Being a Boy - 10

1.8K 225 28
                                    

Orangtua Taehyung sudah pergi dari rumah Jungkook dan menyisakan dua anak muda disini dengan keadaan canggung.

Mereka pergi setelah pembicaraan terakhir mengenai masa depan Taehyung nanti setelah Taehyung mengambil alih perusahaan dari tangan Ayahnya.

Namun pembicaraan tentang Taehyung itu, Taehyung sendiri hanya diam. Kepalanya berputar, ia terlalu pusing. Ini semua karena Ibunya menanyakan hal yang mengejutkan, namun Taehyung juga tidak mau menyalahkannya, karena berkat Ibunya, Taehyung tahu hal mengejutkan itu.

"Taehyung, dengar dulu."

Jungkook mencoba menahan Taehyung yang sedang membereskan barang bawaannya kemarin untuk dibawa pulang sekarang.

"Apa? Aku tidak marah, aku tidak perduli, aku kan menjadi pacarmu karena kau terus memaksaku agar mau. Hyung terus menyentuh bagian terlemahku, karena itu aku menjawab 'Ya' saat itu."

Saat Jungkook terdiam seperti ini, waktunya Taehyung kembali bergerak membereskan barangnya.

Entahlah, Taehyung tahu dirinya munafik, sangat munafik. Ia ingin tidak perduli pada fakta yang baru ia ketahui. Tapi saat rasa sakit didadanya karena tahu Jungkook tidak memberitahu tentang Anaknya itu, ia rasanya tidak ingin bohong.

"Kau bukan Gay, kan? Kau bisa punya Anak, dan karena kau masih berhubungan dengan Anakmu, artinya kau juga masih berhubungan dengan Ibunya, entah kau sudah bercerai atau bel--"

Belum selesai kalimat, Taehyung sudah dibungkam kuat oleh bibir Jungkook. Awalnya Taehyung menolak karena Jungkook menyiumnya kuat sekali, tapi Jungkook mulai memelankan tempo pada bibirnya agar Taehyung ikut bergerak dan pikirannya ikut tenang.

Akhir ciuman membuahkan benang saliva antara bibir mereka.

Jungkook menahan kepala Taehyung agar wajah mereka tetap berdekatan, dengan menempelkan dahi mereka, Jungkook juga sesekali mengecup bibir Taehyung.

Hingga akhirnya Taehyung menggigit bibirnya, menahan sesuatu yang sakit disuatu tempat. Dadanya mungkin? Taehyung tidak ingin mengakui bahwa dirinya kecewa dan sakit hati mengetahui fakta Jungkook sudah memiliki buah hati dari wanita lain.

"Menangislah, Tae. Tapi tolong dengarkan dulu, oke? Dengarkan aku, jangan pergi seperti ini."

Lagi-lagi Taehyung lemah diperlakukan lembut seperti ini. Tapi ia masih kukuh ingin pergi, membuat Jungkook merasa bersalah.

"Harusnya aku tahu, Hyung sudah menipu Ayahku, artinya kau penipu ulung. Tapi, kenapa aku percaya padamu? Hyung bisa menipu orang seperti Ayahku, berarti mudah bagi Hyung untuk menipuku. Bagaimana kalau Ibuku tidak mengungkit itu? Apa Hyung akan diam saja? Aku-- aku tidak marah dan kecewa padamu. Aku hanya--"

"Kau kecewa, Taehyungku sayang..." Jungkook ingin sekali tertawa karena Taehyung terus berbohong ketika matanya sudah membuktikan bahwa dirinya akan menangis beberapa menit lagi.

"Tidak! Kan sudah kubilang, aku mau jadi pacarmu karena kau terus menyentuh kelemahanku! Aku terus bersamamu hanya agar aku diperlakukan lembut seperti ini. Tapi sekarang aku tidak mau! Aku mau pulang!" Taehyung menjauhi tangan Jungkook lalu meraih tas nya dan beranjak pergi untuk pulang.

Jungkook berlari kecil dan mensejajarkan langkahnya dengan Taehyung. "Artinya kau jatuh cinta padaku, kau kecewa padaku karena aku tidak memberitahu soal itu, dan sekarang kau marah." Jungkook tersenyum lebar, "Ini benar-benar seperti pertengkaran antara pasangan."

Taehyung berbalik menghadap Jungkook dengan matanya yang memicing, "Seperti kau tidak pernah bertengkar dengan pasanganmu sebelumnya. Bagaimana dengan Ibu si anak? Kalau kau belum pernah bertengkar dengannya, artinya kau belum bercerai."

Trans-G [KookV]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang