"Baik Pak. Mohon di tunggu". Setelah itu,resepsionis yang kerap di pnggil dengan Key itu langsung membawa Ravael ke ruangan atasannya atau bosnya.
Memasuki lift dan menekan tombol lima belas. Di dalam lift,Ravael hanya diam saja. Dia sangat gugub saat ini. Pasalnya di hanya ingin bertanya soal apakah ada lowongan pekerjaan. Namun,dia di suruh untuk ke ruangannya.
Key yang melihat pemuda itu hanya terseyum kecil. Dia tau,kalau pemuda di sampingnya gugup. Sama halnya dengan dia,waktu pertama kali di tes di kantor ini,dia sangat gugup. Pasalnya,sangat banyak yang ingin bekerja di sini tapi dialah yang di terima bekerja.
TING
Lift sudah sampai di tujuannya. Key dan Ravael sudah keluar dari lift tersebut dan Key menunjukkan jalan ke arah ruangan atasannya. Ravael masih gugup dan saat sampai di depan pintu ruangan,Ravael ingin rasanya kabur saja.
Tapi urung dia lakukan,dia akan bekerja untuk membawa kedua sahabatnya ke sini. Menjalani kehidupan bersama. Dia akan bersungguh sungguh bekerja dan akan membiayai sekolah kedua sahabatnya.
Dan juga,dia akan menyewah tempat kost untuk mereka bertiga. Ravael akan pindah rumah,dan akan menjalani kehidupannya tanpa bantuan orang tuanya. Dia akan membuktikan kepada kakaknya, bahwa dia akan berjuang untuk membawa kedua sahabatnya pulang.
Key melirik ke arah Ravael yang sedang melamun. Saat setelah mengetuk pintu,dan suara mengijinkan untuk masuk,Key menjetikkan jarinya di hadapan wajah Ravael. Ravael yang terkejut langsung melongo.
Key yang melihat ekspresi Ravael seperti itu hanya bisa tertawa. Ravael yang di tertawakan hanya bisa menyembunyikan malunya.
"Ayo masuk. Atasan saya sudah menunggu kamu"
"Tapi Mbak. Sayakan enggak bawa lowongan pekerjaan saya. Masa bisa langsung ketemu dengan atasan Mbak"
"Jangan pikirin tentang lowongan itu, atasan saya itj baik. Dia akan melihat bagaimana kamu bekerja nanti"
"Oh.. tapi Mbak,kalau saya langsung keterima bagaimana?"
"Ya.. syukur aja. Kamu harus bersyukur jika kamu di terima Perusahaan ini. Banyak yang ingin bekerja di sini,tapi atasan saya banyak menolak"
"Wahh. Makasih Mbak atas nasehatnya. Kalau Saya ke terima di sini. Saya akan giat bekerja"
"Iya,kamu harus giat bekerja. Jangan malas malasan,jodoh kamu nanti di patok ayam"
"Hhh... Mbak bisa aja. Kalau begitu, saya permisi dulu ya Mbak. Mau masuk,nanti langsung di gusur lagi kalau lambat masuk"
"Hhh... iya iya. Masuk sana. Kalau ke terima nanti langsung ke lobby,Mbak teraktir kamu? Bagaimana?"
"Oke. Saya tunggu ya Mbak"
Setelah itu,Ravael masuk ke ruangan atasan Key. Atasan Key duduk di kursi kebesarannya,tubuhnya tidak menghadap kearah Ravael tapi tubuh itu mengahadap ke arah luar. Pemandangan luar sangat memikat atasan Key itu.
Ravael berdehem. Dia sangat gugup saat ini. Ravael sangat penasaran dengan wajah atasan Key. Dia berfikir,wajah atasan Key itu sudah tua. Tapi,saat atasan Key berbalik,dia sangat terkejut buka main. Dihadapannya adalah keluarganya. Dia ingin menghindar tapi,dia malah masuk ke lubang yang sama.
"Loh,kok kamu Ava? Kamu kenapa ke sini? Key bilang ada yang mau lamar pekerjaan?"
"Eh-eh-i-itu,Ava yang mau lamar pekerjaan sama Uncle. Ava bisa kerja enggak di sini Uncle?"
"Loh kamu mau apa kerja? Papah kamu bisa biayai kamu?"
"Eh enggak papa kok Uncle. Cuman mau cari pengalaman. Uncle,Ava bisa kerja di sini enggak? Terserah Uncle mau kasi apa,yang penting Ava bisa kerja"
KAMU SEDANG MEMBACA
FAKE NERD
RandomHallo aku baru gabung ni tolong bantu ya buat vot dan komen Seorang anak dari pengusaha terkaya nomor satu yang bernama VANYA JUANA ALEXANDRA FRANKLYN.