FIVE

102 5 0
                                    

Setelah menatap kepergian Felysia dan Della, sekarang terjadi kecanggungan antara Stella dan Sahabatnya Ardha. Tau sendiri kalau Stella itu akrab hanya dengan kedua sahabatnya itu.
Sebenernya Stella ingin menyusul Felysia dan Della, tetapi karena kondisi Stella yang tidak memakai kacamata mau tidak mau jalan saja harus pelan pelan. Yakali dengan kondisi seperti itu, Stella harus lari maraton, yang ada ntar nabrak tembok.

"Hmm". Gumam Stella memecahkan kecanggungan dan keheningan. "Maaf ya kak, Saya selaku sahabatnya minta maaf atas kelakuan sahabat saya". Ucap Stella lembut kepada mereka bertiga.

"Oh iya gapapa. Tapi ada apa si sebenernya antara lo dan temen lo itu? Kok berurusan sama si Ardha?". Ucap Gavin penasaran apa yang sebenarnya terjadi.

"Iya neng cantik, santai aja sama kita mah". Goda Galen kepada Stella.

Oh ternyata yang namanya Ardha tuh yang tadi, batin Stella. Akhirnya pertanyaan Stella terjawabkan, yang sedari tadi Stella melamun karena cuman memikirkan itu.

"Woi cupu! kok diem aja sih lo di tanyain Gavin juga!". Ucap Alleen menyadarkan lamunan Stella.

"Oh, Oh itu anu apa tuh". Ucap Stella tiba tiba menjadi gugup.

"Anu apaan? Kalau ngomong tuh yang jelas napa!". Kesal Alleen karena Stella hanya membalas nya seperti itu.

"Eh itu maksudnya gak ada apa apa kak. Yaudah permisi ya kak". Pamit Stella, hanya untuk menghindari pertanyaan dari Gavin.

Baru saja Stella ingin berjalan tetapi pergelangan tangannya sudah di tahan oleh tangan Gavin. Sepertinya Gavin orang nya pengen tau-an, alias kepo.

"Jangan coba coba kabur deh! jawab dulu!". Perkataan Gavin sudah mode es. Nada bicara nya sudah masuk seperti nada bicara Ardha, berarti jiwa Gavin yang sebenarnya sudah muncul kembali.

Akhirnya mau tidak mau Stella menceritakan semua kejadian di lapangan basket beberapa jam yang lalu kepada mereka. Gavin, Alleen, Galen tidak tau aja dari tadi Ardha sudah menunggu di bangku kantin yang biasa mereka tempati sebagai markas nongkrong.

"Oh jadi gitu toh ceritanya, terus lo ini gak pakai kacamata gimana? Mau gw bantu ke kelas?". Tawar Galen sedikit modus.

Pletak. satu jitakan mendarat di kening Galen. Ya, Galen langsung di jitak oleh Alleen, karena masih sempat sempat nya menggombali anak orang.

"Modus aja lo tai!". Sinis Alleen kepada Galen. Sedangkan Galen? Hanya mengelus dahi nya yang terkena jitakan dari Alleen.

"Gak usah kok kak terima kasih, ngerepotin aja nantinya. Yaudah saya permisi dulu". Pamit Stella kepada mereka bertiga dan di beri anggukan sebagai balasan mereka.

"Dadah dede emesh quuee". Teriak Galen kepada Stella, dan langsung mendapat jitakan kembali dari Alleen. Untung saja di kantin sedari tadi sudah sepi semenjak Ardha mengusir mereka semua yang ada di kantin.

Sedari tadi sebenarnya Ardha sudah menunggu ketiga sahabat nya itu, tetapi untung nya singa nya lagi mode mood. Sebenernya gara gara bertemu Stella dan teman temannya tadi membuat mood nya Ardha menjadi buruk, tetapi lama kelamaan mereda lagi.

"Mau sampe kapan lo bertiga di situ?". Mode bicara dingin nya Ardha emang membuat ketiga sahabatnya itu bergedik ngeri, tapi menurut Rival B aja.
Dan baru kali ini Ardha ngomong sama ketiga sahabat nya sampai tujuh kalimat, biasanya satu sampai tiga atau bahkan satu. Tapi alhamdulillah sekarang sedikit demi sedikit ada kemajuan.

"Eh iya lupa! singa nya udah gak mood nih". Ledek Alleen kepada Ardha.

Akhirnya Alleen dan Galen menghampiri keberadaan Ardha yang sudah duduk di salah satu bangku kantin, lebih tepat nya tempat markas mereka kalau di kantin, sambil kaki Ardha di naikan ke atas meja.

"Lo duluan aja kesana, gw mau kesana dulu". Ucap Gavin kepada Alleen dan Galen.

"Mau kemana lo Vin?". Ucap Galen bingung dan penasaran.

"Ada urusan mendadak, gak usah bacot!". Gavin tuh sama saja seperti Ardha, irit ngomong, sekalinya ngomong ya nyakitin ke hati. Tapi untungnya mereka sebagai sahabat nya tidak pernah di masukan ke hati.

_o0o_

"Ehmm tunggu!". Seru seseorang dari belakang Stella

Seseorang menghentikan langkah Stella. Ya, yang memanggil Stella adalah Gavin. Gavin berbohong kepada kedua sahabatnya untuk menemui Stella.

Otomatis Stella membalikkan badan dan menemukan seseorang yang sedang berjalan menuju kehadapannya?. Ya walaupun Stella tidak memakai kacamata, masih bisa terlihat ada seseorang yang menghampirinya. Dan di pandangan Stella muka seseorang itu blur. dengan wajah nya yang cool dan satu tangan yang di masukan kedalam saku celananya menambah kesan aura yang masyaallah. tapi bagi Stella, itu tidak akan menggoyahkan iman nya. Gimana mau menggoyahkan imannya, mukanya saja blur.
Stella merasa bingung dan dia berniat untuk mengecek apakah Gavin memanggil nya atau bukan?. Sebelum Nabila ingin menengok ke belakang untuk mengecek, Gavin sudah tau gelagat Stella segera dia menghentikan Stella.

"Iya lo! Emang nya siapa lagi!". Dengan sedikit nada kesal yang di lontarkan Gavin kepada Stella. Sedangkan Stella yang terkejut hanya bisa melotot dan menahan rasa terkejut nya agar tidak ketahuan Gavin.
Padahal Gavin tahu wajahnya Stella tertera sekali terkejutnya dan ada rasa takut kepadanya. Tapi pikir Gavin, Stella itu anaknya lemot banget. Untung cewek, kalau bukan udah di ajak baku hantam sama Gavin. Tau sendiri kan Gavin walaupun osis tapi sikap nya mah sedikit Badung?.

kaka kelas ini cenayang kali ya? batin Stella bergedik ngeri melihat kelakuan Gavin.
Gavin yang melihat Stella seperti memperhatikan nya secara aneh, mengangkat satu alis nya kebingungan?.

Asal kalian tahu saja, keadaan koridor itu tidak sepi makanya sedari tadi banyak siswa siswi yang memperhatikan Stella dan Gavin, karena baru kali ini Gavin seorang Mostwanted kedua di sekolah menghampiri seorang Stella yang notabene nya anak cupu.
Ada yang berbisik bisik melihat mereka, ada yang memfotonya, ada yang teriak teriak histeris karena tidak ikhlas, dan masih banyak yang lain lagi.

"Ikut gw!". Dua kata penuh makna dengan nada penekanan yang di lontarkan Gavin kepada Stella. Sedangkan Stella? Masih mematung di tempat dan bingung?.

"Lo budek apa gimana? gc! Apa mau gw gendong?". Sarkas Gavin yang mengejutkan seluruh orang di koridor apalagi Stella.

Akhirnya mau tidak mau sedari tadi Stella hanya mengekori kemana pergi nya Gavin. Akhirnya mereka sampai di sebuah tempat. Ya, di taman belakang sekolah mereka berada.

"Nanti pulang sekolah gw tunggu di depan gerbang". Ucap Gavin dengan nada dinginnya, secara tiba tiba mengejutkan Stella.

"Ha..hh? Aaa.. Apa kak?! ma...maau ngapain?". Gugup Stella karena dia benar benar bingung, terkejut dan takut.

"Gak usah banyak tanya! Tunggu di gerbang sekolah pas udah pulang. Jangan pulang dulu! Tunggu gw sampai dateng!". Titah Gavin kepada Stella lalu pergi begitu saja.

"Ehmm anu kak!". Ucap Stella memberhentikan langkah Gavin sejenak. Otomatis Gavin berbalik badan menatap Stella dengan intens. Sedangkan yang ditatap malah menunduk kebawah. Memang nya di bawah ada duit? Pikir Gavin.

"Ck, lama! Gw Gavin!". Ketus nya dan langsung melanjutkan kembali langkah nya. Sedangkan Stella? Dia benar benar terkejut, karena perlakuan Gavin. Karena secara tidak langsung Gavin itu bisa membaca pikiran orang.

Jangan jangan dia alien lagi bisa baca pikiran orang! Apa dia dukun? batin Stella dan pikirannya sedang bergulat apa yang akan di lakukan kaka kelas nya itu kepada Stella?.

Akhirnya Stella kembali lagi menuju ke kelas dengan pikirannya yang masih bergulat, karena ngapain seorang kaka kelas bernama Gavin yang baru dia kenal sudah main ajak pulang bareng. Sebenarnya lebih ke suruh nunggu doang sih pas pulang sekolah, bukan ngajak pulang bareng.


Jangan lupa vote and comment⬆️
-©Realmenabila.
06/08/2019.

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang