H A P P Y R E A D I N G
.
Selesai menghadiri acara pernikahan keluarganya, Herry dan keluarga langsung kembali pulang ke rumah Nindi.Sebelum pulang, Herry dan Rike juga sempat berbincang dengan ketiga teman Iqbaal, Fauzan, Danu dan Rafto yang sudah jarang ia temui karena sibuk dengan kuliah mereka masing-masing.
Awalnya, mereka mengajak Fauzan, Danu dan Rafto untuk mampir, tapi ketiga laki-laki itu menolaknya karena harus segera kembali ke Jakarta untuk melanjutkan aktivitas nya masing-masing. Alhasil, pertemuannya dengan ketiga teman Iqbaal itu pun harus disudahi begitu saja.
Sedangkan (namakamu), ia tadi juga sudah cukup puas menghabiskan waktunya dengan orang-orang yang membuat instagramnya ramai dengan komentarnya itu. Ojan, Danu dan Rafto adalah salah tiga dari teman-teman Iqbaal yang ia kenal dekat. Iqbaal memang sering mengenalkan teman-temannya pada adik perempuan nya itu. Jadi, (namakamu) juga dapat berteman baik dengan teman kakak laki-laki nya itu
Untuk hubungannya dengan Rafto. Keduanya nampak biasa saja. Masih dengan alasan yang sama, (namakamu) menganggap Rafto sebagai teman sekaligus kakaknya. Sedangkan Rafto ia ternyata juga begitu, ia tidak ingin memaksakan kehendak nya untuk terus mendekati (namakamu), karena ia pikir (namakamu) lebih nyaman saat dirinya sebagai teman dan kakaknya saja tidak lebih, Rafto juga ingin lebih fokus pada kuliahnya sekarang.
Lalu, tentang godaan kedua teman Iqbaal, Danu dan Fauzan. Kalo kata Rafto mah, "udah biarin aja, asal mereka seneng kan", (namakamu) tersenyum mengingat ucapan Rafto itu.
Jadi Rafto nyerah nih?
menunda bukan menyerah - raffy hartanto
:)
Sorenya, Iqbaal menghadiri acara bersama teman-teman seprofesinya yang kebetulan diadakan di Bandung. Sedangkan Ody, ia menghadiri acara reuni bersama teman-teman nya dulu sewaktu sekolah.
(namakamu) memilih untuk tetap di rumah neneknyaa, menghabiskan waktu bersama beberapa kerabatnya yang ada di Bandung. Hingga, Gusti mengabari (namakamu) bahwa ia akan mampir ke rumah neneknya untuk bertemu dengannya dan keluarga.
Sekarang, Gusti sedang berbincang dengan Ayah Herry di ruang tamu. Banyak hal yang mereka bicarakan sejak sore tadi, hingga (namakamu) dan Rike yang tadi ikut gabung dalam percakapan pun terpaksa menyudahinya karena capek rasanya terus-terusan berbicara, tidak seperti kedua laki-laki beda generasi ini yang seakan tak kehabisan bahan pembicaraan.
"Ayah Herry?"
Herry yang sedang mengecek ponselnya, pun menatap ke sumber suara. Herry mengernyitkan alisnya,
"Besok Gusti boleh ajak (namakamu) ke rumah sebentar gak? sebelum balik Jakarta"
Herry tersenyum mendengar kalimat Gusti, lalu meletakkan ponselnya di meja, "Boleh Gus, besok pagi jemput aja anaknya"
Gusti melebarkan senyuman nya. Manis.
"Siap ayah. Kemaren teh ya, waktu Gusti bilang kalo (namakamu) di Bandung, saur mamah teh kiyeu", Gusti mengatur napasnya.
"Ajakan ka imah atuh si (namakamu) na, geus lila mama teu ulin jeung budak awewe", lanjut nya sambil menirukan perkataan mamanya fasih.
Herry terkekeh, "Kenalkeun atuh ka kabogoh maneh"
Gusti membelalakkan matanya, "Eweuh, da aing mah jomblo keneh"
Herry tersenyum menggeleng-gelengkan kepalanya, Gusti pun terkekeh. Hingga terdengar suara perempuan membuat keduanya menghentikan aktivitasnya.
