Baca perlahan, biar faham jalan ceritanya.
Isi 80% pertarungan.
Memang tidak ada uwu-uwuan, tapi ini chapter penting, meski bukan konflik utama, namun diperlukan untuk season selanjutnya.
.
.
.
.
.
.
Terhitung jeda canggung satu bulan lamanya bagi Jiang Cheng dan Lan XiChen, setelah momen dimana suaminya itu ingin mengungkapkan namun malah mencucurkan timah panas ke hati Jiang Cheng.
Mereka terpisah seolah tak pernah kenal, ataupun memiliki keterikatan.
Lan XiChen tak pernah mencoba mencari, dan Jiang Cheng yang berdiam diri namun hanya mampu berharap yang lain menyadari, meski pada akhirnya itu semu dan ia tersakiti, lagi.
Menunggu, menunggu, dan menunggu.
Hanya ada desiran angin di udara, dan suara gagah para prajurit yang berlatih di lapangan. Tak ada lagi aroma kayu cendana candunya yang biasa bersewileran, atau suara seringan kapasnya yang samar dari jauh.
Dulu yang menjadi sering, dan kemarin yang menjadi jarang, dan sekarang yang perlahan menghilang.
Rasanya, saat mereka berjumpa dalam satu ruang lingkup pun, seolah asing.
Dengan sosok Lianfang-Zun disamping pria itu, Jiang Cheng hanya mampu melirik dari sudut matanya, lalu diam-diam pergi menjauh hanya untuk menghindari pertemuan yang hanya akan menimbulkan omongan orang.
Entah sudah bagaimana akhir dari hubungan ini, apakah akan terus bergantung tanpa kepastian atau berakhir dengan pelanggaran aturan.
Seolah kamu, kamu.
Aku, ya aku.
Terserah diri satu sama lain untuk kelanjutannya. Meski terkadang bisikan orang terdengar bisingnya. Dan Jiang Cheng tentunya yang menjadi kambing hitam oleh para kerabat.
.
.
.
.
Takdir seolah mengejek, ia suka mempermainkan hati, menjunjungnya tinggi lalu menjatuhkan tanpa tahu diri.
Jiang Cheng dan Lan XiChen dipertemukan dalam pertemuan dadakan, dalam lapangan QingHe Nie yang luas. Semua kultivator dari berbagai sekte, klan kecil, dan lainnya hadir tanpa terkecuali.
Suara bising pertanyaan yang berulang mereka tentang bagaimana situasi, seolah dengungan lebah ditelinga. Bunyi hewan dan desiran angin saling bertumpang tindih, seruan menggelegar tiap ketua sekte untuk menenangkan para muridnya menggema.
Namun Jiang Cheng seolah tuli, telinganya hanya mampu menangkap suara dan tawa lembut Lan XiChen yang dirindunya. Yang mana, keduanya ditunjukan hanya pada pria manis yang berdiri serasi disamping sosok malaikat Lan XiChen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt
FanfictionPernikahan Lan Xichen dan Jiang Cheng masih disembunyikan selama satu tahun kurang. Jiang Cheng merasa akibat dari pernikahannya begitu fatal. Perasaan asing masuk dalam hatinya, dan terkadang membuatnya sakit sendiri. Di sisi lain, suaminya menyuka...