13. Pada Gatau

2.7K 330 40
                                    

H A P P Y  R E A D I N G
.


Pusing. Ya, itu yang dirasakan (namakamu) saat ini. Pasalnya seminggu setelah kepulangannya dari Bandung, (namakamu) disibukkan dengan agenda sekolahnya yaitu Ujian Akhir Semester yang sudah mulai dilaksanakan.

(Namakamu) banyak menghabiskan waktunya untuk mempersiapkan segala sesuatu demi kelancaran ujiannya kali ini. Sebenarnya, (namakamu) sudah mempersiapkan untuk menghadapi UAS sejak awal bulan lalu, namun bagi (namakamu) tetap saja ia belum puas akan apa yang dipersiapkannya selama ini. Ia masih perlu belajar memahami materi secara lebih intens lagi agar mendapatkan hasil yang memuaskan nantinya.

Berbeda dengan kedua kakaknya yang terang-terangan akan hal yang mereka lakukan mengenai pendidikan mereka, (namakamu) cenderung tertutup akan hal itu. Bagi (namakamu), orang-orang tidak perlu tau tentang apa yang dia perjuangkan saat ini. Karena ia tak mau mengecewakan orang-orang terdekatnya saat apa yang diperjuangkannya itu gagal, jadi ia lebih baik menyembunyikan dengan rapat apa yang ia sedang perjuangkan dan memberi tau kabar bahagia atas keberhasilan nya saat telah selesai nantinya.

Begitupun dengannya saat ini, (namakamu) tidak membahas masalah ujian akhir semester nya di kelas 11 ini. Karena baik bunda, ayah, iqbaal dan ody yang tak menyinggung nya sama sekali, jadi menurut (namakamu) tak ada masalah. Malahan, ia semakin gencar untuk belajar agar hasilnya memuaskan dan dapat membanggakan keluarga saat nilai rapor nya keluar nanti.

Kini (namakamu) sedang makan malam di ruang makan. Dirinya makan sendiri karena, acara makan malam keluarganya sudah selesai dilaksanakan saat ia ketiduran tadi. Sepulang sekolah (namakamu) sibuk mengulang materi ujian esok hari, jadi sorenya ia ketiduran karena kelelahan.

Hingga akhirnya, (namakamu) dibangunkan Rike untuk makan malam. (Namakamu) langsung membersihkan dirinya, sholat, lalu beranjak menuju ruang makan.

Suap demi suap telah (namakamu) rasakan. Dilihatnya Rike berjalan menghampiri nya di meja makan. Rike duduk di kursi depan (namakamu), hanya terhalang meja makan saja darinya.

(Namakamu) menaikkan alisnya, tanda bertanya 'ada apa?'

"Kata Bu Yuni, si Vina udah mulai UAS. Kamu juga dek?", tanya Bunda Rike pada (namakamu) yang tengah menatapnya.

Bu Yuni itu tetangganya dan Vina adalah anak Bu Yuni yang masih SMA sama seperti (namakamu). Bedanya Vina masih jelas 10.

"Iya bun adek juga UAS", jawab (namakamu) santai, lalu kembali menyuap nasi dan lauk ke dalam mulutnya.

"Yaampun.. Udah berapa hari? Kenapa bunda gak dikasih tau"

"Ini minggu terakhir bun", jawab (namakamu) lembut, menghela napasnya.

"Kemarin sih dapet surat edaran dari sekolah tentang itu, terus adek taruh di meja kamar bunda.. mau kasih langsung, pas itu bunda nemenin bang iqbaal manggung.. waktu bunda pulang, adek lupa bilang"

(Namakamu) melanjutkan makannya,

"Kamu taruh di meja kamar bunda?", tanya Rike memastikan.

(Namakamu) mengangguk,

"Kapan dek?", Rike menjeda kalimatnya, ia berusaha mengingat, " Abis dari Bandung itu ya?"

(Namakamu) menatap Rike, kemudian mengangguk,  "Iyaa"

"Yaallah dek, bunda kira itu kertas kosong, jadi bunda taruh aja di laci ga dicek dulu"

"Gapapa bun, sekarang udah tau kan", jawab (namakamu) menatap Rike.

"Ya gak gitu dek, kan bunda jadi ga nyiapin apa-apa buat kamu dari kemarin"

(Namakamu) terkekeh. Bundanya selalu seperti itu. Jadi sayang.
"Kaya adek mau ngapain aja"

SIBLING - IDR  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang