°4

2K 81 3
                                    

"Adek gue gimana ke lu dia gak jutek kan?." Tanya Rizal kepadaku.

"Adek lu baik banget ama gue Bang."

"Aduh gak usah manggil Bang kali gue ama lu tuan lu umur nya."

"Tapi kan lu abangnya Nai."

"Ya terus kalau gue abangnya Nai, lu harus manggil gue abang. Lagian lu lebih tua dari gue dan lebih berpengalaman lu kan udah duda."

"Iya sih cuman gak enak aja mau bagaimana kan lu abangnya Nai kan?."

"Serah lu deh Nu. Oh ya Nai gimana ke lu?."

"Adek lu baik ko kalau jutek ya wajar kali gue orang asing yang tiba-tiba datang terus ngomong kalau gue calon suami mungkin dia masih belum menerimanya."

"Dasar ya adek gue gak pernah berubah dari kecil masih aja jutek, bawel."

"Apa sih bang?!!." Waduh orang yang sedang diomongin dateng.

"Lah bener kan dek?."

"Au bang, Nai kesini disuruh bunda katanya abang sama pak Wisnu suruh makan dulu."

"Ko Pak Wisnu sih dek ngomong nya gak sopan ahh dia calon suamimu dek. Panggil yang bener ah abang gak suka."

"Hmm ya terus apa bang??."

"Mas Wisnu kek apa Kak Wisnu kek."

"Hah kak? Abang gak salah suruh Nai manggil kakak ke dia, dia udah duda bang udah gak muda lagi."

"Dek! Abang, bunda, sama ayah gak pernah ngajarin kamu untuk berkata dan bersikap kasar ya ke orang. Abang gak suka." Waduhh Rizal marah ke Nai dan dia langsung pergi meninggalkan kita.

"Puas lu buat gue ama abang gue ribut hah?."

Dan untuk pertama kali nya Nai berkata 'lu' 'Gue' ke aku jujur aku sangat kaget dan agak sedikit marah sih cuman aku berusaha mengontrol diriku agar tidak terpancing marah karena suasana sedang panas.

"Saya gak bermaksud buat kamu dan abang kamu ribut."

"Alah Pak saya capek ya, jadi terserah bapak deh ah."

~~~~~~~~~~~~~
"Bun tuh Nai tadi gak sopan sama Wisnu." Ucap bang Rizal.

"Ga sopan gimana?."tanya ayah yang sudah duduk dimeja makan.

"Tadi Rizal suruh Nai untuk menganti panggil nya ke Wisnu karena dia masih panggil Wisnu dengan sebutan bapak izal suruh ganti panggil mas kek atau kakak eh dia malah ngatain Wisnu."Ucap  bang Rizal.

"Nai ko gitu gak boleh ah bunda gak pernah ajarin Nai untuk ngomong begitu."

"Tuh dengerin abang juga tadi bilang apa bunda, ayah, abang gak pernah ngajarin Nai untuk bersikap kasar."

"Tau ah ya udah iya Nai minta maaf."

"Gapapa kali Nai kalau kamu belum bisa menggantinya panggil sesuka kamu aja."Ucap Pak Wisnu.

"Om tante gapapa kalau Nai belum bisa menggantinya biarkan saja saya tau Nai belum siap untuk mengganti nya sama seperti saya juga yang masih canggung untuk memanggil om tante dengan sebutan ayah bunda dan bagaimanapun saya emang dosen dia."Ucap Pak Wisnu dengan lembut.

"Makasih ya nak Wisnu maafin kalau anak om sama tante ini tadi agak kasar ke nak Wisnu." Ucap ayah ke Pak Wisnu.

"Gapapa om."

"Sudah sudah ah lebih baik kita makan dulu abis makan boleh deh lanjut ngobrol nya."

"Egh maaf om tante saya harus ke kampus ada sesuatu yang harus saya urus. Jadi saya pamit ya om tante, bang gue pamit ya. 'Assalamu'alaikum'. "

"Walaikumsalam." Semuanya menjawab salam Pak Wisnu, dan aku harus kekamar untuk segera mengerjakan tugas dari dosen yang menyebalkan itu.

~~~~~~~~~~~~~
Besok pagi nya Nai sudah dikampus dan hampir telat sedikit sih. Nai lari dari pintu masuk agar bisa tepat waktu.

'Tok tok tok.'

"Masuk."
Nai membuka pintu nya.

"Silakan duduk."

"Egh Pak ini tugas nya."

"Baik saya periksa dulu."
Wisnu sibuk memeriksa nya namun tiba-tiba perut Nai bunyi maklum Nai belum sempat sarapan karena dia langsung pergi kekampus.

"Oke tugs saya Terima, tapi kamu ikut saya sekarang."

"Egh mau kemana Pak?." Ucap Nai ketika tangan Nai ditarik oleh Wisnu.

"Kamu jangan protes ikut saya aja atau nilai akhir kamu saya kasih C."

"Yayaya ah."

Nai dan Wisnu sedang berada di sebuah restoran.

"Dimakan jangan diliatin aja."

~~~~~~~~~~~
Boro-boro ya aku makan tuh makanan nya, rasanya selera makan aku ilang kalau deket dia bawaannya kesel aja gitu.

"Gak laper saya."

"Makan atau nilainya saya kurangin."

"Pak bisa gak sih gak usah sangkut pautin ama nilai. Lagian ga saya gak mau makan tapi dipaksa."

"Makan atau.."

"Atau apa Pak? Nilai saya dikurangin? Bapak ini bikin kesel nya, bapak mau bales dendam ke saya soal kemarin."

Tanpa aba-aba Pak Wisnu memasukkan makanan kedalam mulutku.

"Saya bilang makan ko ribet banget sih, saya tau kamu laper jadi gak bisa bohong."

"Yayaya serah bapak deh." Aku melanjutkan makan tapi karena ada satu pesan masuk di hpku segera aku membuka.

Tiba-tiba Pak Wisnu mengambil handphone aku.

"Pak kembalikan HP saya."

"Pakk."

"Makan dulu baru main hp."

"Ishh apaan sih nyebelin banget orang tadi bunda chat katanya kita suruh Fitting baju tapi kita disuruh jemput bunda dulu."

~~~~~~~~~~~~~~
Aku tidak berkata apa-apa setelah Nai menjelaskan kalau dia buka HP karena bundanya nge chat.

Aku langsung mengembalikan HP nya. Nai keliatan sangat bete sekali.

Setelah makan dan sepanjang perjalanan kerumah, Nai hanya diam.

Ketika aku baru mau ngomong
"Bapak jangan bicara Nai capek banget."

Aku akhirnya mengalah untuk diam saja.

~~~~~~~~~~~~~~~
Nai dan Wisnu sudah berada dirumah Nai karena mereka harus menjemput bundanya Nai terlebih dahulu.

"Ayo Nai kita jalan sekarang."Ucap Bunda nya.

Mereka sudah pada keluar tapi entah mengapa Wisnu malah membeku di tempat.

"Nak Wisnu." Panggilan bundanya Nai membuka Wisnu tersadar kalau sedaritadi dia bingung.

"Ah iya tante." Wisnu segera berlari menyusul Nai dan bundanya.

Wisnu duduk dikursi supir sedangkan Nai dan bundanya sedang berebut siapa yang duduk disamping Wisnu.

"Nai mau dibelakang aja ah bun."

"Nai kamu didepan."

"Ya udah tante biarin aja Nai dibelakang sama tante."

"Tapi nak Wisnu kasian kamu jadi kayak supir dong duduk sendirian didepan."

"Gapapa tante."

"Tuh bun orang Pak Wisnu saja tidak keberatan kalau aku duduk dibelakang."gerutu Nai sambil duduk di kursi belakang.

"Sayang gak boleh gitu sama Wisnu."

"Ah tau ah bun Nai capek."

==========
Hy guys,

Kembali lagi nih aku sorry ya aku slow update nih.

Kalau mau next jangan lupa
Vote&coment oke.

Bye guys,,

Nai dan Wisnu [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang