2

5.6K 693 202
                                    


Jiang Cheng menatap datar sebuah gulungan berisi pesan dari Lan Xichen. Genggamannya menguat seiring perasaan hebat yang menyerang hati.

Pesan tersebut berisi bahwa semalam ketika di Lanling, secara tak sengaja Lan Xichen mabuk dan menyetubuhi Jin Guangyao. Saudara sesumpahnya itu tak banyak cakap dan menerima permintaan maafnya.

Membacanya, membuat hatinya geram. Jiang Cheng melempar kasar gulungan itu, membuat murid yang tengah berlatih tak jauh, terkejut karenanya.

Antara dirinya dan Lan Xichen memang tak ada rahasia. Mereka saling terbuka akan masalah masing-masing, dan saling berbagi cerita.

Mereka menikah sudah satu tahun kurang, dan berlangsung setelah tiga bulan kelahiran kembali Wei Wuxian.

Istri Lan Wangji itu masih belum mengetahui tentang pernikahannya.

Lagipula pernikahan ini terjadi atas dasar perjodohan yang disusun Yu Ziyuan, dan ibu dari Lan Xichen.

Awalnya, ibu dari Lan Xichen itu mengira Jiang Cheng kecil adalah perempuan ketika suatu hari ia dan ibunya berkunjung ke gusu. Ia dengan seenak udelnya menjodohkan Jiang Cheng kecil dengan Lan Xichen.

Tapi, meski sudah diberitahu bahwa Jiang Cheng adalah laki-laki oleh ibunya, ia malah tak mempermasalahkan dan katanya pernikahan tak terbatas apapun.

Lan Qiren sempat tak terima awalnya. Namun demi jiwa adiknya dan Yu Ziyuan yang berada disurga, ia menerimanya.

Karena pernikahan dan hubungan antar lelaki itu tabu, maka disembunyikan lah pernikahan antara Lan Xichen dan Jiang Cheng. Hanya beberapa ketua sekte dan kerabat yang mengetahui akan hal ini.

Keseharian antara Lan Xichen dan Jiang Cheng yang sudah terikat hubungan, berjalan normal seperti pasangan pada umumnya. Mereka bahkan sudah melakukan ritual malam pertama selayaknya pengantin baru.

Karena Jiang Cheng adalah ketua sekte Jiang yang sah maka ia harus tetap tinggal di Yunmeng. Sesekali ia akan berkunjung ke Gusu.

Lan Xichen dan dirinya saling terbuka. Pria Gusu itu mengakui bahwa dirinya jatuh cinta pada saudara sesumpahnya, Jin Guangyao.

Jiang Cheng awalnya tak banyak cakap. Ia masa bodo terus-terusan ketika Lan Xichen izin ke Lanling. Lagipula, ia cukup iba kepada ketua sekte Lanling Jin yang kerap dihina dan di caci hanya karena ia anak haram Jin Guangshan. Ia pikir keberadaan Lan Xichen disamping pria itu bisa membuat nyaman dan merasa terlindungi.

Tapi siapa sangka, Jiang Cheng malah jatuh cinta kepada suaminya. Mungkin karena Lan XiChen satu-satunya orang yang dekat dan akrab dengannya, serta mengetahui bagaimana perasaan hatinya.

Lan Xichen yang terus tersenyum dan bersabar kala menghadapi perilaku buruknya. Ia kerap juga bersikap manis kepadanya, meski itu hal yang wajar mengingat ia adalah istrinya.

Jiang Cheng menyibukkan diri dengan tumpukan kertas dan gulungan laporan dimejanya. Beberapa catatan perburuan malam dan lembar ujian murid Jiang dikerjakannya dengan fokus. Meski begitu, pikirannya malah melanglang buana.

Awalnya ekspresinya datar dengan bibir terkatup rapat, namun menit demi menit kerutan muncul didahinya. Ekspresi menggeram marah terpampang diwajah manisny, tapi fokusnya masih tetap pada kertas digenggamannya.

Sudut siku-siku bermunculan didahi pemuda ungu itu, tak diduga kobaran api tiba-tiba tersulut dan membara dalam hatinya.

BRAK!

Meja kecil didepannya terpelanting jauh. Beberapa kertas dan gulungan saling berhamburan. Tinta hitam sudah mengotori lantai, dan beberapa kertas.

"Ck! Kenapa aku harus melakukan ini? Duduk, menulis, dan mengoreksi itu hal yang membosankan! Kenapa juga aku menjadi ketua sekte? Haruskah aku mengerjakan kegiatan membosankan ini setiap hari?"

HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang