gue stanly

24.6K 250 5
                                    

Jangan lupa tekan ☆
Happy reading


Nama gue Stanly, biasa dipanggil Stanly. Umur gue 25 tahun, gue masih single.

Gue sedang duduk diruangan gue sambil menatap wajah gue di dipantulan cermin. Wajah tanpa ekspresi yang menatap datar pada bayangan gue sendiri.

"Waktu berjalan begitu cepat, semunya berlalu seperti angin yang berhembus pelan. Gak tau kenapa, gue rindu sama lo,'' bisik gue pada bayangan gue sendiri.

Tiba-tiba pintu ruangan gue diketuk.

"Permisi dok, anda sudah ditunggu diruang gawat darurat. 10 menit lagi operasi akan dilakukan," kata wanita berbaju serba putih itu didepan pintu ruangan gue.

Wajah datar gue tadi hanya tersenyum dan mengangguk padanya. "Baiklah 5 menit lagi saya akan kesana,"

"Baik dokter," ucap wanita kemudian berlalu pergi.

Yah, pekerjaan gue adalah dokter. Gue udah kerja jadi dokter hampir 2 tahun. Banyak perjuangan yang gue lewati sampai gue bisa ada di rumah sakit ini. Salah satunya gue harus melawan ambisius bokap gue sendiri yang ingin meneruskan perusahaannya ke gue.

Disini gue dituntut untuk menjadi seorang dokter yang baik dan profesional. Kalau gak, gue bakalan ditarik sama bokap gue untuk kerja dikantornya. Bayangin aja, kuliah hampir 5 tahun yang tiap harinya berhadapan doang sama organ tubuh manusia, tiba-tiba disuruh kerja dikantor? Gue lebih memilih menghilang dari bumi dari pada harus masuk kantor yang bukan cita-cita gue. Menjadi dokter ada kenginan tersendiri gue. Entah mengapa disini gue bisa menemukan kebahagian gue sendiri dari orang-orang terdekat gue.

Gue lahir dari keluarga yang sangat mampu. Gue dianugerahi wajah cukup tampan dan postur tubuh yang masuk dalam kategori keren. Bisa dibilang turunan dari bokap gue.

Bokap gue namanya Raymond Barison, dia adalah pebisnis terkenal dengan perusahaan dengan cabangnya yang ada dimana-mana.

Nyokap gue namanya Stefani Kumala, dia juga kerja diperusahaan teman bokap gue sebagai sekertaris.

Perlu kalian semua tau, gue bukan anak kandung dari nyokap gue. Maksudnya bokap gue menikah lagi setelah ibu kandung gue meninggal sejak gue lahir. Tapi perlakuan nyokap gue yang sekarang gak kayak ibu tiri yang ada di film-film. Kasih sayang nyokap ke gue itu tulus banget. Gak ada iming-iming buat cari perhatian orang. Nyokap gue orangnya hangat, makanya gue nyaman sama dia. Gue biasa manggil nyokap dengan sebutan 'bunda'. Gak tau kenapa, emang dari dulu udah gue panggil begitu.

Gue punya dua adek. Tentunya dari hasil perkawinan bokap sama nyokap gue. Nama adek gue itu Calvin dan Celine. Mereka adalah keluarga terbaik gue dengan kisah dan kepribadiannya masing-masing.

Tut tutt tutt

Bunyi pesan yang masuk di ponsel gue menyadarkan lamuan gue.

"Besok gue berangkat ke LA. Malam ini kita kalo gak sibuk ketemu ditempat biasa,"

Pesan dari Rio sahabat gue sejak SMA.

Gue melangkahkan kaki melewati koridor rumah sakit menuju ruang gawat darurat sambil mengenang kembali perjalan gue waktu masih SMA dan waktu pertama kali gue kenal sama Rio.

Flashback

Waktu itu gue sama keluarga gue yang sementara tinggal di AS pindah kembali ke Indonesia. Sebenarnya alasan kami tinggal di AS waktu itu karena adek gue yang paling bungsu Celine, mengidap penyakit jantung lemah.  jadi dokter memutuskan untuk berobat di AS.

Setelah 4 tahun berobat, kondisi Celine mulai membaik. Bokap sama nyokap memutuskan untuk balik ke Jakarta. Walaupun kata dokter Celine harus rutin melakukan kemo terapi agar sembuh total jika sudah sampai di Jakarta nanti.

StanlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang