Jiyong membuka matanya pelan, menyelaraskan dengan cahaya matahari pagi yang berhasil menyelinap masuk. Memikirkan apa yang sudah terjadi dan kenapa dia bisa ada dikamarnya sendiri. Dia merasa kemarin seperti ada suara seungri yang memanggil dirinya.
Jiyong menoleh ke samping dan mendapati orang yang sangat dia kenal sedang tidur ditepian kasurnya dengan satu lengan menjadi alas kepalanya dan satu tangannya lagi menggenggam tangan jiyong. Dia pun tersenyum melihat panda kesayangannya itu telah kembali. Jiyong mengelus kepala seungri dengan lembut, membuat seungri terbangun dan menatapnya.
"Hyung kau sudah bangun?" Seungri mengangkat kepalanya dan segera mengecek suhu tubuh jiyong.
"Ah syukurlah demammu sudah turun. Kau ini cari mati ya hyung....kenapa kau tidak istirahat? Kau tidur dengan jendela terbuka seperti itu. Aish...untung saja aku segera pulang."
"Seungri-ya, mianheyo."
"Sudahlah hyung, aku sudah melupakannya. Aku juga minta maaf."
"Kenapa kau tidur disitu? Kenapa tidak bersamaku saja?"
"Aku tidak mau mengganggu mu, jadi aku biarkan kau nyaman sendiri."
"Hei... kapan aku pernah terganggu denganmu?!"
Tiba-tiba seorang pelayan mengetuk pintu dan masuk membawakan sarapan untuk jiyong.
"Selamat pagi tuan, saya membawakan sarapan."
"Biar aku saja ahjuma." Seungri segera mengambil nampan berisi makanan yang dibawa pelayan tadi.
"Kau boleh pergi" suruh seungri.
"Saya permisi tuan."
Seungri menaruh nampan itu di nakas dekat dengan kasur jiyong. Dan jiyong sudah duduk dengan bersandar pada headbed.
"Hyung makan sarapan mu, setelah itu kau minum obatmu"
Mendengar kata obat raut wajah jiyong berubah. Dia bener-bener tidak suka dengan hal yang namanya obat.
"Hm... se... seungri-ya? Bisakah..."
"Tidak bisa, kau harus meminumnya" seolah tahu apa yang akan dikatakan hyung ny itu seungri segera menolaknya.
"Yah... memang nya kau tahu apa yang akan aku katakan?"
"Aku tahu kau tidak mau minum obat kan? Siapa suruh kau sakit! Ayo sekarang kau makan buburmu dulu."
"Suapi aku!"
"Aigooo...kau ini sudah besar masih juga manja."
"Biar saja...kau malah mengajak orang sakit bertengkar...aish..."
"Arra...arra...ayo buka mulutmu."
Kembali lagi seperti biasa pertengakaran dua kwon dimulai. Tak lama masuklah ketiga teman lainnya. Mereka segera datang pagi setelah tahu jiyong sakit.
"Yo...ji, kau sakit?" -top
"Tidak hyung, aku sehat. Seungri saja yang melebih-lebihkan." Ejek jiyong dan dia melirik ke arah adiknya yang sekarang ini sedang merengut.
"Lihat saja hyung...setelah ini, aku akan menguncimu di dalam kamar agar kau tidak bisa kemana-mana." Ancam seungri.
"Yah...kau pikir kau siapa berani mengunciku?"
"Kau hanya seorang Kwon Jiyong yang tidak suka minum obat!!!"
Dan...lagi jiyong hanya bisa diam tertunduk malu, terlebih ketiga temannya mentertawai mereka.
"Wah, ji... perawat mu ini lebih mengerikan dibanding musuhmu." Ejek yongbae.
"Dia boleh sangar dihadapan lawannya hyung, tapi jika berhadapan dengan pandanya, jiyong hyung sudah pasti kalah." Tambah daesung.
"Kalian puas mengejekku? Sebaiknya kalian pergi saja dari rumah ku!"
"Ok...ok... GDragon marah, nanti kita bisa kena semburan apinya." Yongbae berhenti mengejek nya lagi.
"Oh ya top hyung, kau sudah tahu tujuan yoon?" Tanya jiyong.
"Beberapa hari ini beberapa anak buah kita selalu mengikuti yoon tapi tidak ada hasil apapun. Dia benar-benar susah ditebak. Tapi aku pernah melihatnya sedang bersama June. Sepertinya mereka sedang membicarakan hal yang serius."
"June? Bukankah dia yang pernah bersama soo hyuk?" Tambah jiyong
"Ya, dia yang menjadi lawanku saat itu. Dan ku akui june itu lawan yang cukup kuat.
"Kurasa kita harus lebih berhati-hati lagi." Daesung menambahkan dan di iyakan oleh yang lainnya.
Seungri hanya diam, melamun sambil memegang mangkuk bubur jiyong yang sudah kosong. Jiyong yang sadar akan hal itu memanggil seungri.
"Seungri-ya, kenapa kau melamun?"
"Ani hyung...aku hanya sedang berpikir kenapa kau banyak sekali musuh?"
"Itu lah resikonya saat kau menjadi seorang gangster, terutama jika kau itu seorang pimpinan." Jelas jiyong
"Hyung bisakah kau berhenti jadi Gangster?" Pinta seungri.
"Tidak untuk sekarang ini. Biarkan aku menyelesaikan semua ini dulu, baru aku akan berhenti menjadi ketua gangster."
"Kau janji hyung?"
"Ne, aku janji."
Seungri sedikit tersenyum mendengar ucapan jiyong.
Sebenarnya sudah lama jiyong ingin melepas statusnya sebagai seorang gangster dikarenakan dia sudah jengah dengan kehidupan seperti itu. Bayang-bayang kematian orang tuanya, kecelakaan yang menimpa seungri dan yang terakhir penculikan seungri yang membuat jiyong semakin khawatir dengan seungri.
Hal ini pernah diutarakan jiyong pada ketiga temannya, tapi temannya masih mencegah hal itu. Mengingat belum ada yang mampu mengendalikan pertikaian antar gangster selain keluarga Kwon itu sendiri. Sehingga banyak dari gangster district lain pun meminta jiyong tetap mempertahankan status nya.
Hal itu juga tidak dipungkiri kubu jiyong memiliki musuh diam-diam yang ingin menghancurkanya. Resiko itu pula yang harus ditanggung jiyong. Tidak bisa menikmati kehidupan normalnya sebagai seorang Kwon Jiyong bersama adiknya. Mereka mengenal jiyong sebagai G-Dragon, hanya sebagian kecil mengenalnya dengan kwon jiyong. Itu juga yang membuat dia harus menutupi jati diri seungri.
Tapi kali ini usahanya sia-sia. Karena sebagian dari musuhnya sudah tahu siapa seungri yang merupakan kelemahan terbesar jiyong selama ini. Bahkan urusan percintaan nya pun harus berakhir karena tidak ingin orang dia cintai terluka jika selalu didekatnya.
Sekarang niatnya semakin bulat untuk berhenti dari dunia kelamnya atas permintaan seungri. Dia hanya ingin yang terbaik untuk seungri dan dirinya sendiri.
.
.
.
.
.
.
.
No comment ah untuk part ini, agak mellow nulis bagian ini. Membayangkan dirimu, jidiku. 😔Udah ah kita ketemu lagi di chapter berikutnya.
Selalu ditunggu comment dan vote dari kalian yang buat gw semangat untuk lanjut story ini.
Khamsahamnida 🙇
KAMU SEDANG MEMBACA
My Brother is a Gangster 2 ✅
Action"Sekarang gangnam dikuasai duo Kwon, menarik sekali." Ucap seseorang yang sepertinya sedang mengawasi mereka. Apa yang akan terjadi pada Kwon bersaudara itu?