{42}❤

65 13 2
                                    

Sedih aku tu makin kesini makin sepi aja :(,padahal nulis itu juga butuh mood,Mianhae kalau emang critanya ngebosenin karena dulu aku emang buatnya iseng,nggk terencana terus nggk sempat mikir alurnya bakal kayak gimana,jadi maaf kalau bosenin.

Aku usahain banget 2 part lagi selesai dan mau fokus sama work yang Yeonjun + work yang baru mau aku publis.So,mampir aja kuy siapa tau cocok.

Yaudah langsung kembali ke cerita aja ye...😁

Happy Reading ❤

"Kau kenapa mengajakku kesini?" Hyun Jae melepas cengkraman Haruto.

Haruto berhasil menculik paksa dirinya saat sedang asyik berbincang dengan teman temannya yang lain.Dan sekarang pria itu membawanya pergi ke tepi danau,untuk apa?

Haruto menatapnya penuh arti,akan tetapi Hyun jae masih belum memahami apa maksudnya."Aku hanya ingin menanyakan sesuatu padamu,sekali ini lagi..."

"Maksudnya?" hyun jae mengernyitkan dahinya sebagai isyarat dia masih tak mengerti.

"Hyun Jae ya,apa selama ini kau tak ada perasaan apapun padaku?ahhh...biar ku perjelas maksudnya tak sedikitkah kau mencintaiku?" Haruto benar benar mengatakan semua dengan ekspresi tenangnya.

Hyun jae sempat tertegun mendengar pertanyaan Haruto itu,tapi ia rasa sudah saatnya untuk mengungkapkan semuanya,ia tak mau menanggung rasa bersalah jika terus terusan menggangtung haruto dengan perasaannya itu.Haruto berhak mendapatkan kebahagiannya dan dia rasa bukan dirinya lah yang bisa menuangkan kebahagiaan itu pada haruto.

Hyun jae berjalan semakin mendekati tepi danau yang sore ini airnya terlihat begitu tenang.Sementara haruto membuntuti dari belakang.

Kini mereka berdua sedang terduduk sembari mengayunkan kakinya dijembatan sederhana yang tersusun dari balok balok kayu. Hyun Jae menatap haruto sejenak,ia sedang mencoba memantapkan hatinya untuk mengatakan semua.

"Jujur...dulu aku memang sempat mengagumimu,bahkan hanya berteman dengan dirimu saja aku tak pernah menyangka,karena aku cukup tahu diri saja siapa aku dan dirimu...kita berbeda, dirimu itu bagai selembar kertas putih yang diperebutkan sedangkan aku hanyalah kertas usang yang meliriknya saja mungkin tak ada yang mau..." Hyun jae mengucapkannya sangat dalam sementara haruto mendengarkannya dengan seksama,seketika hatinya terenyuh.

"Tetapi saat aku benar benar sudah mendapatkan hatimu aku malah hanya membuatmu kecewa, sungguh aku minta maaf, karena aku merasa bukanlah diriku yang sebenarnya untukmu..." Dengan berkaca kaca Hyun jae memandang kearah haruto.

"Kenapa?Apa boleh ku tahu alasannya?" pinta haruto.

"Entahlah,bahkan aku sendiri juga tak tahu alasannya,kau pasti ingatkan saat kita mencoba menjalin hubungan bersama?"

Haruto mengangguk paham dengan apa yang dimaksud Hyun Jae.

"Kita selalu bertengkar dan saling tak mempercayai satu sama lain,bahkan jujur........." Hyun Jae menghentikan ucapannya sejenak,ia mulai menghelai nafas.

"Jujur apa?..." haruto begitu penasaran.

"Kalau aku...emmm....jujur....aku....ak-ku.. tak pernah merasakan getaran apapun saat dekat dengan dirimu termasuk saat kau memelukku seperti tadi,karena itu pula aku semakin merasa kau bukan untukku haruto....begitupun sebaliknya,Mianhae..." Hyun jae menyadari air mengalir dari sudut matanya dan ia bergegas mengusap saat pipinya mulai basah.

"Arasseo...aku bisa mengerti semuanya Hyun Jae ya,kau tak perlu meminta maaf, Cinta menang tak bisa dipaksakan karena......." Haruto menatap Hyun Jae sejenak,sangat jelas jika gadis itu sedang mencoba menahan air matanya.

"Karena...cinta datang bukan karena keterpaksaan atau bahkan belas kasihan.aku tahu kau tak mencintaiku dan aku tak akan memaksamu untuk melakukannya,Kau juga berhak untuk bahagia..."

"Dan orang beruntung yang berhasil mendapatkan hatimu itu adalah Soobin..."

Jiwa Hyun jae seketika terasa berguncang saat Haruto mengeluarkan kata kata yang  selama ini ditakutinya itu keluar dari mulutnya sendiri.

Hyun Jae menatap Haruto lirih dengan matanya yang mulai sembab karena menangis.

"Sudahlah, jangan terus membohingi dirimu sendiri Hyun jae ya, bahkan aku sudah mengetahuu itu sejak lama,begitupun dengan soobin..."

"Selama ini aku hanya takut jika dia  cuma ingin mempermainkanmu saja,namun semakin kesini aku mulai sadar,aku bisa melihat semburat ketulusan dari kedua bola mata soobin..."

"ahhh...aku jadi merasa bersalah karena selama ini hanya menjadi penghalang diantara kalian..." tanpa disadari setetes air mata lolos dari pertahanan haruto.

"Haruto mianhae...Hiks...hiks...maafkan aku jika selama ini membuatmu kecewa hiks...hiks...tapi aku benar benar tak bisa melawan perasaanku ini,mianhae...hiks...hiks... " Hyun jae memeluk haruto dan terisak sejadi jadinya.

"Gwaenchana,sudah saatnya kamu bahagia Hyun Jae ya..." Tak lupa ia mengelus puncak kepala hyun jae untuk memberi sedikit ketenangan.

"Sudahlah jangan menangis,yang terpenting kita  akan selalu bersahabat, dengan begitu kita masih bisa saling memiliki" Haruto mengusap air mata Hyunjae dengan senyum tegarnya.

Jika kalian tahu yang dirasakan haruto sebenarnya,hatinya benar benar hancur meski terlihat baik baik saja dari luar.

"Aku akan selalu melindungimu,tenanglah..."Haruto bangkit berdiri,Hyun jae pun demikian.

" Gomawo..." Senyum simpul terlukis dibibir hyun jae dan itu sangatlah terlihat manis.

Haruto pun membalasnya. "semoga kau bahagia " ucapan yang terlontar dari mulutnya sendiri justru terasa sangat menyayat dalam hatinya.

Ia pun segera bergegas pergi dari tempat itu, semuanya telah usai,petualangan cintanya pada hyun jae telah berakhir dan ini saatnya ia mulai menemukan cinta yang baru,cinta yang benar benar tulus datang padanya.Dan
untuk sementara waktu Haruto ber rencana akan pulang ke Jepang cukup lama untuk menenangkan pikirannya.

"Haruto..." panggil Hyun Jae sedikit berteriak.Sang empu nama pun menoleh ke sumber suara.

"Semoga kau segera menyadari jika ada orang yang tulus mencintaimu..." teriak Hyun Jae terdengar menggema di udara karena posisi mereka sekarang adalah dialam bebas.

Haruto mendengar jelas,dan menaikkan salah satu alisnya "Hah...? Siapa?" tanyanya dalam hati,dan untuk membalas ucapan hyun jae ia mengangguk sembari tersenyum hambar karena ia masih belum mengerti.

Setelah Haruto sudah benar benar pergi dari pandangan matanya, Hyun jae bergegas melirik waktu yang tertera dilayar diponselnya.Matahari semakin condong ke barat dan warnanya mulai menjingga.

"Ahhh...soobin,aku harus segera ketaman..." Hyun Jae bergegas menuju ke taman kota saat mengingat janji yang dibuatnya pada pemuda bermarga choi tersebut.

Dengan tergesa gesa ia segera menuju halte dan menunggu Bus yang akan melintas kearah kota. Ia tak lagi memperdulikan penampilannya saat ini,wajahnya terlihat begitu polos dengan mata sembabnya.

Hyun jae tak peduli apakah dirinya akan terlihat cantik atau tidak dihadapan soobin nantinya,yang ia pikirkan saat ini hanyalah menepati janjinya,memenuhi apa yang harus ia pertanggung jawabkan.

Setengah jam berlalu,Akhirnya Hyun Jae sampai ketempat tujuan, beberapa kali ia mencoba menghubungi Soobin tetapi tak mendapat jawaban.Kemana sebenarnya pemuda itu?

Perlahan senja datang belum lagi langit yang mulai menggelap karena tertutup mendung.Hyun jae masih menunggu Soobin disini,hingga suara guntur dan kerlipan kilat pun tak lagi diperhatikannya.

Tubuhnya mulai kedinginan.Dengan semampunya ia mengeratkan tubuhnya agar mendapat sedikit kehangatan.

Akankah Soobin  datang menemuinya? Lalu bagaimana dengan kepastian  perasaan mereka berdua?

Nantikan Ending kisahnya ;)

Jangan lupa tetap berikan vote

See you ❤❤❤||itsnopaya 🐼

"Why•왜 ?"💝[COMPLETE] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang