M.B.I.A.G S2-11

371 37 5
                                    

📳 Top Hyung

"yeoboseyo, hyung..."

"Ji, kau sudah lihat berita?" Sambar top dari ujung sana.

"Hyung, apa yang terjadi?"

"Semalam beberapa orang datang menyerang club, mereka menghancurkan semua yang ada di sana. Saat itu aku sedang meninggalkan club jadi aku tidak bisa mencegah mereka."

"Kau sudah tahu siapa yang melakukanny?"

"Masih ku selidiki, tapi aku curiga yoo dibalik semua ini. Yongbae juga menghubungi ku soal Kwon Enterprise. Sekarang kau ada dimana, aku akan ke sana!"

"Aku ada di gwangju."

"Gwangju? Tempat chaerin?"

"Ne, aku tidak bisa kembali ke sana sementara waktu."

"Seungri bersamamu? Apa yang terjadi pada kalian?"

"Ne, aku kan ceritakan semuanya setelah kau kemari. Aku harus menghubungi yongbae dulu hyung."

Tut...

Sambungan terputus dan sekarang jiyong mendial yongbae.

📳 Calling Yongbae hyung.... (Jiyong masih pakai ponsel seungri)

"Yeoboseyo, seungri-ya....kau dimana?" Sambut orang yang mengangkat panggilan jiyong.

"Bae, ini jiyong. Saat ini aku dan seungri ada di gwangju. Apa yang terjadi di perusahaan?"

"Jiyongie-ya, mianhe...aku dan daesung tidak bisa menyelamatkan perusahaanmu. Yoon datang dengan membawa surat-surat yang menyatakan bahwa kau menyerahkan perusahaan pada nya dan surat itu asli."

"Mwo? Jadi ternyata benar dia dalang dari semua ini! Lalu bagaimana dengan kalian?"

"Kami tidak apa-apa, jiyongie. Aku dan daesung hampir saja melawan, tapi dia mengancam pegawai kita dan dia juga mengancam akan menghabisi kalian. Dia sempat memberikan video saat kalian dikejar. Jadi kami tidak bisa berbuat apa-apa. Kami akan ke sana menyusul kalian!"

"Jangan, sebaiknya kalian tetap disana, memantau keadaan. Top hyung sedang perjalanan kemari. Jadi jangan khawatir."

"Baiklah, kalau butuh sesuatu segera hubungi aku."

"Ne, aku akan menghubungi kalian."

"Hyung, apa yang terjadi?" Tanya seungri penasaran.

Jiyong menceritakan semua yang dia dapat dari yongbae dan top. Terlihat dari wajah jiyong yang menahan marah, seungri hanya bisa mengelus punggung jiyong untuk menenangkan nya.

"Lalu apa yang akan kita lakukan hyung?" Tanya seungri.

"Sudah ku duga pasti yoon yang melakukan ini semua. Kita harus segera mengambil tindakan sebelum dia semakin jauh." Jelas mino

"Tapi kita harus hati-hati, karena yoon lebih berbahaya dari soo hyuk." Suara top yang sedang berdiri diambang pintu.

"Hyung kau sudah datang?" Tanya seungri bingung.

"Aku baru saja tiba, tapi kalian tidak menyadarinya. Aku juga mengetuk pintu tapi kalian tidak dengar."

"Top oppa, masuk dan duduklah dulu." Sapa chaerin pada top.

Top pun masuk menyapa mino dan memeluk Chaerin erat karena mereka sudah lama tidak bertemu.

"Apa kabarmu oppa?"

"Aku baik, seperti yang kau lihat. Kau sendiri?"

"Yah... seperti yang kau lihat juga oppa, aku baik-baik saja.

"Dan kau jiyong, bagaimana lukamu?"

"Hanya luka robek seperti biasa. Nanti juga akan sembuh. Auw...appo!" Tiba-tiba seungri mencubit pinggang kiri jiyong.

"Hampir mati kau bilang hanya? Hyung sampai kapan kau akan seperti ini? Aku hampir gila dibuat ulahmu itu. Kau yang memiliki banyak musuh, hidupmu yang tidak pernah merasa aman dan kau yang masih harus melindungi ku dan aku...aku yang bahkan tidak mengenal siapa hyung ku ini sebenarnya dan kau bilang 'hanya'?"

Seungri meninggalkan mereka semua dengan wajah kecewa dan kesal. Top, mino dan chaerin yang mendengar ucapan Seungri cukup terkejut. Pasalnya memang seungri jarang sekali marah apalagi terhadap jiyong.

Jiyong yang melihat seungri pergi wajahnya terlihat sangat sedih. Mendengar penuturan sang adik.

Top menepuk bahu jiyong dan menganggukan kepala mengartikan untuk mengejar seungri dan menenangkannya.

Jiyong beranjak dari duduknya dan segera mengejar seungri yang sekarang sedang berdiri ditaman belakang menenangkan pikirannya.

"Seungri-ya..." Jiyong menepuk bahu seungri.

"Hyung... mianhe. Sikapku yang kekanakan."

"Ani...kau tidak salah, aku yang memang tidak pernah terbuka padamu. Aku tahu kau mengatakan itu karena kau mengkhawatirkan ku."

"Hyung, kau janji setelah ini kau akan berhenti?"

"Ne...aku janji, aku akan menghabiskan waktu bersamamu lebih lama."

"Gomawo hyung." Seungri memeluk erat tanpa di sadari pelukannya membuat jiyong sakit.

"Yah... lepaskan aku, kau mau membuat lukaku terbuka lagi!" Ucapan jiyong membuat seungri kaget.

"Ah... hyung mianhe...aku lupa hehehe"

Seungri memang tidak bisa marah dengan jiyong terlalu lama.

"Tunggu sebentar..." Jiyong menatap ke sekeliling halaman rumah, merasa ada sesuatu.

"Wae hyung?" Seungri yang melihat jiyong seperti itu menjadi heran.

"Kau masuklah, aku akan menyusul."

Seungri menuruti kata-kata jiyong. Top yang memperhatikan mereka dari tadi, bangun dari duduknya dan menghampiri seungri dan jiyong.

"Ada apa ri? Tanya top

"Molla, jiyong hyung tiba-tiba seperti itu." Jawab seungri.

"Masuklah, tunggu didalam." Perintah top. Dan top pun menghampiri jiyong.

"Jiyong-ah, waeyo?"

"Hyung, apa saat ke sini ada yang mengikutimu?"

"Kurasa tidak?!"

"Mereka datang!"

"Mereka?"

"Ne...dan tidak sedikit jumlahnya!"

Dan tiba-tiba ada sebuah benda kecil jatuh di sekitar halaman, benda seperti granat yang siap meledak.

"AWAASSSS..." Jiyong dan top menghindari ledakan dan melompat masuk ke dalam rumah dan...

Duaarrr...

Seketika halaman rumah menjadi berantakan. Chaerin yang dengar teriakan jiyong segera menghindar. Sedangkan mino segera menundukan tubuh seungri untuk melindungi seungri.
.
.
.
.
.
.

"Jadi disini mereka bersembunyi? Habisi mereka jangan sampai ada yang tersisa!"

"Yoon apa perlu kau menghancurkan mereka seperti itu? Kau bahkan sudah menghancurkan club dan merebut perusahaan jiyong."

"Aku tidak akan puas sebelum semuanya hancur hyung."

"Terserah kau saja, aku hanya akan menikmati hasil mu."

"Kau akan segera bersenang-senang hyung."
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Apa yang terjadi dengan jiyong dan yang lainnya? Apa mereka selamat dari serangan yoon?

Tunggu saja kelanjutan nya ya.

Jangan lupa vote dan komen yang bikin semangat.

Khamsahamnida 🙇

My Brother is a Gangster 2 ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang