"Apa yang kau masak?" Pertanyaan singkat ini mampu membuat Eunbi yang tengah sibuk dengan kegiatannya terlonjak kaget.
"Eonni, tidak bisakah kau menekan bel sebelum masuk?" gerutu Eunbi pada Yuju, si pelontar pertanyaan.
"Aku mengetahui password-nya, jadi untuk apa aku mengetuk pintu?"
Wanita bernama Yuju ini tampaknya benar-benar tidak peduli dengan Eunbi yang tengah menggerutu. Dengan santainya ia membuka kulkas, lalu mengambil satu kotak susu dan meminumnya hingga tandas.
"Benar-benar tamu yang tidak memiliki tata krama," sindir Eunbi lalu melanjutkan kegiatan memasaknya.
"Astaga! anak ini juga benar-benar tidak sopan pada yang lebih tua!" balas Yuju sambil memukul bokong Eunbi pelan, tetapi berkali-kali.
Eunbi yang dijadikan sasaran hanya memekik tanpa bisa berbuat apa-apa karena ia berusaha untuk menyelesaikan masakannya, serta kedua tangannya yang kotor membuat ia tidak dapat melakukan perlawanan.
"Ah, eonni! Tolong hentikan! Eonni menggangguku dan nanti masakannya hancur!" mohon Eunbi.
"Tanpa diganggu pun masakanmu tetap saja hancur," ledek Yuju.
Eunbi mendelik tajam. Ia tidak terima masakannya dihina begitu oleh wanita yang sayangnya telah ia anggap sebagai kakak sendiri, sehingga membuatnya sulit untuk marah.
"Kalau begitu tidak usah makan!" tegas Eunbi membuat Yuju langsung memeluknya dari belakang.
"Aku hanya bercanda, adikku. Masakanmu adalah yang paling enak di seluruh penjuru Korea. Tidak ada yang bisa mengalahkan masakan seorang Jeon Eunbi," puji Yuju.
Jika ada maunya kau baru memujiku, cibir Eunbi dalam hati.
"Eonni tunggulah di meja makan, jika sudah matang aku akan membawa makanannya ke sana," usir Eunbi, tetapi yang diusir merasa senang. Tentu saja senang, ia kan akan mendapat makanan setelah ini.
Sepuluh menit kemudian, Eunbi menyajikan makanannya di hadapan Yuju. Dengan semangat, wanita dengan tinggi 170 sentimeter itu segera mengambil sendok dan melahap sup iga yang masih panas.
"Pelan-pelan makannya. Eonni bisa tersedak. Tidak ada orang yang akan merebut makanannya," tegur Eunbi sambil meletakkan satu gelas air putih.
UHUKK! UHUKK!
Lihatkan? Eunbi sudah mengetahui hal ini akan terjadi. Bukan tanpa alasan Eunbi menegur Yuju. Pasalnya, Yuju itu sering sekali tersedak ketika makan. Ia tidak bisa santai jika berhadapan dengan makanan. Pokoknya, nafsu makannya besar sekali.
Yuju meneguk air yang tadi disediakan Eunbi dan menepuk-nepuk dadanya, berusaha menormalkan kembali napasnya. Eunbi hanya menggelengkan kepala melihatnya.
"Ini karena masakanmu enak sekali," ujar Yuna setelah berhasil memulihkan napasnya.
Sedetik kemudian, Yuju menyadari bahwa Eunbi tidak ikut makan dengannya. Ia malah sibuk memindahkan nasi dan sop iga ke dalam kotak bekal dan thermos. Eunbi juga menata buah stoberi dan melon yang telah dipotong ke dalam kotak bekal yang berbeda.
"Kau tidak makan?" tanya Yuju penasaran.
"Aku sudah makan sebelum eonni tiba di sini," jawab Eunbi.
"Lalu itu untuk siapa?" tanya Yuju lagi.
Eunbi tersenyum. Penuh semangat ia menunjukkan satu set bekal yang telah ia susun rapi di dalam tas jinjing berukuran sedang.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Brevis Narratio de Sinkook
FanfictionSome short story about sinkook. . . . [Completed - 13 Juli 2020]