Being a Boy - 04

2.6K 346 26
                                    

Pemuda dengan rambut pirang acak itu bangun setelah tidur selama sekitar 8 jam. Menguap lebar dan berisik layaknya ayam sedang berkokok.

"Jim..." tangannya menepuk-nepuk bantal disebelahnya, namun tidak ada siapapun atau apapun yang Taehyung cari disana. "Hm? Dimana Jimin?" dengan matanya yang sayup Taehyung mengambil ponselnya guna melihat jam berapa sekarang ini.

Sekitar jam 6 pagi, Jimin tidak ada di sebelahnya saat ini. Taehyung tidak tahu jam berapa biasanya Jimin bangun, karena biasanya saat ia bangun, Jimin sedang menyiapkan sarapan. Tapi sekarang, tidak ada Jimin dan tidak ada aroma sedap sarapan dari dapur, tidak seperti biasanya.

Taehyung beranjak dari ranjang dan mengintip ke dapur, tidak ada Jimin. Di kamar mandi, tidak ada. Balkon, tidak ada. Lemari pakaian, kulkas, kolong meja, laci, toples; tidak ada Jimin dimanapun.

"Apa dia berubah jadi Semut?" Taehyung menggaruk pipinya sangat lama yang padahal hanya terasa sedikit gatal.

Dan tak sengaja saat dirinya menunduk untuk mencari semut yang kemungkinan adalah Jimin, matanya menangkap dadanya yang telanjang. Seluruh kancing kemejanya terbuka.

"Apa semalam saat aku bermimpi basah, aku menyentuh diriku sendiri?" Taehyung membayangkan dirinya menyentuh bagian-bagian tubuhnya, lalu bergidik geli. "Setahuku aku bukan orang yang mesum seperti Jimin."

Memilih untuk melepas kemejanya, Taehyung mengambil dua lembar roti dan mengoleskan selai strawberry diatasnya, ditambah selai cokelat, irisan apel, dan daun seledri.

Jimin selalu bingung dengan cara Taehyung membuat sandwich itu. Entah dimana nikmatnya semua kombinasi itu.

Dan detik itu juga, Taehyung pun teringat kembali dengan Jimin. Biasanya Jimin akan berdecak takjub melihatnya membuat sandwich seperti ini. Tapi sekarang tidak ada yang menggeleng serta berdecak didekatnya.

"Haish! Jimin dimana, sih?"

Ponsel pun dijadikan pelarian terakhir untuk mencari satu sobatnya itu. Menghubungi nomor Jimin hingga 5 kali suara nada sambungan barulah terangkat.

"Ya?"

"Jimin-ah, kau tidak tidur diapartemenmu?" diseberang hanya terdapat gumaman sebagai jawaban. Taehyung menghela nafas panjang, "Kau masih marah soal kemarin?"

"Soal apa?"

"Kau marah soal aku menyembunyikan sesuatu darimu tentangku dan Jungkook-nim, kan?"

Tidak ada jawaban untuk beberapa saat, tapi Taehyung yakin Jimin sedang tidak tidur saat ini, walau ia juga yakin Jimin bisa saja tidur lagi kapanpun saat ini.

"Sedikit."

Lagi-lagi Taehyung menghela nafas panjang, "Maaf, Jimin-ah. Aku janji nanti jika aku menemukan waktu yang pas, aku akan bercerita." Jimin lagi-lagi hanya bergumam sebagai jawaban. "Sepertinya kau masih mengantuk, kalau begitu tidurlah lagi sebentar. Dua jam lagi kau harus sudah siap kerja, oke?"

Setelah mendapat gumaman lagi dari Jimin, Taehyung menutup sambungan telepon.

Bukannya Taehyung ingin merahasiakan rencananya dengan Jungkook dari Jimin. Tapi Taehyung sangat tahu kalau Jimin pasti akan berusaha menghentikan rencananya itu. Taehyung tidak ingin rencana itu gagal, ia ingin Ayahnya merasakan kekecewaan terbesar dihidupnya karena sudah sebegitu kekangnya pada Anaknya sendiri, dan juga karena mempercayai satu orang licik diperusahaannya, Jeon Jungkook.

Trans-G [KookV]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang