"Give your all to me, I'll give my all to you
You're my end and my beginning, even when I lose I'm winning"———————
Begitu pintu kamar tertutup, Seokjin melempar jasnya dengan asal dan membuka dasinya, kemudian dengan cepat ia menghimpit Taehyung ke tembok. Dijemputnya kembali bibir tipis berbentuk hati itu dengan tidak sabaran.
Taehyung terpejam merasakan jantungnya yang berdegup sangat cepat, kepalanya bergerak ke kiri dan ke kanan mengimbangi ciuman Seokjin yang amat memabukkan.
Bibir Seokjin kini berpindah ke leher Taehyung, dan Taehyung melenguh. Jemarinya tenggelam dalam surai hitam Seokjin dan menekan kepalanya seolah-olah memintanya agar tidak berhenti.
Seokjin kembali memagut bibir Taehyung lagi dan kali ini ciuman mereka semakin dalam. Seokjin mengangkat tubuh Taehyung dan dengan cepat Taehyung melingkarkan kakinya di pinggang yang lelaki seme-nya.
Mereka terjatuh di atas kasur yang empuk. Nafas Seokjin yang memburu menerpa leher Taehyung. Dikecupnya sekali lagi leher itu, sebelum menatap kedua manik sayu kecoklatan milik lelaki manis di bawah kukungannya.
Berada di atas Taehyung, Seokjin menopang tubuhnya dengan satu tangannya. Sementara satu tangannya lagi bergerak untuk menyibak poni si manis.
"Tae, jangan suruh aku untuk berenti."
Taehyung mengangguk patuh seraya menuntun jemari Seokjin untuk melepas kancing kemejanya, sementara kedua tangan Taehyung melepas kancing-kancing kemeja milik Seokjin.
Mereka saling membuka, saling menatap penuh puja, tersenyum dan terkekeh.
Keduanya merubah posisi. Seokjin berbaring dengan kepala bersandar pada headboard, sementara Taehyung menduduki paha Seokjin.
Jemari Seokjin bergerak untuk mengusap wajah Taehyung, dan Taehyung terpejam merasakan sentuhan lembut itu. Sentuhan yang lembut, memuja, dan amat hati-hati. Bagai menyentuh dandelion yang mudah sekali rapuh.
Kemudian tangan itu turun untuk mengusap lehernya, dadanya, dan sentuhan itu mampu meninggalkan jejak panas di kulit madu Taehyung yang begitu indah terbias oleh cahaya langit malam yang masuk lewat jendela kamar yang tirainya sengaja terbuka.
"Kamu indah, Tae. Aku adalah orang yang paling beruntung di dunia ini." Bisik Seokjin dengan tangan yang masih mengusap dada Taehyung.
Taehyung tersenyum, kedua tangannya menangkup wajah Seokjin dan ia menyatukan bibir mereka kembali.
"Aku tau kamu lelah, jadi biar aku yang bergerak." Ucap Taehyung di depan bibir kekasihnya.
Mereka tak ingin terburu-buru, mereka membiarkan alur berjalan sesuai naluri hingga membawa mereka pada surga dunia yang begitu indah.
Setelah Taehyung merasa siap, ia menurunkan tubuhnya seraya menerima Seokjin yang mulai memasukinya.
Jemarinya berpegangan pada bahu lebar Seokjin, dan tanpa sadar kuku-kukunya menggaruk punggung kokoh milik kekasihnya itu.
Seokjin meringis merasakan perih di bahunya. Sementara Taehyung hampir menitikkan air matanya kala Seokjin sudah berhasil memasukinya.
"H-hyung~" lenguh Taehyung, jantungnya berdegup cepat.
"Seokjin, Tae. Panggil aku Seokjin." Bisik Seokjin seraya menyibak rambut Taehyung ke belakang. Hingga terlihat dengan jelas wajah manisnya yang terselimuti kabut cinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Save Me | JinV |
FanfictionMungkin Seokjin membutuhkan Taehyung kembali ke dalam hidupnya. Setidaknya sebelum ia pergi. - Save Me -