"Bola-bulu."
"Tidak. Dia Byul*."
"Iya, cocok, 'kan? Lebih mirip bola-bulu."
"Tidaak, daddy ... namanya Byul. Lebih cocok itu!"
Mike mengerjap, menggeleng lalu berpaling untuk mengambil piring lain. Hari itu gilirannya membuat makan malam, dan penghuni baru di rumah mereka, masih saja diperdebatkan panggilannya.
"Iya, 'kan?"
"Dari mananya yang bisa disebut 'bintang'? Dia mirip bola bulu yang lucu. Coba taruh dalam cangkir. Dia tampak sempurna di sana."
V mengangkat anak pomeranian cokelat sedikit kelabu di tangannya, sampai pandangan mereka sejajar. Sepasang mata bulat hitam mengerjap, balas memandang V yang segera mengerang, mengusap pipinya ke tubuh mungil berbulu lembut si anak anjing saking gemasnya.
"Dia lucu setengah mati, daddy ... lihat saja matanya yang hitam jernih ini. Seperti berpendar, 'kan? Pokoknya, dia Byul. Titik."
Mike menghidangkan piring kedua di atas meja, dan meminta V untuk duduk.
"Iya, terserah kau saja. Letakkan anak itu dulu. Kita perlu makan."
"Byul juga?"
"Makanan kita untuk manusia, sayang. Tadi kau sudah puas bermain dengannya juga. Biarkan bola-bulu itu lepas dari pelukanmu beberapa menit saja. Kasihan."
V mengerucutkan bibir. "Namanya Byul dan dia tidak protes walau di pelukanku seharian. Bukannya kau sendiri yang mengadopsinya untuk jadi temanku di rumah?"
"Iya, tapi sekarang giliranmu yang dimanja. Jarang-jarang aku sempat masak bolognaise dan daging panggang ini. Khusus untukmu saja, loh."
"Mm ... baiklah." V dengan setengah hati mengembalikan anak anjing lucu itu ke rumah kecilnya, lalu duduk patuh di depan Mike. "Byul. Pokoknya, Byul. Jangan sebut nama lain untuknya."
Mike mengangguk, menekan meja dengan siku. "Itu, 'kan panggilan sayang. Dia memang mirip bola bulu hidup. Dari warnanya, nama chestnut muncul di kepalaku begitu saja saat pertama kali melihat anak lucu itu. Bahkan, penjaga petshop setuju denganku."
"Oh, ya? Itu karena kegenitan. Tentu saja setuju. Pokoknya, dia sekarang Byul. Tidak yang lain-lain." V menggigit daging di garpu dengan tegas, dagu terangkat angkuh.
"Chestnut, saja."
"Byul."
"Chestnut."
"Byul. Byul. Byul."
"Chestnut. Chest. Nut."
"Byul, daddy!"
"Cium aku dulu, baby."
"Maunya ...."
"Kalau begitu aku setuju dengan nona tadi saja. Diberi kedip mata soalnya. Jadi ...." Mike mengedikkan bahu.
"Oh? Oke, baiklah. Byul akan kuajak pulang besok dan jangan coba-coba masuk ke kamarku nanti atau kutendang."
"Loh? Aku sudah masak kesukaanmu, sayang. Ayolah."
"Minta peluk wanita petshopmu sana. Aku punya Byul yang tampan malam ini."
"Lebih tampan dariku?"
"Sangat!"
"Tapi, kau lebih manis dan indah dari wanita mana pun."
"Urusanmu."
"Cemburu, ya? Lucunya ...."
"Sembarangan! Siapa yang mulai, sih? Pokoknya, jangan panggil anakku dengan nama lain!"
"Dia anakku juga, dong."
"Tidak, sampai kau setuju namanya Byul."
"Aku tidak bilang menolak nama itu."
"Lalu, kenapa masih berdebat denganku?"
"Karena ayah Byul ini lebih imut dan menggemaskan saat kesal. Maunya cuma lihat pipi tembam itu mengunyah. Aku harus bagaimana kalau tambah sayang karenanya?"
Dengan pipi merona, V menggerutu. Melempari Mike dengan serbet makan untuk berhenti menggodanya.
"Dasar licik!"
*** *
:''))*byul = bintang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Prompts | Vottom ✔
FanfictionVictory Kim dan Mike Butler sehari-harinya. Hal-hal sederhana yang mereka lakukan untuk bahagia. Nikmati saja. . . ( Victory Kim a.k.a Kim Taehyung - Mike Butler a.k.a Gerard Butler, bukan milik saya, kecuali plot dan isi cerita. ) ( Crack pair. LG...