Eunbi membuka mata karena cahaya yang sedikit mengganggu tidurnya. Ia mengerjapkan matanya sesekali untuk menyesuaikan penglihatan.
Langit-langit kamar yang berwarna putih menjadi objek pertama yang berhasil ia lihat. Tangannya menggapai ponsel yang berada di atas nakas untuk melihat jam.
Jam 8 pagi. Seharusnya ia sudah beranjak dari tempatnya dan segera mandi untuk bekerja. Tapi pagi ini ia enggan untuk bangun dari tempat tidurnya.
Jika kau masih ingin hidup jangan keluar dari rumah besok. Kalimat itu terus terngiang-ngiang di kepalanya. Juga menjadi salah satu faktor ia malas beranjak dari tempatnya.
Keinginan untuk buang air kecil mengharuskan Eunbi pergi ke kamar mandi. Setelah selesai menuntaskan panggilan alamnya, ia berdiri di depan cermin untuk sikat gigi dan mencuci muka. Kepalanya terangkat cepat setelah ia membasuh wajahnya dengan sabun dan air dingin.
Ia baru menyadari satu hal. Bagaimana jika pria itu berbohong? Bagaimana jika ia sengaja mengatakan hal itu agar Eunbi tidak keluar rumah sehingga ia bisa dengan mudah membunuhnya di rumah? Bisa saja begitu bukan?
Eunbi segera keluar dan menyambar bajunya dari dalam lemari. Ia kembali masuk ke kamar mandi dan mandi secepat kilat. Pokoknya ia harus segera meninggalkan rumahnya dan pergi ke cafe tempatnya bekerja. Setidaknya di sana ramai.
Tak sampai 5 menit Eunbi mandi. Ia segera mengenakan pakaian kerjanya dan membubuhkan riasan natural di wajahnya. Kemudian merampas tas dan teleponnya yang berada di sofa.
Eonni, aku akan tetap bekerja. Aku sudah dalam perjalanan sekarang. Begitu pesan yang dikirimkan Eunbi pada Yuna.
Eunbi berjalan cepat menuju cafe. Sedikit berlari sebenarnya. Selain karena sudah telat, ia juga tidak ingin pria menyeramkan itu mengetahui bahwa dirinya pergi dari rumah.
"Hei kenapa kau memaksakan diri untuk masuk hah?!" tegur Yuna yang khawatir melihat Eunbi terengah-engah.
"Aku tidak mungkin membiarkan eonni kerja sendirian," bohong Eunbi.
"Kau nakal! Hari ini aku harus pergi sebelum pulang ke rumah! Aku tidak bisa pulang bersamamu! Kenapa tidak tinggal di rumah saja Bi??" marah Yuna.
"Aku bisa pulang sendiri eonni." Eunbi tersenyum senang karena perhatian Yuna padanya.
"Setelah kejadian semalam?!" pekik Yuna.
"Kita selesai jam 4 eonni. Hari masih terang kau tenang saja," yakin Eunbi. Karena dapat shift jam 10 pagi, maka Eunbi dapat pulang ke rumah pada pukul 4 sore.
"Terserah!" ucap Yuna sedikit kesal pada Eunbi karena gadis yang sudah ia anggap adik itu tidak mendengar perkataanya.
Eunbi tertawa melihat Yuna yang berjalan meninggalkannya. Cafe masih sepi karena baru saja buka. Belum ada pelanggan yang datang, jadi Eunbi bisa tertawa lepas.
***
16.00 KST"Yewon-ah, Eunha-ya! Kami pulang duluan ya. Semangat!" pamit Yuna kepada Yewon dan Eunha yang akan menggantikan shiftnya.
"Dadah Yewon dan Eunha eonni! Hwaiting!" Eunbi melambaikan tangan yang di balas oleh Yewon dan Eunha.
Eunbi dan Yuna berjalan bersama hingga sampai di persimpangan jalan. Mereka berhenti di sana.
"Sekarang bagaimana?" tanya Yuna.
"Apanya yang bagaimana?" tanya Eunbi balik.
"Aku harus ke suatu tempat Bi, tapi tidak mungkin aku meninggalkanmu sendirian."
KAMU SEDANG MEMBACA
A Brevis Narratio de Sinkook
FanficSome short story about sinkook. . . . [Completed - 13 Juli 2020]