° 21

68 10 0
                                    

Hasil usg tadi menunjukkan jenis kelamin dedek itu perempuan. Aku senang sekali dan enggak sabar menanti kelahiran dedek.

" Kamu lapar enggak?. " Tanya Mas wisnu.

" Lapar si Mas. "

" Iya sudah sehabis menebus obat kita cari makan. " Ucap Mas Wisnu.

Kita menuju apotik untuk menebus resep dokter. Dokter menyarankan aku harus minum vitamin karena kandungan ku sedikit lemah.

" Kamu duduk di sini saja biar mas yang nebus semuanya. " Mas wisnu langsung berlalu pergi.

Tangan aku mengelus perut ku yang sedikit membuncit.

" Sudah?. " Tanya ku saat mas wisnu kembali dan duduk di samping ku.

" Belum tadi mengambil nomor antrian nanti tinggal dipanggil untuk mengambil obat nya. " Ucap Mas Wisnu.

" Capek iya?. " Tanya Mas Wisnu saat aku memijat kaki ku.

" Sedikit. "

" Masih kuat kan nanti jalan. "

" Masih mas lagian kalau enggak kuat aku tinggal minta gendong aja. " Ucap ku.

" Mana mau aku gendong kamu berat tau enggak. " Ucap Mas Wisnu.

" Ishhh Mas wisnu. " Kita pun tertawa akibat ucapan mas wisnu tadi.

" Atas nama ibu Naina. " Ucap resepsionis.

" Bentar iya mas ambil dulu. " Aku hanya mengangguk saja.

Mas Adnan kembali dan menuntun ku jalan keluar.

Sesampai nya di parkiran seperti biasa dia membuka kan pintu mobil untuk ku.

" Mau makan apa?. " Tanya nya.

" Eum Nai lagi pengen gado-gado. " Ucapku yang to the point, aku bukan cewek labil kalau ditanya makan apa pasti jawabannya terserah.

" Iya sudah kita cari yuk, takut keburu habis soalnya ini sudah siang banget." Ucap Mas Wisnu.

Tak lama kemudian mas wisnu memarkirkan mobil.
" Makan di mobil saja iya. " Tawar Mas Wisnu.

Aku hanya mengangguk saja karena aku juga sudah pegal banget dan mungkin sudah tidak sanggup berjalan.

Mas wisnu turun untuk memesan gado-gado. Sehabis memesan dia kembali masuk ke mobil lagi.

Gado-gado kita pun dateng, kita langsung menyantap nya.

" Naina kebiasaan iya kalau makan kaya anak kecil. " Ucap Mas wisnu yang membersihkan sisa bumbu gado-gado di deket mulut ku.

" Sudah mau jadi bunda masih saja kaya anak kecil. " Ucap Mas wisnu, aku hanya tersenyum malu.

Sehabis makan kita langsung pulang menuju rumah.

Tak menghabiskan waktu lama untuk sampai di rumah karena jarak dari kita makan gado-gado ke rumah sangat dekat sekali.

Aku sudah mandi dan tinggal Mas Adnan. Sambil menunggu mas adnan aku mengecek handphone dan tertera notifikasi kalender ku yang menunjukkan bahwa besok tepat satu tahun aku dan mas wisnu sebagai suami istri.

" Naina. " Panggil Mas wisnu.

" Iya mas, kenapa?. " Tanya ku.

" Kamu itu loh dipanggil dari tadi tidak menjawab, kamu ngapain si. "

" Ah ini mas, Nai tadi lagi ngecek handphone Nai dan tadi tertera notifikasi dari kalender Nai yang menunjukkan besok itu anniversary pernikahan kita yang setahun. " Ucapku.

" Mau di rayain dimana?. " Tanya Mas Wisnu.

" Di rumah saja lagian Nai tidak mau pesta-pesta gitu apalagi sampai hanya dinner berdua." Ucap ku.

" Kenapa gitu?. " Tanya Mas Wisnu.

" Iya Nai tidak suka begitu lagian iya mas kita tuh hanya perlu berdoa sama allah untuk kita bisa menjalani pernikahan ini sampai tua nanti enggak perlu tuh pesta-pesta gitu. " Ucapku.

" Pintar sekali istri ku. " Ucap Mas Wisnu sambil mengusap kepala ku.

" Iya sudah kita sholat dulu. " Ajak ku.

Sehabis sholat aku kembali melanjutkan aktivitas ku selayaknya istri.

" Naina. " Panggil Mas Wisnu.

" Iya mas, kenapa?. " Ucapku.

" Jangan kecapean sayang. " Ucap Mas Wisnu.

" Iya mas. "

" Sini duduk samping mas. " Mas wisnu menepuk bagian kasur yang kosong.

Aku pun menghampiri dan duduk di sebelahnya.

" Kalau capek tiduran saja di paha mas."

" Tapi mas. "

" Enggak ada tapi-tapian tiduran saja nai." Ucap Mas Wisnu yang kembali fokus ke layar laptop nya.

" Mas. " Panggil ku.

" Iya nai, ada apa?. "

" Eum mas sudah menyiapkan nama untuk anak kita?. " Tanyaku.

" Tenang saja sudah mas siapkan. " Ucap Mas Wisnu.

" Kamu kapan mau hunting baju bayi Nai?. " Tanya Mas Wisnu.

" Entahlah mas. "

" Gimana kalau tunggu mas libur, mas mau ikut kamu hunting baju bayi. " Tawar Mas Adnan.

" Nai setuju tuh mas. "

Tak lama kemudian aku terlelap tidur. Aku kebangun cuman untuk sholat saja karena Mas Adnan membangunkan aku.

Entahlah semakin tua kehamilan ku semakin buat ku malas buat apa-apa kalau enggak penting-penting banget.

~TBC~
Maaf iya kalau part nya pendek karena lagi kehabisan ide.

Jangan lupa vote and comment iya karena itu bentuk dukungan dari kalian untuk ku supaya semangat nulis.

Buat kalian yang ingin mengenal aku silahkan follow instagram ku https://www.instagram.com/mputriniar

Kita bisa berbagi cerita ko di sana

Makasih iya semuanya babay
Love you salam cinta dari ku.


Nai dan Wisnu [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang