8. Baikan?

3.2K 320 6
                                    

H A P P Y  R E A D I N G
.


(namakamu) terbangun, ia melihat kearah jam yang menunjukkan pukul 1 malam. (namakamu) lapar, sangat lapar. Ini karena tadi malam ia tidak jadi makan bersama Ody karena perdebatan nya dengan Iqbaal hingga (namakamu) memilih untuk mengurung diri di kamarnya.

Tak bisa menahan lapar yang ia rasakan, ia beranjak dari tidurnya, (namakamu) terpaksa turun menuju ruang makan mencari makanan yang ada di sana.

Sesampainya di ruang makan, (namakamu) membuka kulkasnya, tak banyak makanan yang ada, hanya beberapa cemilan yang ia yakini jika ia melahapnya tak akan cukup untuk membuatnya kenyang, lagi pula cemilan itu milik Ody, jika (namakamu) memaksakan untuk memakan cemilan milik kakak perempuan nya itu bisa panjang masalahnya.

Tak mau mengambil langkah yang salah, (namakamu) beralih untuk membuka tudung saji yang ada di meja makan, siapa tau sate yang Rike beli semalam masih ada.

"Yashh, rejeki adek ini mah", celetuk (namakamu) lirih

(namakamu) pun langsung menyiapkan peralatan makannya,

"Dek?"

(namakamu) terkaget kan oleh suara Iqbaal yang datang dari belakang dirinya.

(namakamu) menoleh ke arah Iqbaal.
"Apa?"

"Kenapa bangun?", Iqbaal berjalan menghampiri (namakamu).

(namakamu) kembali sibuk menyiapkan makanannya, "laper mau makan"

"Yaudah abang temenin," Iqbaal berdiri di hadapan (namakamu).

"Ga perlu, adek bisa sendiri", (namakamu) duduk dan mulai menyantap makanannya.

Melihat adiknya yang terlihat mengabaikan kehadiran nya, Iqbaal pun duduk di hadapan (namakamu), sedangkan (namakamu) ia masih sibuk dengan makannya, persetan dengan Iqbaal yang sedang menatapnya, (namakamu) tak mau ambil pusing akan hal itu, karena yang saat ini ia rasakan adalah lapar jadi ia membuang jauh-jauh perasaan risihnya itu untuk tetap melahap santapan makannya.

Iqbaal terus memandang (namakamu), sesekali ia memainkan ponselnya, lalu beralih kembali pada (namakamu) yang dengan lahap memakan santapannya padahal sekarang sudah dini hari.

(namakamu) telah selesai menyantap makanan nya, kemudian ia meneguk air minum yang telah ia siapkan sebelumnya. Melihat (namakamu) yang sedang meminum minuman nya, Iqbaal bersuara

"Abang mau waktu adek sebentar",

(namakamu) pun menyudahi kegiatannya, lalu menatap Iqbaal sekilas, dan beranjak membawa piring dan gelas kotor ke wastafel. (namakamu) berniat untuk mencuci peralatan makannya itu, namun terhenti saat iqbaal mencekal tangannya pelan,

"Duduk, abang perlu bicara", iqbaal membawa (namakamu) ke tempat semula

"Apa sih", gerutu (namakamu) yang masih sebal dengan Iqbaal.

Iqbaal mendudukkan (namakamu) di sebelahnya, ia menatap (namakamu)

"Abang mau minta maaf soal tadi",

(namakamu) memutar bola matanya,

"Abang tau kamu masih sebel sama abang, tapi tolong dengerin"

"Dari tadi juga udah didengerin", (namakamu) mengalihkan pandangan nya dari iqbaal

"Sekarang liat abang dek",

(namakamu) masih enggan melihat Iqbaal, hingga Iqbaal menarik dagu (namakamu) untuk menatapnya,

"Iya iya", (namakamu) akhirnya pasrah, Iqbaal menurunkan tangannya dari dagu (namakamu)

"Adek masih marah soal tadi malem?"

SIBLING - IDR  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang