7. ILTHY Teh Ody

3.1K 306 5
                                    

H A P P Y  R E A D I N G
.


Ody berjalan menghampiri Iqbaal di ruang keluarga,
"Kamu apain adek mu Le?",

Iqbaal menghela napasnya kasar,  "Ale cuma ga suka adek upload foto cowo di instagram nya"

"Gusti maksud kamu?"

"Ya siapapun itu, selain Ale, Ale gasuka",  iqbaal menjeda kalimatnya, "Adek terlalu berharga buat ale teh, ale sayang banget sama adek"

Ody tersenyum, "Cara kamu nunjukin kasih sayang ke adek mu itu salah"

Iqbaal menatap Ody lamat,

"Sekarang dengerin teteh.",  Ody menarik napasnya panjang.

"Adek itu ga suka dikekang kan Le, begitu pun dengan kamu, bahkan teteh, semua orang pun pasti juga ga suka kalo dikekang. yang kamu lakuin tadi, sama aja kamu ngekang dia Le. dia udah gede, udah tau mana yang baik mana yang buruk buat dia. Ale tau kan? Ale pernah diusia (namakamu) kan? waktu itu apa yang teteh lakuin ke kamu? apa pernah teteh ngekang kamu? apa pernah teteh ngelarang kamu tentang apa yang kamu upload di sosial mediamu? engga kan. teteh cuma bilang, semua yang kamu pilih harus dipikirin dulu jangan asal ngelakuin suatu hal. dan kamu berhasil kan menerapkan apa yang teteh bilang?"

Iqbaal mengangguk menanggapi kalimat panjang Ody,

"Sekarang, perlakukan adekmu seperti teteh perlakuan kamu dulu. ambil sisi positif dari apa yang teteh bilang ke kamu, terapin itu buat nunjukin kasih sayang kamu ke adekmu. teteh tau, naluri lelaki untuk menjaga perempuan itu selalu ada. dari itu, kamu harus bisa bedain gimana cara kamu ngelindungin adek, cara kamu nunjukin kasih sayang ke adek, dan cara kamu bilang hal apa yang kamu ga suka kalo itu dilakuin sama adek. ajak adek diskusi, suruh adek dengerin apa yang mau kamu omongin, kamu minta pendapat adek, tapi kamu juga harus kasih kesempatan adek buat ngeluarin uneg uneg nya juga, terus cari titik tengahnya. kamu lebih dewasa dari adek, teteh yakin kamu bisa cari jalan keluarnya"

Iqbaal terdiam mendengar setiap kata yang keluar dari mulut Ody, setelah Ody mengakhiri kalimatnya Iqbaal memeluk Ody hangat.

Lama, Iqbaal merasakan kehangatan dalam pelukan kakak perempuan nya ini. Iqbaal merasa menjadi manusia yang beruntung bisa memiliki kakak perempuan sebaik dan setulus Ody.

"Makasih teh makasih, kalo teteh ga bilang itu semua, Ale gaakan sadar apa yang Ale lakuin buat adek itu salah"

Ody mengangguk dalam pelukan hangat Iqbaal.

"Bantu Ale ya teh, bantu Ale jadi kakak yang baik buat adek. Bantu Ale juga jadi adik yang baik buat teteh"

Ody tersenyum mendengar perkataan Iqbaal, "Udah tugas teteh, yang penting jangan sungkan sungkan buat cerita ke teteh, selagi teteh mampu teteh pasti bantu"

"I'm lucky to have you, teh"

"Me too, Le"

Ody mengakhiri pelukannya, "Sekarang kamu tau kan apa yang harus kamu lakuin?"

Iqbaal menganggukkan kepalanya, sambil tersenyum. Lalu meninggalkan Ody di ruang keluarga.

Sedangkan kini, (namakamu) sedang terdiam di kamarnya. Ia sibuk mengontrol emosinya, bahunya masih naik turun setelah perdebatan nya dengan Iqbaal. Hingga akhirnya (namakamu) beranjak dari ranjangnya menuju kamar mandi miliknya. Ia membasuh wajahnya, mencari kesegaran.

Kemudian (namakamu) kembali ke ranjang miliknya. Ia duduk, meraih ponsel nya untuk membuka pesan dari grup kelasnya yang ramai gara-gara tugas yang harus dikumpulkan besok. (Namakamu) beranjak menuju meja belajarnya mengecek tugas yang sudah ia kerjakan jauh-jauh hari itu.

'Alhamdulillah udah ngerjain kemaren' batinnya.

Lalu terdengar ketukan pada pintu kamar nya. Berulang kali, namun (namakamu) tak menanggapi nya. Terdengar suara Iqbaal nyaring di luar sana,

"Dek, "

"Dek buka dong"

"Adek"

"Adek denger abang kan?"

"Dek abang mau ngomong"

"Adek"

"Keluar ya"

"Adek plis denger abang"

Rike yang mendengar suara Iqbaal itu pun menghampiri nya.

"Ada apa sih Le?, "

Iqbaal tersenyum kecut, "Ehm enggak kok bun hehe"

Rike yang melihat ekspresi di wajah Iqbaal pun nampak kebingungan tentang apa yang terjadi,  "Adek kenapa?"

"Gapapa bun, Ale cuma mau ngobrol aja" Jawab Iqbaal mantap untuk memastikan Rike percaya padanya.

Rike pun mengangguk, "Oh bunda kirain ada apa. Lagi belajar kali dia, udah jangan diganggu dulu"

"Iya deh bun" Kata Iqbaal pasrah.

Rike pun berjalan pergi meninggalkan Iqbaal yang masih berdiri di depan pintu kamar (namakamu). Kemudian Iqbaal beralih menuju kamar Ody, dimasukinya kamar Ody yang tidak terkunci itu.

Ody yang sedang berfokus pada macbook nya pun mengalihkan pandangannya menuju Iqbaal,

"Teh, ga mau keluar dia. Ale gaenak sama bunda" Kata Iqbaal sambil menatap Ody memelas.

"Kamu ga bilang bunda?"

Iqbaal menggeleng,  "Engga teh, Ale mau selesain dulu masalahnya"

Ody pun tersenyum mendengar ucapan Iqbaal, lalu beranjak dari duduknya, "Yaudah, teteh bantu"

Ody keluar dari kamarnya diikuti Iqbaal dari belakang, mereka menuju kamar (namakamu).

Sampai di depan pintu kamar (namakamu) Ody menatap Iqbaal terlebih dahulu, dilihat nya raut wajah adik laki-laki nya itu yang murung, Ody pun mengetuk pintu kamar (namakamu),

"Dek"

"Adek keluar dulu yu, makan. Kamu tadi belum jadi makan loh"

"Adek udah ga laper, mau belajar terus tidur. Udah ya teh, jangan ganggu dulu"

Ody pun menoleh kearah Iqbaal, Iqbaal hanya menggelengkan kepalanya tanda tak tau harus apa.

Ody pun meraih tangan Iqbaal dan mengajaknya menjauh dari depan kamar (namakamu).

"Biarin dia sendiri dulu, besok diomongin baik-baik", kata Ody lirih

"Iya teh", kata Iqbaal disertai senyuman kecil di wajahnya.

Ody pun beranjak meninggalkan Iqbaal.
Sedangkan iqbaal masih menatap pintu kamar (namakamu) dengan tatapan bersalahnya.

• • •

i'm back hhi.
masih mau lanjut kah?

vote&komennya✨

SIBLING - IDR  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang