Aku ini sedang diam, tapi rasanya dunia tak mendukung kediamanku.
Aku ingin diamku tak diganggu, begitu pula dengan raga dan jiwaku yang merasa risih.
Dipikir pikir tak ingin diam lagi kemudian. Salahkan siapa yang mengusik, diusir tak mau pergi.
Malah semakin mengganggu, ya sudah didiamkan.
Aduh, kepalaku digetok dengan keras lalu mengaduh.
Sakit tapi harus kuat.
Aku ini kan keturunan adam dan hawa yang hebat itu, aku ini dilahirkan ke dunia oleh ayah dan ibu yang menunggu dengan tidak sabar.
Aku juga kan lahir untuk mengambil semua kebahagiaan yang disiapkan.
Lalu kemudian kupikir, diam juga tidak masalah.
Asalkan tenang dan senang. Aku sekarang dalam diam tapi bahagia.
-AmarantaKim, 12 Agustus 2019.
Puisi ini terselip di catatan ponsel, pada 14 November 2017. Sudah lama.
![](https://img.wattpad.com/cover/193984179-288-k235820.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Catatan Hati
PoetryHanya sekadar catatan hati. Ketika tak bisa terucap lagi melalui lisan, tulisan jelas menjadi pilihan.