaka gara gara geng bodohmu!!"ujarnya

"Mama? Aku nggak nyelakain kak dean. Dan soal geng, mereka orang baik. Kenapa jadi nyalahin geng zelo"ucap zelo menatap tepat pada retina sang bunda

Resa memalingkan kepalanya kesamping, tak sanggup jika harus menatap mata yang pernah menodainya dulu. Dia menggeram marah dan tanpa aba aba menyeret zelo keluar rumah dan mendorongnya hingga terjatuh,

Zelo meringis.
Bahkan ayahnya hanya memandangnya datar begitupun opa. Zelo menunduk, 'apa dia diusir?'-pikir zelo

"Tidur diluar!"

Resa memasuki rumah dengan membanting pintu.

Awan seketika berubah gelap dan rintik hujan turun semakin deras, zelo tak memiliki niat hanya untuk berteduh. Yang dia pikirkan hanyalah kemarahan ibunya, apa yang membuat kakaknya sakit? Dan kenapa dia yang disalahkan?

"Brengsek!!"desisnya

Lalu, sebuah payung dan jaket menutupinya dari derasnya hujan. Zelo mendongak untuk tau siapa orang yang memberikan payung dan jaket kulit ini. Betapa kagetnya zelo melihat seorang pria seumuran dean tersenyum ramah sesekali merapatkan jaket yang dikenakan oleh zelo.

Orang itu berbisik lirih
"Sebentar lagi, bersabarlah tuan muda"bisiknya tepat ditelinga zelo.
Dan pergi begitu saja. Meninggalkan sejuta pertanyaan dibenaknya,

"Apa maksudnya??"-batin zelo masih memandang punggung tegap nan tinggi itu menjauh dari pekarangan rumahnya.




Sampai jumpa lagi~~

ZELO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang