# 6 : SBP

6K 553 61
                                    

 
As always gue suka di coment🤗






















































Pagi ini di rumah megah itu pemilik rumah sedang sarapan bersama di meja makan dengan formasi Jumyeon Irene dan Jisoo yang terlihat sudah rapi dan cantik.

Tidak ada suara apa pun di sana hanya suara dentingan sendok yang saling beradu, karena mereka sama sama tipikal yang tidak suka ada suara ketika makan. Di sisi kiri seperti biasa berdiri tiga pelayan beserta Esther kepala pelayan di rumah ini.

Berjaga jaga Kalau kalau sang nyonya atau penghuni rumah ini memerlukan sesuatu. Sedangkan Wonwoo berdiri di pojok kanan mereka dengan tegap dan as always flat face andalanya.

"Makan sama sama." Perintah Jisoo entah untuk siapa sambil mengunyah sarapannya
Dengan wajahnya datar dan dingin miliknya.

Mendengar hal itu membuat semua orang bingung termasuk  Irene memandang anaknya tak mengerti.

"Wonwoo , Sarapan sama kita aja boleh kan?" Tanya Jisoo dengan nada datar meminta persetujuan Irene.

Ia pun memandang mami nya begitu pun Irene balik memandangnya Jisoo menaikkan sebelah bibirnya tanpa memtuskan kontak mata dengan ibunya itu.

Jisoo tau Irene benci makan dengan orang yang tidak punya kepentingan dengannya atau orang yang dianggap asing.

Seketika atmosfer di ruang makan kembali hening tapi lebih hening dari yang tadi, di karenakan ibu dan anak itu sedang perang tatapan.

"Kenapa sayang?" Tanya Jumyeon menghentikan aktifitas sarapannya sambil menatap putrinya.

" Tidak apa nona muda saya sudah sarapan tadi." Tolak Wonwoo halus yang bisa membaca situasi.

"Bohong." Sahut Jisoo namun matanya masih menatap Irene.

Ini main tatap tatapan apa begimane sih?

"Gue tau lo belum sarapan, jadi jangan bohong." Kali ini Jisoo berujar sambil menatap Wonwoo

"Kenapa dia harus satu meja sama kita?" Protes Irene dengan wajah yang sedikit kesal.

"Memang apa salahnya?" Tantang Jisoo sambil bersedekap dan menyandarkan punggungnya ke kursi.

"Saya tidak apa apa-" belum selesai wonwoo berbicara Jisoo sudah memotongnya

"Lo diam aja." Sentaknya pelan pada Wonwoo tanpa menatap pemuda itu.

"Kenapa sih mi? Wonwoo bukan orang asing kan? Dia orang kepercayaan mami kan?, atau jangan jangan mami masih anggap dia orang asing?" Tanya Jisoo dengan wajah di buat seterluka mungkin.

"Setelah apa yang dia lakukan untuk mami selama ini bahkan cium kaki mami pun dia sanggup." Drama Jisoo menatap maminya dengan pandangan tak percaya.

Wonwoo diam mencerna perkataan Jisoo banyak pikiran dan berkecamuk di kepalanya.

Irene memandang putrinya lama dalam diam kemudian memutar matanya malas

"Sayang, kenapa bicara nggak  sopan begitu?" Tegur Jumyeon lembut

Dia merasa perkataan anaknya sedikit kasar dan dapat membuat hati Wonwoo terluka.

"Bukan gitu pa, bukanya mami calon ibu negara ya? Gimana kalau tersebar rumor bahwa mami memperlakukan bawahannya dengan nggak baik? Aku cuman khawatir pa." Sahut Jisoo dengan muka protagonisnya.

Drama picisan anaknya mulai lagi

"Lagian kan dia bawahan aku sekarang jadi terserah aku mau nyuruh dia ngapain aja, iya kan Wonwoo?" Tanya  Jisoo tersenyum manis.

|SWEET BUT PSYCHO |✔️ [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang