Reina dan Jaehyun menunduk. Tatapan kedua orang tua mereka terlihat tajam menghujam ke mereka. Hanya saja di balik tatapan tajam mama Jaehyun, ada belas kasih di dalamnya, begitupula di balik tatapan kecewa dan marah milik ibunda Reina.
"Bunda menyekolahkan kamu jauh-jauh agar kamu bisa meraih cita-cita kamu, bukan malah hamil di usia muda. Rei..."
Ibunda Reina terisak. Ia merasa sangat kecewa, tak percaya bahwa putri sulungnya tega membunuhnya perlahan seperti ini.
Reina tak kalah deras mengucurkan air matanya. Ia juga tak mau dalam kondisi seperti ini. Ia merasa sangat sangat bersalah bahkan hidupnya terasa kosong akhir-akhir ini.
Jaehyun diam-diam menggenggam jemari Reina erat. Menguatkan wanita yang ia kasihi itu, seorang ibu yang tengah mengandung calon bayinya.
Ia sedikit merenung. Andai waktu itu ia tak termakan kabut nafsu, tak akan ada yang terluka seperti sekarang ini. Semua karena salahnya, semua terluka karena ulahnya yang dilakukan secara sengaja dan terencana. Meski fakta dibaliknya masih tersembunyi di belakang kata 'kecelakaan'.
"Bagaimana kuliahmu Rei? Nggak malu kamu kuliah dengan perut membesar?"
"Maaf bun, Reina salah. Seharusnya Reina hati-hati dan jaga diri."
Ayahnya yang sedari tadi belum mengucap sepatah katapun kini mulai bicara.
"Menyesal kamu sekarang?! Menyesal hah?! Gimana kuliahmu?! Ada gunanya menyesal kalau udah kaya gini?!"Nada tinggi mendominasi setiap kata yang terucap, bersama dengan emosi sang ayah yang ikut meluap.
Reina hanya bisa menunduk dan semakin tersedu-sedu. Kesalahan fatal seperti ini memang tak seharusnya terjadi."M-maaf yah..."
Suara Reina terbata. Nafasnya tercekat karena menangis terlalu lama.
"Saya akan tanggung jawab om, tante. Saya yang salah, jangan memarahi Reina."
Jaehyun yang tak tega melihat Reina terus-terusan dimarahi mulai memberanikan diri untuk menghadapi emosi orang tua Reina, mencoba menghalangi agar Reina perlahan bisa mengontrol deru tangisnya tanpa ada bentakan bertubi-tubi seperti sekarang.
"Tanggung jawab?! Ngga segampang kamu bicara!"
Ada senyum tipis yang tersungging di bibir ayah Reina. Senyum remeh atas apa yang baru saja Jaehyun ucapkan.
Jaehyun merasa, ia pantas mendapat pernyataan itu. Benar, ia tahu. Ia tak menyangkalnya.
"Saya akan mencoba bertanggung jawab sesuai kemampuan saya om. Setidaknya saya berani menghadapi masalah ini, saya tidak lari. Biarkan saya menjaga Reina dan bayi kami, saya tulus mencintai Reina om."
"Memang harus berani, masalah yang kamu buat sendiri ya jangan ditinggal lari. Saya cuma mengingatkan, tanggung jawabmu itu akan sulit. Yang kamu lakukan sekarang, dengan keberanian ngomong ingin bertanggung jawab itu belum ada apa-apanya."
"Berat, berumah tangga itu bukannya gampang. Jangan mengandalkan mentang-mentang orang tuamu kaya. Saya tidak kagum dengan tanggung jawabmu kalau itu semua masih memakai uang orang tuamu."
"Benar yang dibilang ayah Reina. Keluarga kamu itu tanggungan kamu. Bagaimana kamu bisa menghidupi istri dan anak kamu sembari kuliah, papa ga peduli. Papa hanya akan membayar ukt kamu dan mentransfer uang makan ditambah keperluan kuliah kamu perbulan. Karena itu hak kamu, kewajiban papa karena papa ingin kamu kuliah. Tapi di luar itu, papa mau kamu merasakan apa itu tanggung jawab yang sesungguhnya."
"Ayah juga hanya akan memenuhi kebutuhan kuliah yang seharusnya kamu dapatkan."
*****
TBC ❤
Hai hai 😂😂
Bisa bedain ya... Kalau papa mama berarti ortu Jaehyun
Kalau ayah bunda berarti ortu Reina (;
KAMU SEDANG MEMBACA
Brengsek >>> Jung Jaehyun
Fiksi Penggemar"Jae aku hamil," "Gimana?" "Aku hamil," "Jangan bercanda, Rei." "AKU HAMIL JUNG JAEHYUN!" ======= Baca aja dulu siapa tau suka (; ©rinable 2019 Start: July 2019 End: ?