E

1.1K 153 72
                                    

Hangat.

Itu yang Seokjin rasakan saat ini.

Ia tidak peduli dengan Taehyung yang sedikit meronta, ia juga tidak peduli dengan Taehyung yang terus berdecih kesal.

Yang ia inginkan hanya kehangatan, dan kenyamanan.

Egois memang.

Namun Seokjin tentu punya alasan sendiri mengapa ia seperti ini.

Seokjin takut.

Jika ia tidak punya kesempatan lagi untuk bersama Taehyung, maka ini akan mejadi dekapan terakhirnya.

Maka Seokjin tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini.

Setidaknya hanya sampai bel pulang berbunyi.

———

Kelas 12 IPA 1

"Five minutes left" ujar Mr. Wilson, salah satu guru bahasa Inggris di SMA Big Hit. Ia mengingatkan bahwa waktu mengumpulkan ulangan dadakan tinggal lima belas menit lagi.

Namjoon, si murid terpandai yang kini bersaingan ketat dengan sahabatnya sendiri, berdiri untuk menyerahkan lembar soal dan jawabannya ke depan.

Tak lama kemudian, disusul Bogum yang merupakan saingan Namjoon itu.

Mr. Wilson menjanjikan kepada muridnya bahwa yang sudah selesai, bisa meninggalkan kelas lebih dulu.

Di pojok kiri baris kedua, ada Hoseok yang tengah berpikir keras untuk menjawab beberapa soal yang tersisa.

Namun ia tidak bisa berkonsentrasi lantaran memikirkan Seokjin yang tadi tiba-tiba pingsan di toilet sebelum pelajaran terakhir dimulai.

"Ku rasa dia lupa meminum obatnya tadi pagi" Hoseok mengusak surai depannya. Hal itu menyita perhatian Mr. Wilson.

"Jung Hoseok, are you finish?" Tanya Mr. Wilson.

"Not yet, sir" jawab Hoseok. Ia sedikit melirik Yoongi yang tampak fokus mengerjakan soalnya.

Beberapa detik kemudian, Yoongi bangkit, membawa lembar jawabannya dan juga ranselnya.

Hoseok mengumpati sahabatnya itu, bisa-bisanya ia tidak diberikan contekan.

"Well done, Min Yoongi" puji Mr. Wilson sambil tersenyum pada Yoongi.

Yang dipuji hanya tersenyum tipis. Tak ingin berlama-lama di sana, Yoongi segera melangkah pergi menuju ruang UKS.

————

Seokjin berusaha keras menahan kekehannya sambil memperhatikan wajah damai dihadapannya.

Si macan galak entah bagaimana bisa tertidur sekarang, mendengkur halus dengan kedua mata yang tertutup rapat.

Mungkin dia lelah karena terus meronta namun tak berhasil lolos dari dekapan Seokjin.

Sungguh, Seokjin ingin sekali menyentuh pipi berisi Taehyung, dengan rona merah muda tipis yang tak pernah hilang hanya ketika saat bersamanya.

Tangan Seokjin sudah terulur, namun ditarik kembali karena ia takut membangunkannya. Sebab kalau lelaki manis itu terbangun, Seokjin yakin kali ini dia akan langsung pergi mengingat tak lama lagi bel akan berbunyi.

Seokjin memaki waktu sebab tak pernah sedikit pun berpihak padanya.

Sreettt

Suara tirai terbuka, Yoongi membulatkan mata kecilnya melihat apa yang ada dihadapannya.

Save Me | JinV |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang