05. Jujur

7.5K 691 4
                                    

Hari ini hari terakhir ujian nasional dilaksanakan. Jaehyun berencana mengajak Reina ke rumahnya, kebetulan kedua orang tuanya sedang ada di Indonesia.

"Jae, mampir sebentar ke toko kue di depan. Aku ga enak kalau ga bawa buah tangan," ujar Reina, Jaehyun menoleh sambil tersenyum.

Di toko kue, Reina memilih-milih kue yang dirasa cocok untuk ia berikan ke orang tua Jaehyun.

"Banyak banget?" tanya Jaehyun, menatap nampan penuh kue di tangan Reina.

"Aku gatau apa yang mama papa kamu suka, jadi aku ambil aja semua, hehe.."

Jaehyun mengacak rambut Reina gemas.
"Yaudah sini biar aku yang bawa,"

.

Ini pertama kalinya Reina masuk ke rumah Jaehyun. Seharusnya ini menjadi yang kedua kali baginya, namun yang pertama tak berjalan baik.

Ah sudahlah... Ia tak mau mengingat-ingat lagi. Sekarang ia harus fokus terhadap kuliah dan bayi di kandungannya.

"Wah... Siapa ini?"
Seorang perempuan muda terlihat menuruni tangga, diikuti pria yang juga masih terlihat muda dan mirip dengan Jaehyun. Mereka menghampiri Reina dan Jaehyun yang berdiri di ruang tengah.

Setelah Jaehyun yang bersalaman, giliran Reina yang mencium tangan orang tua Jaehyun secara bergantian.

"Halo om, tante. Saya Reina,"

"Ah.. Pacarnya Jaehyun?" respon mama Jaehyun sambil tersenyum jail.

"Hehe iya tante," jawab Reina sambil tersenyum canggung.

"Oh iya ini tante..." Reina mengulurkan paperbag berisi kue-kue yang telah dibelinya.

"—ada sedikit makanan, semoga tante dan om suka," tambahnya.

Mama Jaehyun membuka paperbag itu untuk mengintip isi di dalamnya.

"Waahh... Ini kue kesukaan tante. Yaudah ayo duduk dulu,"

.

Kedua orang tua Jaehyun rupanya sangat ramah. Obrolan mereka juga terasa menyenangkan. Mungkin karena umur mereka yang juga masih muda.

Bahkan saat Jaehyun izin untuk ke kamar mandi, obrolan Reina dengan mama papa Jaehyun tak sedikitpun terselimuti kecanggungan. Mereka seperti sudah kenal dalam waktu yang lama.

"Sekarang tante jadi tau kenapa Jaehyun gamau kuliah di Boston, pasti karena gamau pisah sama pacarnya yang cantik ini.."
Mama Jaehyun mencubit pelan pipi Reina.

Reina sedikit terkejut mendengar pengakuan dari mama Jaehyun. Jaehyun menolak sekolah di luar negeri?

"Tapi dia diterima di UGM lewat SNMPTN, dan jurusannya juga jurusan yang kami inginkan, hukum. Jadi om dan tante bisa menerima keputusannya, meski sedikit kecewa..." lanjut mama Jaehyun.

Reina diam. Ia tak tau harus merespon apa.

"Kalau Reina berencana sekolah di mana? Atau jangan-jangan sudah diterima SNMPTN juga?" sekarang ayah Jaehyun yang bertanya.

"Saya juga di UGM om, jurusan farmasi. Lewat SNMPTN sama seperti Jaehyun," jawab Reina malu-malu.

"Waahh... Pasti Reina ini pintar ya pa... Ga salah Jaehyun milih pacar..."

"Ngobrolin apa nih? Kelihatannya seru banget..." Jaehyun tiba-tiba datang dan menginterupsi. Ia kembali duduk ke tempat duduknya tadi.

"Kepo aja kamu.." tukas mama Jaehyun yang membuat Jaehyun pura-pura cemberut.

Jaehyun tiba-tiba menggenggam tangan Reina, membuat Reina menatapnya bingung.

"Ma.. Pa... Sebenernya Jaehyun ngajak Reina ke sini karena kami mau jujur...."

Reina sangat terkejut dengan tindakan Jaehyun. Kini ia yang menggenggam tangan Jaehyun erat, memberi tanda agar Jaehyun jangan mengakuinya sekarang. Ia belum siap.

"Eum.. Om, tante, saya mau ngobrol sama Jaehyun sebentar ya di luar."

Reina segera menarik lengan Jaehyun dan membawa Jaehyun keluar menjauh dari kedua orang tuanya. Namun mereka masih berada di pekarangan rumah Jaehyun.

"Jae... Jangan sekarang," mohon Reina, masih menggenggam erat lengan Jaehyun.

"Terus kapan lagi Rei? Kapan lagi kita bisa jujur?"

Reina terlihat memejamkan matanya frustasi. Ia juga bingung namun sekarang bukan waktu yang tepat, bicara jujur sama saja merusak kebahagiaan orang tua Jaehyun, meski cepat atau lambat itu tetap akan terjadi.

"Kita gabisa mengulur waktu lebih lama lagi Rei, engga bisa."

Reina mulai menangis.
"Jae... Kamu tau seberapa kecewa orang tua kamu saat kamu nolak buat kuliah di Boston?"

Jaehyun terkejut. Reina tau masalah itu?

"—Orang tua kamu naruh harapan besar ke kamu Jae, dan kamu udah cukup merusak impian mereka karena aku..."

"—Kamu anak tunggal Jae, bahagiain orang tua kamu selagi kamu punya kesempatan."

Jaehyun tersenyum kecut.
"Apa itu semua bikin aku bahagia Rei? Engga. Membahagiakan orang tuaku dengan mengesampingkan kamu bukan sesuatu yang aku mau. Kenapa kamu egois Rei? Kenapa?!"

"Karena aku takut orang tua kamu gabisa nerima, Jae. Meski pada akhirnya ga ada yang bisa berubah..." Reina menunduk menyembunyikan air matanya.

Jaehyun memegang bahu Reina untuk menguatkan dan meyakinkan Reina.
"Kamu sekarang tanggung jawab aku Rei. Jangan bikin aku jadi pria brengsek untuk kedua kalinya.. Jangan Rei... Bayi di rahim kamu adalah anak aku, aku juga mau merawat anak itu bareng kamu..."

"Bayi?"

Reina dan Jaehyun terkejut saat kedua orang tua Jaehyun tiba-tiba muncul.

"P-papa?"

Papa Jaehyun melangkah mantap menghampiri anak semata wayangnya.

PLAK!

Reina terlonjak kaget dan semakin menangis.

Papa Jaehyun bersiap untuk menampar anaknya lagi namun tangannya sudah dicekal oleh mama Jaehyun.

"Udah pa! Kenapa papa tampar anak kita?!"

"Mama jangan belain dia! Lihat kelakuannya, lihat ma!"

"Kita udah denger semua pa! Jaehyun mau bertanggung jawab! Kenapa papa gabisa menghargai sikap bertanggung jawab anak kita!"

"Dia bodoh ma! Dia merusak masa depannya sendiri!"

Papa Jaehyun menatap Jaehyun kecewa.
"Papa ga percaya kalau anak sebodoh kamu adalah anak papa."

*****
























TBC 💕

Brengsek >>> Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang