Hwang Eunbi. Solo Idol berwajah dingin, namun memiliki suara emas dan talenta menari luar biasa ini tengah ramai diperbincangkan di masyarakat. Namanya melejit setelah skandal yang melibatkan dirinya muncul ke permukaan.
"Bagaimana bisa kau duduk tenang begitu, sementara di luar sana wartawan terus mencari dan mendesakmu?!" omel Sojung, sang manajer.
Eunbi hanya menatap datar Sojung. Ia mengambil air mineral di sampingnya dan menjulurkannya pada Sojung.
"Lebih baik kau minum dulu, eonni."
"Hwang Eunbi! Aku serius! Alasan apalagi yang harus aku katakan pada mereka?!" geram Sojung kemudian memijat tengkuknya yang terasa sangat berat belakangan ini.
"Tidak perlu mengatakan apapun lagi. Sekarang ini percuma untuk mengatakan sesuatu. Tidak akan ada yang percaya pada ucapanku. Apapun itu, aku akan tetap dianggap sebagai pihak yang bersalah di sini...." ketus Eunbi membuat Sojung diam.
Yang namanya artis pasti tidak akan jauh dari kata skandal. Kita hanya tidak tahu kapan kata itu akan menerpa hidup mereka.
Eunbi juga begitu. Ia tidak menyangka bahwa di usia karirnya yang ketujuh, ia akan bertemu dengan 'skandal' miliknya. Skandal bodoh yang bahkan sama sekali tidak benar. Entah wartawan dari media mana yang menulis berita konyol dan membuatnya begitu terpojok saat ini.
"Aku sungguh kasihan denganmu. Kau masih muda, tetapi kau harus melalui ini semua," iba Sojung.
Sojung sangat mengenal Eunbi. Tentu saja karena ia adalah orang yang selalu berada di samping Eunbi selama tujuh tahun belakangan ini. Meskipun dari luar Eunbi tampak dingin dan ketus, tapi nyatanya Eunbi hanyalah gadis biasa yang memiliki hati hangat dan mudah rapuh. Ia hanya tidak ingin orang lain ikut bersedih jika melihat dirinya sedang kesulitan.
"Jangan mengasihaniku. Aku membencinya."
Eunbi beranjak dari duduknya dan menyambar tas miliknya. Dengan cepat ia mengenakan kacamata hitam dan topi yang ia turunkan serendah mungkin agar mampu menutupi wajahnya.
"Eonni, siapkan mobil dan tunggu aku di pintu belakang. Aku ingin pulang," perintah Eunbi. Sebagai manajer yang sigap dan mengerti keinginan artisnya, Sojung segera beranjak dari tempat itu dan menuruti kemauan Eunbi.
Mari kita lihat, apa yang akan mereka lakukan padaku, batin Eunbi.
Baru saja ia membuka pintu, ia dapat melihat begitu banyak wartawan yang menunggunya. Berbekal kamera dan recorder, mereka mulai bangkit berdiri dan berlari mendekat begitu melihat visual Eunbi.
"Aish, sialan!" desis Eunbi yang kemudian langsung berlari menghindari awak media.
Teriakan demi teriakan terus memenuhi gendang telinga Eunbi. Para wartawan itu terus mengejarnya sambil meneriaki Eunbi berbagai pertanyaan. Padahal jarak antara Eunbi dan para wartawan itu masih tersisa 150 meter lagi.
Kenapa mereka berisik sekali?! Sojung eonni semoga kau sudah tiba di belakang, batin Eunbi.
Namun harapan Eunbi pupus begitu tiba di pintu belakang, ia tidak menemukan mobil Sojung di sana. Ia menoleh ke belakang dan mendapati para wartawan itu semakin dekat dengannya.
"Ah, aku tidak peduli!" Eunbi membelokkan langkahnya entah kemana. Yang ia inginkan hanya dijauhi oleh para wartawan yang sangat penasaran akan dirinya.
Baru berjalan lima langkah, tubuhnya dipeluk dan ditarik dari belakang oleh seorang pria. Eunbi berontak setelah ia berhasil ditarik ke dalam ruang sempit nan gelap dengan pintu terkunci. Saat ia berontak dan hendak berteriak, mulutnya dibekap dan pelukan pria itu semakin erat.
"Lep-hmmmm-pashh!" gumam Eunbi.
"Ssssttttt!! Jangan bersuara, atau mereka akan menemukan kita," bisik pria itu penuh penekanan.
Eunbi diam. Ia tidak ingin tertangkap wartawan. Itu akan sangat memusingkan. Bekas luka yang ia dapatkan tempo hari akibat keganasan wartawan juga belum sepenuhnya hilang. Ia tidak ingin mendapat luka cakaran lagi.
"Aku Jungkook, Jeon Jungkook. Aku akan menolongmu."
"Aku ingin pulang..." lirih Eunbi berbisik.
"Sebentar lagi. Setelah mereka pergi, aku akan mengeluarkanmu dari sini," ujar Jungkook.
Pria itu menatap Eunbi sedikit iba. Ia baru tahu kalau ternyata Eunbi yang muncul di layar televisi sangat berbeda dengan Eunbi yang berada di dunia nyata.
Ponsel Eunbi bergetar. Sojung meneleponnya. Tapi Eunbi seakan tidak memiliki tenaga untuk sekedar menggeser tombol hijau pada layar. Akhirnya Jungkook yang mengambil alih panggilan itu.
"Eunbi, aku sudah di pintu belakang." Terdengar suara dari seberang.
"Tunggu sebentar lagi, sampai wartawan itu pergi," balas Jungkook.
"Eh? Aku salah sambung ya? Tapi benar ini nomor Eunbi...." gumam Sojung terdengar kecil.
"YAKK!! KAU SIAPA HAHH?! KENAPA PONSEL EUNBI ADA PADAMU?!" pekik Sojung panik.
"Tetaplah pada posisimu. Kabari aku jika para wartawan itu sudah pergi, dan aku akan mengembalikan Eunbi-mu." Jungkook memutus sambungan.
Sekitar 15 menit keduanya tetap bertahan pada posisinya. Tidak ada yang berbicara satu sama lain. Hanya terdengar deru nafas yang beraturan dari keduanya, hingga akhirnya ponsel Eunbi kembali bergetar.
"Sudah aman, tolong segera bawa Eunbi kemari. Aku mohon," pinta Sojung melalui telepon. Jungkook menangguk meskipun Sojung tidak dapat melihatnya.
"Keluar bersamaku, dan kau akan aman." Jungkook menarik tangan Eunbi dan menuntunnya keluar.
Terlihat Sojung yang menggigit jarinya gusar sambil mondar-mandir di samping mobil. Menunggu kedatangan Eunbi. Beruntung Eunbi kembali dengan keadaan selamat membuat Sojung menghela nafas lega.
"Cepat naik, sebelum para wartawan itu kembali," perintah Sojung yang langsung dituruti Eunbi. Sojung segera menyusul dan mengambil alih kursi kemudi.
Sojung segera menyalakan mesin mobil dan bersiap untuk menginjak gas untuk meninggalkan tempat terkutuk ini. Namun kegiatannya dicegah oleh Eunbi.
"Eonni, tunggu sebentar." Eunbi membuka kaca mobil dan menatap Jungkook yang masih setia berdiri di sampingnya.
"Kenapa?" tanya Jungkook heran.
"Terima kasih, Jungkook-ssi..." ujar Eunbi kemudian langsung menaikkan kaca mobil, dan mobil yang ditumpanginya segera melaju meninggalkan tempat menyeramkan itu.
Sementara Jungkook masih asik tersenyum di tempatnya karena baru saja mendapat ucapan terima kasih dari Eunbi. Meskipun Eunbi mengucapkannya dengan sedikit angkuh, tapi ia menyukainya. Karena menurutnya tadi itu Eunbi bukan angkuh, tetapi Eunbi malu mengucapkannya.
Hwang Eunbi, sepertinya mulai sekarang aku akan menjadi fans-mu, batin Jungkook.
- To Be Continued-
KAMU SEDANG MEMBACA
A Brevis Narratio de Sinkook
FanfictionSome short story about sinkook. . . . [Completed - 13 Juli 2020]