TWELVE

128 4 0
                                    

"Stella!!". Teriak Gavin, Galen dan Alleen secara berbarengan dan langsung menghampiri Stella yang sudah tergeletak di tanah.

Ya, Stella tertusuk pisau oleh Aksa, karena melindungi Ardha dari pisau tersebut yang akan ditusukan kepada Ardha, disaat Aksa ingin menusuk Ardha. Semua orang yang ada di TKP panik sekarang, karena seumur umur belum pernah mereka tauran sampai melibatkan nyawa seseorang, apalagi menyangkut orang yang belum di kenal sama sekali seperti Stella yang bisa dibilang cukup baru.
Niatnya Gabriel menodong pisau kepada Stella hanya untuk mengancam pasukan Ardha, niatnya hanya ingin Ardha celaka. Tetapi untuk kali ini Aksa salah satu teman Gabriel malah salah sasaran.

Gabriel yang melihat Aksa salah sasaran langsung memberi aba aba kepada gerombolannya untuk segera pergi meninggalkan tempat tersebut yang keadaannya sudah genting karena Stella tertusuk pisau oleh Aksa. Tentu Aksa ada rasa bersalah karena telah menusuk Stella, walaupun bisa di bilang tidak di sengaja dan bukan sepenuhnya salah Aksa. Niat Aksa itu menusuk Ardha, bukan Stella. Berbeda jika dia berhasil menusuk Ardha, justru ia akan merasa senang.

Darah terus mengalir dari perut Stella. Stella sudah pingsan tergeletak di atas tanah. Malam ini malam yang memang mencekam untuk Ardha dan teman temannya.
Ardha yang melihat darah sebanyak itu yang keluar dari perut Stella, tentu trauma nya pun kembali. Teman teman Ardha bingung apa yang harus mereka lakukan? Bagaimana jika orang tua Stella melaporkan mereka semua kepada sekolah? Dan melanjutkan kasus ini ke polisi?

"Dha gimana ini? Gw gak sanggup nanti bilang ke orang tua nya!". Ketir Galen kepada Ardha.

Ardha sungguh benar benar bingung, ia masih menatap Stella yang tergeletak di bawah dengan darah nya yang mengalir. Ia pusing, bagaimana ia nanti menghadapi orang tua Stella. Bagaimana nanti dia menghadapi ayah nya di rumah? Kalau ayahnya sampai tahu, bisa bisa sekolah nya dipindahkan karena tidak mau merusak nama baik keluarga.

"Gak usah pikirin itu dulu, mending kita bawa dia ke rumah sakit!". Titah Gavin dengan nada sedikit cemas.

Ardha masih melamun dengan pikirannya yang bingung. "Dha cepet kita bawa ke rumah sakit, dia bisa bisa kehabisan darah!". Panik Gavin kepada Ardha yang menyadarkan lamunan Ardha.

Tanpa basa basi Ardha segera menggendong Stella ala bridge style, yang sudah terbaring pingsan sejak tadi karena tertusuk pisau.
Galen dan Alleen segera mencarikan Taksi untuk Ardha dan Stella ke rumah sakit. Ardha tidak sebodoh itu membawa orang pingsan dengan berlumuran darah dengan keadaan pingsan juga masa dibawa memakai motor. Apa pemikiran orang orang juga nantinya yang melihatnya di jalan? Yang ada Ardha di pandang sebagai pembunuh oleh orang orang. Alhasil Ardha menyuruh Galen dan Alleen mencarikan Taksi untuknya dan nanti akan di susun Galen, Alleen, dan Gavin ke rumah sakit.

Sekarang Gavin sedang menginstruksikan kepada gerombolannya untuk pulang. "Kalian semua pulang aja dulu! Gak usah khawatir, Gw sama Ardha yang bakal nungguin si korban". Ucap Gavin dingin dan sesantai mungkin kepada teman temannya itu agar teman temannya tidak panik, sambil tangannya dilipatkan di depan dada nya. Bisa dibilang sih mereka mereka itu anak buah Ardha.

"Tapi Vin, kita juga disini. Kita juga harus tanggung jawab karena bisa di bilang telat nolongin cewe itu!". Seru teman satunya karena tidak ingin hanya seorang bos nya yang bertanggung jawab. Mereka anak yang baik, soal tanggung jawab mereka berani atas apa yang mereka lakukan. Ya walaupun bukan mereka yang menusuk Stella, tetapi mereka juga ada di TKP.

"Gak usah kalian pulang aja! Kalau nanti di rumah sakit ketauan rame rame, justru orang malah curiga ke kita yang gak gak!". Ucap Gavin menegaskan kembali. "Udah kalian pulang aja dulu, nanti kabar selanjutnya gw telepon dari salah satu no kalian! Oh iya, jangan sampai orang tahu tentang ini dulu!". Tegas Gavin kembali.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 28, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang