Entah do'aku tak mujarab atau bagaimana akhirnya sehingga begini
Wajah telah lengket air mata lalu mengering tertiup angin
Tangan telah kaku menengadah bergetar setiap untaian kata
Merapalkan kalimat penyembuh untuk hati yang tergurat luka
Menyirami akal dengan air suci agar memori lenyap seketika
Justru enggan buyar malah menguat setiap detiknya
Tak ada pantas untuk disalahkan atas semuanya bahkan waktu
Ternyata waktu pun tak mampu membuatnya dilupakan
Sekuat itu memoar tentangnya
-AmarantaKim, 11 Agustus 2019.
Hembusan kipas angin melembut.

KAMU SEDANG MEMBACA
Catatan Hati
PoesíaHanya sekadar catatan hati. Ketika tak bisa terucap lagi melalui lisan, tulisan jelas menjadi pilihan.