Pagi ini seungri sudah bangun sebelum jiyong bangun. Dia keluar kamar dengan jalan perlahan tidak ingin membangunkan hyung nya. Di luar kamar dia juga mendapati chaerin yang sibuk membuat sarapan. Dia juga melihat mino yang sedang menonton berita pagi itu.
"Pagi noona, pagi mino."
"Eoh... pagi hyung" balas mino.
"Selamat pagi seungri, tidurmu nyenyak?" Sapa chaerin pagi ini.
"Hm... sangat nyenyak."
"Jiyong oppa belum bangun?"
"Belum, aku tidak ingin membangunkan nya. Boleh aku membantumu?"
"Dengan senang hati."
Chaerin dan seungri sibuk menyiapkan sarapan, sementara mino masih menyaksikan siaran berita pagi.
"Berita pagi ini. Telah terjadi penyerangan di Untitled Club oleh sejumlah orang tak dikenal pada pukul 9 kemarin malam. Club yang dimiliki oleh pengusaha besar, Kwon Jiyong ini mengalami kerusakan yang cukup parah. Sang pemilik saat ini pun belum bisa ditemui karena...."
Mino yang menonton berita itu terkejut dan segera memanggil chaerin juga seungri.
"Noona, hyung kemarilah. Kalian harus lihat ini."
Chaerin yang baru saja melihat berita itu tidak kalah terkejut, terutama seungri. Pandanganya tidak putus dari tv. Ada hal yang lebih mengejutkan seungri dari berita perusakan club jiyong.
"Di sebutkan juga bahwa Kwon Jiyong selaku pemilik dari Kwon Enterprise menyerahkan jabatannya kepada Lee Seungyoon, yang diketahui merupakan adik dari mendiang Lee Soo Hyuk. Saat berita ini keluar, Kwon Jiyong sendiri belum bisa ditemui dikediaman nya...." Si pembawa berita terus membacakan berita yang membuat seungri tidak percya.
"Mwo...yoon mengambil alih perusahaan? Jiyong hyung tidak boleh tahu hal ini dulu, aku takut dia akan...."
Belum selesai seungri berbicara, orang yang dibicarakan muncul dari dalam kamar. Jalan dengan masih memegang lukanya yang masih sakit. Mino pun segera mematikan tv. Berharap jiyong belum mendengar berita tersebut.
"Apa yang tidak boleh aku ketahui?" Jiyong bertanya dengan heran karena namanya di sebut.
"Ah...ani hyung, tidak ada apa-apa." Jawab seungri yang sedikit ketakutan saat ini.
"Seungri, katakan padaku ada apa? Kau tidak bisa bohong dariku ku!"
"Tidak ada hyung, kau hanya salah dengar."
"Mino-ya berikan remotenya padaku. Palli!!" Jiyong merebut remote tv yang dipegang mino.
"Andwaeee..." Teriak seungri.
Seungri mencegah jiyong melihat berita tapi telat. Jiyong sudah menyalakan tv dan melihat berita tentang club dan perusahaan nya.
Saat ini aura disekitar ruangan terasa tidak nyaman. Raut wajah jiyong menyiratkan kemarahan. Dia menggenggam remote tv itu sangat erat. Bahkan luka yang belum juga mengering mulai berdarah kembali.
Seungri khawatir melihat jiyong yang begitu emosi. Terakhir kali dia melihat ekspresi seperti itu satu tahun lalu. Dia berusaha untuk menenangkan jiyong.
"Bresengsek....sial....kau telah berani bermain-main dengan ku, yoon." Umpat jiyong.
"Hyung, tenanglah dulu. Luka mu belum sembuh."
"Arrkkhhhh....SIAAALLLL.... bajingan, aku akan menghabisimu yoon, aku bersumpah akan menghabisi mu!!!"
Emosi jiyong sudah tidak bisa di kontrol. Dia mengamuk, menghancurkan semua yang ada di dekatnya. Dengan napas yang tersengal-sengal akibat amarahnya. Seungri belum pernah melihat hyung nya semarah itu. Dia berusaha memeluk jiyong dari belakang untuk bisa menghentikan amukanya. Tapi seungri malah terhempas kebelakang membuat dia terbentur tembok.
"Arrghh..." Seungri merasakan sakit akibat benturan.
"Seungri hyung..." Teriak mino.
Jiyong tersadar saat mendengar suara seungri dan teriakan mino. Dia langsung menengok kebelakang dan melihat seungri dibantu berdiri oleh mino.
"SEUNGRI-YA, kwaenchana? Mianheyo... mianheyo!"
"Hyung..." Seungri memanggil tapi tidak digubris oleh Jiyong.
"Hyung tidak sengaja, apa ada yang terluka?"
"Hyung... tenanglah. Aku tidak apa-apa. Lihatlah hyung lukamu berdarah lagi. Ayo kita obati dulu."
"Tidak seungri, aku harus segera kembali, aku tidak bisa membiarkan yoon mengambil perusahaan kita. Hyung akan..."
Plak...
Untuk pertama kalinya seungri menampar jiyong hanya untuk sekedar menyadarkannya dari kepanikan nya dan itu berhasil membuat jiyong berhenti meracau. Membuat jiyong terdiam sepersekian detik.
"Hyung, kau harus tenang. Jangan seperti ini. Kau bukan seperti hyung yang ku kenal. Aku tahu kau marah, takut. Aku juga sama hyung, tapi ku mohon tenanglah."
Seungri menangkup wajah jiyong dengan kedua tangannya berharap hyung nya mau mendengarkan dia. Jiyong melihat kedalam bola mata seungri secara lekat dan bergantian membuat nya tersadar dan memeluk seungri erat.
"Seungri-ya, mianhe... jeongmal mianhe."
"Kwaenchana hyung. Sebaiknya kita obati dulu lukamu. Ayo duduklah disini."
Chaerin yang dari tadi menyaksikan segalanya hanya bisa terdiam, dia belum pernah melihat jiyong semarah itu. Begitu juga dengan Mino, dia sangat takut melihat jiyong yang mengamuk. Tapi lamunan nya tidak berlangsung lama saat chaerin meminta mino mengambil kotak p3k.
"Chaerin-ah... mianheyo, aku sudah membuat rumahmu berantakan." Jiyong memandang sendu chaerin.
"Tidak apa, yang penting sekarang kau sembuhkan dulu lukamu. Soal yoon pikirkan nanti." Chaerin yang masih sibuk mengobati luka jiyong menjawab tanpa melirik ke arahnya.
Sementara itu seungri mendapat panggilan dari top hyung.
"Kami baik-baik saja, hanya jiyong terluka, jadi kami tidak bisa kembali kesana. Jiyong hyung tidak ingin kembali kesana sementara ini. Ne, sebentar aku panggil kan jiyong hyung." Seungri menghampiri jiyong yang masih duduk di sofa dengan memejamkan mata.
"Hyung, ini dari top hyung." Seungri menyodorkan ponselnya dan disambut cepat oleh Jiyong.
.
.
.
.
.
.
.
.
Lalu apa yang akan diberitahukan top pada jiyong? Bagaimana dengan perusahaan mereka? Tunggu ya kabarnya.Tiba-tiba gak mood nulis.... otaknya mampet. Padahal kemarin udh banyak ide bermunculan...aigooo.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Brother is a Gangster 2 ✅
Action"Sekarang gangnam dikuasai duo Kwon, menarik sekali." Ucap seseorang yang sepertinya sedang mengawasi mereka. Apa yang akan terjadi pada Kwon bersaudara itu?