26. Dancing in the rain.

239 36 2
                                    

Mike menengadah, tercenung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mike menengadah, tercenung. Seseorang dengan senyum 'kotak' menaunginya. Berhubung masih siang, tapi nyatanya hujan, rona wajah yang menunduk ke arahnya, jadi tampak hangat ... dan manis.

"Itu penting, ya?" tanya si pemuda. Suara yang terasa seperti kabut, tak disangka dimilikinya. Mike mengerjap.

"Iya."

"Kalau begitu, gawat jika basah semua. Bisa rusak. Pakailah, tuan," sodornya, Mike perlahan mengancing tas kulitnya dan beranjak berdiri. Giliran si pemuda yang menengadah. Masih ada senyum di sana walau tidak selebar tadi.

"Tidak perlu. Nanti kau kebasahan. Payung ini hanya cukup seorang. Aku sebentar lagi dijemput. Tenang saja."

"Masih lama, 'kan? Satu jam lagi."

Mike mengernyit. Si pemuda tertawa. Jernih sekali suaranya di tengah deru hujan. Mike sampai nyaman walau punggungnya basah.

"Aku selalu melihatmu mampir ke kedai kopi ini dengan jemputan mobil hitam itu. Jam yang sama. Setiap Rabu dan Jumat. Jangan salah. Aku tidak menguntit. Tempat kerjaku di seberang. Jadi tahu."

Mike menoleh ke arah yang dimaksud. Sebuah toko bunga. "Lalu? Kenapa kemari?" tanyanya saat kembali menatap si pemuda, yang terlihat sungguhan manis.

"Kasihan. Kau tampak kesulitan, tuan. Lagi pula, kurasa kau lebih butuh payung ini." Mike dipaksa mengenggam pegangan payung yang bening. Buru-buru dijawab sebelum berucap. "Aku suka hujan. Nanti kembalikan saat sempat saja. Sampai nanti, tuan siapa-pun-namamu."

Mike tak bisa leluasa merentangkan tangan untuk menahan karena tas rusaknya akan jatuh dari kempitan di ketiak, jadi hanya bisa mengatupkan bibir saat si pemuda berjalan mundur dan segera berputar cepat lalu menengadah menerima guyuran hujan ke wajahnya. Jalanan lenggang, karena kota itu kecil. Mike juga tinggal seminggu lagi di sana untuk urusan kerja.

Hal yang disadarinya sangat disesali.

Karena ia tengah mematung menyaksikan si pemuda asing yang manis itu, berputar dan menjejak semua genangan air dengan begitu riang. Persis anak-anak. Menari dan tertawa seolah ada musik dalam kepalanya.

Indah. Gerakannya berputar lambat di mata tua Mike.

"V! Masuk cepat, astaga!" seru seorang wanita dari toko bunga di seberang. Mengomel dan menepuk pemuda tadi karena melambai riang ke arah Mike sebelum masuk dan menghilang dalam toko.

Mike meremas pegangan payung. Ada rasa dingin menjalar di punggungnya. Bukan karena basah, tentu saja.

"V ... ya?"

Besok, harus segera ke sana. Bunga. Bunga itu menariknya. Mike tersenyum, menggeleng tak percaya.

"Pasti akan kukembalikan, manis."

*** *
;"))

Your Prompts | Vottom ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang