9

6.8K 667 188
                                    

Kematian Nie MingJue selaku pemimpin sekte QingHe Nie, menyebar di seluruh dunia kultivasi. Penyimpangan Qi lah penyebabnya.

Mengingat metode kultivasi QingHe Nie yang berbeda dari sekte lainnya, dan pendiri mereka pada awalnya adalah seorang tukang daging, wajar saja bila darah ditumpahkan. Pasukan para pemimpin sekte QingHe Nie dulu, semua penuh dengan energi yang bermusuhan dan niat membunuh. Hampir setiap pemimpin sekte bertemu kematian mendadak dari ledakan penyimpangan qi. Kemarahan mereka yang mudah tersinggung, juga banyak berhubungan dengan hal ini

Gosip tentang kematin pemimpin sekte QingHe Nie memudar dua sampai empat minggu berikutnya. Dan dengan hembusan angin, itu berganti dengan gosip baru tentang posisi pemimpin sekte QingHe selanjutnya.

Nie HuaiSang dianggap pecundang dan pengecut, dia bahkan tak pernah terlihat mengangkat pedang, sehingga semua masyarakat QingHe agak khawatir tentang nasib mereka dibawah pimpinan head shaker itu.

Tapi, dibawah tampilan pengecut dan pecundangnya, siapa tahu jika kelak ia akan benar-benar dipuja?

Wei WuXian, Jiang Cheng, serta Nie HuaiSang sudah berdiskusi akan hal ini. Mereka menyusun rencana tentang pengumuman kematian Nie MingJue, karena pria besar itu tak diketahui dimana sosoknya dan menghilang begitu saja.

Atas para kutlivator dari sekte lain, hanya diberitakan bahwa Nie MingJue dinyatakan meninggal setelah hilang lebih dari satu bulan lamanya.

Kenyataannya, Jiang Cheng sudah memberitahu baik itu Wei WuXian, Lan WangJi, dan Nie HuaiSang tentang kebenaran di sebaliknya. Kejahatan Jin GuangYao juga diungkapkan, sehingga mereka bisa waspada suatu waktu.

Lan XiChen, bagaimanapun, masih terjebak dalam tampilan polos dan senyum pemimpin sekte LanLing Jin sehingga kebenaran tak diungkapkan kepadanya.

Sementara kepemimpinan QingHe dalam genggaman Nie HuaiSang, Lan XiChen dan Jin GuangYao senantiasa membantu nya dalam menangani urusan sekte. Sementara Jiang Cheng yang merupakan temannya, hanya masa bodo dan hanya membiarkan teman pecundangnya itu tumbuh dengan sendiri. 

Seperti yang diharapkan, hubungan Jiang Cheng dan Lan XiChen memburuk dan memudar. Bahkan siapapun, tak ada yang berani mengungkit tentang hal ini.

Tapi disisi lain, ini adalah keberuntungan bagi Jiang Cheng yang mencoba menata hatinya kembali dan menghapus atau memudarkan nama yang tertulis dengan tinta permanen dihatinya.

Berat memang, tapi akan lebih berat dan lebih menyakitkan lagi jika perasaannya tetap tumbuh dan terus tumbuh dengan kenyataan yang pahit.

Namun, ada suatu kejadian aneh hari ini. Di rapat tentang serbuan ratusan mayat ganas yang diadakan di QingHe, Jiang Cheng selalu merasa ada seseorang yang selalu menatap nya sampai akhir rapat.

Tatapan itu begitu intens hingga ia merasa bahwa dengan hal itu, bisa melubangi tubuhnya. Seluruh badannya terasa dingin dan kaku, seolah jika ia bergerak satu senti saja itu akan membuat orang yang menatapnya langsung menerkamnya.

Tapi ketika ia mengumpulkan segala keberanian dan mendongak, itu adalah sosok tampan, Lan XiChen.

Pria itu menatapnya dengan pandangan sayu dan bibir melengkung ke bawah, menampilkan gambaran seekor anjing yang kesepian.

Jiang Cheng yang hatinya merasa semakin lemah dan lemah, segera menjadi masa bodo dan tak pedulian. Ia kembali mengingatkan dirinya bahwa ia sedang dalam tahap pembekuan hati.

Tapi ternyata tindakan Lan XiChen yang menggoyahkan hatinya tak sampai itu saja. Pria itu juga mengekorinya seperti anak ayam, tanpa berusaha mencegatnya. Jiang Cheng hanya berusaha tak tahu menahu tentang keberadaan Lan XiChen dibelakangnya, dan berjalan dengan langkah santai. Tapi lama kelamaan ia geram juga dan sedikit mempercepat langkahnya, dan tindakan itu diikuti pula oleh Lan XiChen.

Betapa sialnya adegan ini.

Ketika Jiang Cheng hendak melaju lebih cepat lagi, Lan XiChen berhasil menahannya.

"WanYin, WanYin, tunggu dulu."

Jiang Cheng berbalik dengan muka berkedut penuh amarah, dan menyentak tangan besar yang melingkupi tangannya.

Ia berseru dengan keras, "Apa?!"

Kedua telinga anjing Lan XiChen nampak terkulai dalam pandangan Jiang Cheng.

Pria Gusu itu melayangkan tatapan menyedihkan ke arahnya, "WanYin, jangan berseru kasar seperti itu ..."

Perempatan siku-siku memenuhi wajah Jiang Cheng, ia segera berseru lebih kasar lagi, "Dasar sialan, kampret, brengsek, bajingan, babi, asu—"

Bibirnya terselimuti benda hangat, yang secara otomatis menghentikan umpatan tak sopannya. Itu adalah tangan besar dan hangat Lan XiChen. Pria itu menggelengkan kepalanya, mengatakan secara tak langsung bahwa ia tak boleh mengatakannya lagi. Kehangatan dua tangan besar Lan XiChen kini turun dan melingkupi
dua tangannya yang jauh lebih kecil dan ramping.

Mengelus-elus punggung tangan Jiang Cheng dengan jempolnya, Lan XiChen berucap dengan lirih, "Aku ingin mengatakan sesuatu kepada mu."

Jiang Cheng tak membalas, menunggu pria itu mengeluarkan apa yang ada dihatinya.

Tapi Lan XiChen sialan itu, malah diam saja setelah jeda beberapa menit, dan beralih menggrayangi tangannya.

Mengelus dengan gerakan sensual, menggaruk-garuk dengan lembut, bahkan meremasnya dengan perasaan hangat.

Jiang Cheng menyentak tangan besar Lan XiChen, tapi itu tak berpengaruh. Tangan itu sudah berakar dengan kuat pada tangannya. Meski Jiang Cheng mencoba kembali untuk menyentak nya dengan lebih keras, itu tetap tak berguna.

Pria tampan berjubah putih bersih itu mengeratkan genggamannya dan menarik si empu nya untuk lebih mendekat, dan segera bersuara dengan nada protes, "Dengarkan aku dulu, WanYin."

Dengan hembusan nafas yang berat, Jiang Cheng menurut dan fokus pada pria didepannya dengan berpura-pura acuh.

Lan XiChen mengelus cincin ungu pada tangan kanan Jiang Cheng dengan lembut, "Aku ingin memastikan sesuatu."

Jiang Cheng menoleh dengan enggan, "Huh? Memastikan apa?"

"Memastikan sesuatu, dan mengatakan sesuatu."

Jiang Cheng memutar bola matanya bosan, ia membalas dengan malas, "Ya, apa itu."

Lan XiChen yang sedari tadi menunduk dan memandangi tangan kecil Jiang Cheng, tertawa pelan, "WanYin ... Tanganmu begitu mungil dan halus."

Jiang Cheng mendengus dengan kesal dan memalingkan wajahnya. Sepersekian detik, ia terkejut oleh sentakan kasar dan keras pada kedua tangan yang digenggam Lan XiChen.

Ia segera menoleh dan terdiam sebentar melihat siluet Jin GuangYao yang sudah berlari, dan disusul oleh Lan XiChen yang nampak begitu cemas dengan berseru, "A-Yao, tunggu! Ini hanya kesalahpahaman!"

Jiang Cheng tersenyum miring, dengan dengusan menyedihkan.

Huh, kesalahpahaman katanya?

Ini terdengar salah, seolah ia dan Lan XiChen kepergok selingkuh.

Tidak ...

Kasta Cinta sepertinya jauh diatas kasta pernikahan.

Dan Jiang Cheng hanya bisa menelan kepahitan karena kalah dalam urusan hati.

TBC

Selasa, 12 November 2019

HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang