Aku sungguh tidak menyangka bayi mungil dengan pipi yang merah ini telah tumbuh begitu cantik dan lebih yang membuat aku tidak menyangka dia akan menjadi istri ku. Istri dari seorang duda seperti ku.
Entah mengapa sejak melihat dia didalam kelas tadi dengan tingkah yang konyol nya membuat aku gemas.
Dia sangat kaget dengan ucapan aku yang sangat to the point yang mengatakan aku adalah calon suami nya.
Mungkin dia belum terlalu tau siapa aku tapi aku lebih mengenal dia.
Banyak pertanyaan yang ada dikepala aku sejak orang tua kita menjodohkan aku dengan nya.
Apakah dia bisa mencintai aku? Apa aku bisa mencintai nya? Apakah kami bisa saling melengkapi?.
Mungkin itu pertanyaan yang sering muncul di otakku. Karena jujur aku masih belum bisa melupakan almarhumah istriku walaupun itu sudah setaun tapi sulit buat ku untuk membuka hati lagi.~~~~~~~~~~~
"Nai.""Eh iya bun ada apa?."
"Disuruh turun tuh ama ayah katanya mau bicara."
"Oh gitu ya udah bun tunggu sebentar Nai mau pakai kerudung dulu."
Aku langsung menyambar kerudung yang berada di kursi.
Kini aku sudah di ruang tengah.
"Jadi gini maaf ayah belum sempat cerita kekamu karena waktu itu ayah langsung dapat tugas di Bandung. Ayah juga kaget saat mendengar kalau nak Wisnu yang memperkenalkan diri nya sebagai calon suami kamu."
"Ayah dan orang tua nya Wisnu memang sepakat menjodohkan kamu dengan nak Wisnu, cuman kami belum nemu waktu yang tepat untuk berbicara kepada kamu tapi nak Wisnu sudah ngomong kekamu bukan salah nak Wisnu karena ayah ngomong kalau kamu bukan tipikal perempuan yang suka basa basi kamu tipikal perempuan cuek jadi nak Wisnu langsung memperkenalkan diri nya begitu karena dia sudah tau kamu enggak suka basa basi."
Aku hanya diam jujur aku kaget saat mendengar perkataan ayah. Berarti benar aku dijodohkan dengan dia.
"Wisnu anak sahabat ayah dia duda mendiang istrinya sudah meninggal setaun yang lalu. Kamu memang belum terlalu mengenal ayah mengerti Nai tapi Wisnu sudah tau kamu sejak bayi."
Lagi dan lagi aku hanya diam menyimak dan dosen yang kutahui namanya Wisnu dia hanya diam sedaritadi.
"Nak ayah mengerti kamu terlalu kaget dan ini terlalu cepat, ayah cuman ingin membuka lembaran baru ayah tahu kamu masih mengingat mantan pacar mu yang menikahi wanita lain tapi hari demi hari kita harus bisa bangkit Nai."
"Hmm sulit sih yah tapi Nai akan berusaha terus yah. Semoga Nai bisa menerima semuanya."
"Duh serius ya ngobrol nya. Oh ya makan dulu ya ngobrol nya lanjut nanti." Ucap bunda yang memecahkan ketegangan ini.
"Egh maaf om tante Wisnu harus pamit karena ada tugas di rumah sakit."
Ucapan dosen itu bikin aku kaget dia seorang dokter? Hah?
"Oh gitu ya udah lain kali kita makan bersama sekalian ajak orang tua mu kerumah kita, kita akan bicara lebih lanjut soal perjodohan nya." Ucap ayah.
"Kalau gitu saya pamit ya assalamu'alaikum."
Setelah dosen itu pamit. Aku hanya diam memikirkan semuanya.
Banyak pertanyaan yang ingin kutanyakan sebenarnya.
Siapa dia? Kenapa dia bisa mengenal aku lebih dulu? Dia seorang duda? Istrinya sakit apa?
Tapi semua pernyataan tersimpan rapi di otak ku aku tidak bisa menanyakan.
Sungguh lucu banget ya dulu ayah bunda juga bisa bersama seperti sekarang karena perjodohan mereka dijodohkan oleh kakek dan nenek, dan sekarang aku.
Kenapa harus aku sih? Dan kenapa harus dia calon suamiku?!
Arghhh pusing lebih baik aku tidur deh besok ada matkul pagi lagi.===============
Hy guysGimana nih sama cerita nya?.
Semoga suka ya.
Kalau mau next jangan lupa
Vote&coment ya.Bye guys.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nai dan Wisnu [TAMAT]
RomansaNaina Afisah Zavindka putri dari Afifah dan Adnan kini telah tumbuh dewasa ia akan dijodohkan dengan seorang pria yang ia tidak tau siapa pria itu. Akan kan seorang Nai yang jutek, manja akan luluh dengan pria itu? Wisnu Adhi Wardhana Pria yang aka...