EIGHT

87 4 0
                                    

Flashback on

"Hmm kak! Kenapa kita kesini ya?". Tanya Stella ragu kepada Gavin, karena takut Gavin marah seperti tadi.

"...."

Gavin hanya diam tidak merespon ucapan Stella tadi. Sedari tadi Stella hanya membuntuti kemana Gavin menuju tujuannya di pusat perbelanjaan sebesar ini, dan akhirnya mereka berhenti di sebuah toko yang bernama OPTIK JERNIH di mall ini.

"Kak mau ngapain ke optik? kaka sakit mata?". Tanya Stella kembali dan terus mengejar jalan Gavin. Karena sedari tadi Gavin jalannya sudah kaya pembalap.

"Berisik!". Kesal Gavin karena sedari tadi Stella bertanya terus.

Seketika Stella enggan bertanya lagi kepada Gavin, karena setiap di tanya jawabannya selalu saja nge gas. Gavin itu sama kaya Ardha, sekali nya ngomong ya nyakitin.

"Berapa?". Ucap Gavin kepada Stella dengan nada dinginnya yang membingungkan Stella.

"Hh...haah? apanya yang berapa kak?". Tanya Stella dengan kebingungan.

"Ck, minus berapa lo?!". Ucap Gavin sedikit kesal.

"Ooh..ii..tu min 6,5 kak". Ucap Stella sedikit ragu.

"Mba, kacamata minus lensa 6,5 ". Ucap Gavin kepada salah satu mba mba penjaga toko tersebut.

"Baik kak, di tunggu sebentar ya". Balas penjaga toko itu.

Sekalian menunggu, Gavin akhirnya berinisiatif untuk duduk di bangku yang sudah di sediakan di toko tersebut. Sedangkan Stella? Dia tetap berdiri sambil melihat sekeliling toko optik itu.

"Lo robot?". Tanya Gavin kepada Stella.

"Hah?". Bingung Stella.

"Lo bisa duduk gak!". Ucap Gavin sedikit meninggikan suara nya.

Tanpa basa basi Stella sudah tahu bahwa Gavin itu marah kepada nya, dari pada tambah marah segera Stella duduk di samping Gavin.

Tanpa Gavin dan Stella sadari, ada seseorang yang memotret mereka berdua di serberang sana.

Flashback off

_o0o_

Sekarang Stella sedang berada di ruang guru menuju kelasnya, sedangkan kelas nya itu Xl Mipa1. Sambil membawa buku paket matematika yang bu Ika suruh, iya tetap berjalan hati hati sambil membawa buku paketnya. Ya, bu Ika guru matematika juga terkenal dengan guru killer di sekolah, tetapi sebenarnya dia berhati baik, dia baik terhadap Stella karena Stella anak yang berprestasi, pendiam, tidak pernah buat onar di sekolah.

Stella juga seorang humas, dia memiliki jabatan di kelas sebagai humas dan sekretaris, makanya ia di suruh mengambil buku ke ruang guru karena tugas sebagai humas ya seperti itu.

Kini Stellq dalam kesulitan karena membawa buku paket matematika yang tebal nya masyaallah, sebanyak 36 yang berat nya naudzubilah. Karena kondisi badan Stella yang memang kurang tinggi, makanya Stella mendapat kesulitan membawa buku sebanyak itu hanya seorang diri dan otomatis pandangan untuk jalan Stella tertutup oleh buku sebanyak itu. Kenapa Stella membawa nya sendiri? Kenapa humas hanya satu? sebenarnya humas di kelas Stella ada dua, tetapi yang satunya sedang tidak masuk di karenakan sedang sakit.

Bugh! . Stella terjatuh dan otomatis buku yang ia bawa pun terjatuh karena Stella menabrak seseorang yang ada di depannya.

"Ahh maaf, gak sengaja". Ucap Stella sambil membereskan buku yang berserakan di lantai, tanpa melihat siapa orang yang ia tabrak secara tidak sengaja.

Orang yang kini berada di hadapan Stella tidak berbicara sedikit pun, dan tidak membantu Stella sedikit pun untuk membereskan buku buku yang berserakan di bawah.
Sebenarnya orang itu kesal kepada Stella, karena jalan tidak lihat siapa yang ada di depannya, orang itu pun tidak tahu sebenarnya yang menabrak nya adalah Stella.

"Ehhm sekali lagi saya minta maaf". Ucap Stella sambil berdiri setelah selesai membereskan buku nya. Dan setelah Stella melihat siapa yang ia tabrak, Stella cukup terkejut karena yang ia tabrak adalah Ardha, si manusia es.

Ardha yang melihat Stella yang menabrak nya pun ikut terkejut, tetapi dengan wajah nya yang sangat datar itubyang sedingin es kutub Utara, ekspresi terkejut nya tidak terlihat.

Setelah Stella minta maaf kepada Ardha, Ardha tidak merespon nya, melainkan ia pergi begitu saja meninggal kan Stella yang tertegun dengan sikap Ardha. Sebenarnya setelah melihat Stella yang menabrak nya, Ardha menjadi kembali kesal karena mengingat kejadian tadi pagi.

Ardha yang pergi begitu saja meninggalkan Stella, Stella tidak mau ikut pusing. Toh dia juga sudah meminta maaf kok kepada Ardha.
Dia segera kembali melanjutkan jalan nya untuk ke kelas, dan sekarang jalan lebih ber hati hati.

"Cupu!".

Baru saja Stella melangkah, tiba tiba suara instruksi dari Ardha menghentikan langkah nya.

"Maaf, kaka manggil saya?". Polos Stella kepada Ardha.

Ardha pun berbalik badan menghampiri Stella dengan wajah nya yang dingin dan menakutkan itu membuat Stella sedikit ketakutan.

"Menurut lo yang cupu disini ada lagi?!". Ucap Ardha sedikit meninggikan suaranya dan menghampiri Stella beberapa langkah.

"Ehmmm aa..ada apa ya kak?". Tanya Stella dengan ragu, takut Ardha marah kepadanya.

"Kemarin abis dari mana aja lo sama temen gw?!". Tegas Ardha kepada Stella, yang membuat Stella sedikit ketakutan.

"Temen kakak? Kak Gavin?". Ucap Stella meyakinkan.

"Gausah basa basi! Emang selain Gavin lo udah jalan sama Alleen ataupun Galen?!". Tegas Ardha kembali kepada Stella, karena ia kesal. Menurutnya Stella hanya basa basi tidak tahu apa yang terjadi.

Stella yang di tanya seperti itu hanya menggelengkan kepala nya, karena dia saja tidak tahu siapa teman temannya, apalagi di ajak jalan ya gak mungkin lah.

"Nyadar diri dong! ngaca lo tuh siapa?!". Kesal Ardha kepada Stella.

Stella yang mendapatkan perlakuan seperti itu kebingungan dan tidak terima begitu saja Ardha memarahi nya, salah dia juga apa kepada Ardha?.

"Maksudnya apa ya kak? Saya ada salah sama kaka ataupun teman kaka?". Bingung Stella bertanya kepada Ardha.

"Gak usah sok polos deh lo! Lo tuh cupu! Lo mau ngehancurin persahabatan gw kan? Gw udah tau niat lo dari awal yang pura pura kena senter bola. Ternyata lo tuh cewe so' lugu yang mau dapetin perhatian dari cowo-cowo!". Bentak Ardha kepada Stella sambil menunjuk nujuk jari telunjuk nya ke dahi Stella.

Stella yang mendapat perlakuan seperti itu hanya bisa diam, dan menahan rasa sakit hati nya, karena selalu sajakalau tidak di bully ya di fitnah oleh orang orang.

Entah kesalahan apa yang Stella telah perbuat, sehingga setiap hari pasti ada saja musibah yang menimpanya, mungkin ini cara Allah menguji dirinya, seberapa kuat ia mendapat cobaan dari Allah.

"Maa..maaf kak kalau saya ada salah sama kakak, ataupun teman kakak". Ucap Stella dengan nada gugup kepada Ardha yang sedari tadi menundukkan kepala nya, karena untuk melihat wajah Ardha saja sudah menakutkan bagi Stella.

"Basi! Dan gua minta sama lo jauhin anak genk gw! Ngerti lo?!". Ancam Ardha lalu pergi meninggalkan Stella yang sedari tadi membendung air matanya agar tidak jatuh.

Alhasil bendungan air matanya sudah tidak bisa tertahan lagi, Stella segera pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka nya dan menangis sejadi jadi nya di kamar mandi, sebelum masuk ke kelas dan membawa buku buku nya.



Jangan lupa vote and comment⬆️
-©Realmenabila.
26/08/2019.

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang