|SWEET BUT PSYCHO |✔️ [TAHAP REVISI]

#2 : SBP

Gadis cantik bersurai agak kecoklatan itu sedang memandang keluar jendela pesawat atau lebih tepatnya jet pribadi yang mewah itu.

Sang gadis jelita itu menghela nafas sambil menatap engan pada ponsel yang sedang di genggam olehnya

Apa keputusan gue udah tepat?

Apa udah waktunya gue pulang?

Apa yang bakal beda kalau gue balik lagi?

Begitu banyak pikiran pikiran yang menyeruak masuk ke dalam kepalanya

Gadis cantik bak dewi yunani itu mengeram pelan akibat ke frustasinya.

Tak lama berselang terdengarlah suara sang pramugari yang menandakan jet pribadi itu akan melakukan lending di bandara Soekarno-Hatta  indonesia.

Setelah melewati waktu penerbangan sekitar 9 jam lebih si Gadis itu mencoba meregangkan tubuhnya yang terasa agak kaku

Pilot beserta kru pesawat yang mengikuti di belakangnya berjalan menuju kursi penumpang sang gadis tadi.

Setelah sampai di sana sang pilot membungkuk hormat di ikuti oleh kru pesawat setelahnya

"Semoga penerbangan anda tadi menyenangkan nona muda." Ucap sang pilot muda yang ber name tag vernon tersebut dengan hormat

"Hmm makasih juga atas layanan nya." Sahut sang gadis tapi dengan wajah yang tak menampakkan senyum nya sedikitpun.

Malah wajah sang gadis itu datar dan dingin menangapi hal tersebut yang menurutnya hanyalah basa basi

Pilot dan para kru kembali menunduk hormat setelah mendengar ucapan nona muda mereka

"Kepala sekretaris jeon sudah menunggu ada di bawah nona." Tutur Vernon penuh hormat

Sang gadis hanya berdecak sedikit kesal menurutnya penyambutan ini sangat berlebihan

Ingatkan dia nanti jika sudah bertemu orang tuanya agar protes walau protes itu entah akan di dengar oleh sang ibu lebih tepatnya atau tidak.

Dengan malas Gadis itu bangkit sontak membuat para awak pesawat memberi jalan pada gadis itu.

Sesampainya di bawah ia melihat para pria berjas rapi berjejer di sisi kanan dan kiri tangga pesawat

Dengan langkah pasti gadis itu turun perlahan hingga ia menapaki anak tangga terakhir.

Ketika ia sudah benar benar memijaki landasan bandara itu, sepanjang ia berjalan laki laki yang di yakini body guard suruhan orangtuanya  itu menunduk dengan hormat.

Dengan gaya elegan serta pakaian super mahal yang membalut tubuhnya menambah kuat aura dingin nya.

Gadis itu berhenti sejenak ketika seorang pria tampan yang masih cukup muda menghampirinya.