Seoul, 19 Agustus 2017
Eunbi berlari sekuat tenaga di sepanjang jalan menuju rumahnya. Semenjak ia turun dari bus, ia diikuti oleh pria asing yang terus memanggil namanya.
Rasa panik dan takut yang ada dalam diri Eunbi membuatnya berlari menuju rumah tanpa pikir panjang. Menghindari pria tak dikenal yang terus berusaha mengejarnya.
Dengan tergesa-gesa ia masuk ke dalam rumah dan mengunci pintunya rapat. Ia mengintip dari balik tirai dan mendapati pria asing itu berada di hadapannya. Hanya terbatas kaca jendela yang mungkin bisa dipecah kapan saja.
Eunbi memekik keras membuat Sojung yang sedang menonton TV langsung berlari menghampiri Eunbi. Ia mendapati adiknya tengah berjongkok di samping jendela.
“Eunbi-ya?! Ada apa?” panik Sojung dan mendekap Eunbi yang tengah ketakutan.
“Eonni, ada pria aneh yang mengikutiku ke sini.”
Sojung segera membuka tirai untuk melihat siapa yang dimaksud adiknya ini. Tangannya meremas tirai kuat begitu melihat pria yang dimaksud oleh Eunbi.
Jungkook. Pria aneh yang dimaksud Eunbi adalah Jungkook, kekasihnya sendiri.
Penuh iba Sojung menatap Jungkook yang berada di luar sana. Sedangkan Jungkook? Ia hanya bisa tersenyum pahit. Kekasihnya sekarang sudah melupakannya. Padahal kemarin mereka masih bercanda bersama di kantor.
***
Seoul, 1 September 2017
“Selamat pagi Eunbi! Aku Jungkook, kekasihmu! Kau tidak melupakanku kan?” sapa Jungkook riang saat Eunbi membuka pintu rumah hendak berangkat ke kantor.
“Kekasih?” Eunbi mengerutkan keningnya bingung. Menatap Jungkook dari atas sampai bawah.
“Iya! Hari ini kita berangkat bersama. Kajja?”
Jungkook menyodorkan satu buket bunga Forget Me Not yang berwarna biru. Biru adalah warna kesukaan Eunbi. Entah sekarang ini Eunbi masih mengingat warna biru sebagai warna kesukaannya atau tidak.
Eunbi menerima bunga pemberian Jungkook dan meletakkannya pada sebuah vas bening yang sudah diisi air sebelumnya. Setelahnya ia kembali menghampiri Jungkook.
Jungkook menarik tangan Eunbi dan membawanya menuju halte bus. Tak lama bus yang akan mereka tumpangi tiba di halte. Tidak banyak orang yang naik bus pagi ini, mungkin karena ramalan cuaca mengatakan akan hujan, maka orang-orang lebih memilih naik kendaraan pribadi mereka.
Selama di bus, Jungkook tidak melepaskan genggaman tangannya pada Eunbi. Meskipun Eunbi berkali-kali berusaha melepaskan genggamannya, Jungkook justru mengeratkan genggaman.
“Tidak bisakah kau melepaskan genggaman tanganmu?” pinta Eunbi.
“Tidak bisa.”
“Wae?”
“Karena aku takut kau hilang,” jawab Jungkook sambil menatap dalam Eunbi.
***
Seoul, 4 Oktober 2017
Sama seperti hari-hari sebelumnya, Jungkook selalu menunggu Eunbi di depan pintu rumah. Tidak pernah lupa juga ia membawa satu buket bunga Forget Me Not dan payung merah di tangannya.
Suara pintu terbuka menyadarkan Jungkook dari lamunannya. Jungkook segera menghadapkan dirinya ke arah pintu. Ia merapikan bajunya yang sedikit berantakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Brevis Narratio de Sinkook
FanfictionSome short story about sinkook. . . . [Completed - 13 Juli 2020]