Being a Boy - 06

2.8K 292 29
                                    

I warn ya, there's an 18+'s part, which is not a very hot smut.

--------------------------------

Makam.

Taehyung tidak yakin apa mereka benar-benar ingin mengunjungi tempat ini atau bukan, mobil sudah berhenti ditempat parkir, tapi Jungkook belum sama sekali berniat untuk keluar dari mobil.

Sementara Taehyung sendiri belum mau bicara sebelum ia tahu mood Jungkook sedang baik atau tidak, ia tidak mau bertemu dengan kepribadian Jungkook yang menyebalkan.

"Ayo keluar." Jungkook melepas sabuknya dan keluar, berjalan kedalam lingkungan permakaman lebih dulu.

Taehyung memperhatikan Jungkook dari dalam mobil lebih dahulu sebelum akhirnya ia menyusul dengan berlari kecil hingga jarak antaranya dan Jungkook hanya 1 meter dari belakang si yang lebih tua.

Mengingat pembicaraan Jungkook tadi mengenai 'Janji kepada orang tua', sepertinya Taehyung paham. Ia belum banyak tahu tentang Jungkook dari mulut orang lain, selain tentang Jungkook adalah seorang Direktur yang dingin saat dikantor.

Ia pikir, dua gundukan tanah ini adalah milik dua orang berharga bagi Jungkook.

Jungkook membungkuk, "Selamat siang, Ayah, Ibu." tepat seperti dugaan Taehyung. Ia pun ikut membungkuk dan kembali tegak setelah Jungkook. "Aku yakin kau sudah menebak makam siapa ini." Taehyung menoleh dan mendapati Jungkook yang juga sedang memandanginya.

Taehyung mengangguk ragu.

"16 tahun yang lalu, Ibuku meninggal karena sakit. Dan 2 tahun kemudian Ayahku juga meninggal karena penyakit yang sama dengan Ibuku. Lalu, pada akhirnya aku sendirian."

Jungkook berjongkok dan mencabuti rerumputan kecil. Taehyung ikut berjongkok dan mengikuti kegiatan Jungkook sembari membuka telinga guna mendengarkan cerita Direkturnya.

"Sebelum Ayahku meninggal, aku dipesankan satu hal."

Taehyung yakin, Jungkook akan melanjutkan ceritanya. Karena itu ia memilih diam untuk beberapa detik-ralat, beberapa menit. Sepertinya Jungkook sengaja diam ditengah cerita agar Taehyung bertanya, karena itu Taehyung mengalah dan bertanya.

"Apa pesan itu?"

Satu tarikan senyum di bibir Jungkook seiring wajahnya yang menoleh pada Taehyung dengan tatapannya yang lembut.

"Menghancurkan keluargamu."

Mendengar itu, Taehyung bingung harus bereaksi seperti apa. Yang jelas, ia sangat terkejut. "Menghancurkan" yang Jungkook maksud, apa Jungkook juga ingin menghancurkan Taehyung? Tapi, Jungkook bilang ia menyukai Taehyung, apa dia benar-benar-

"Janjiku pada Ayahku hampir musnah saat melihatmu. Aku pikir, aku tidak tega menghancurkan keluarga Pak Taewoo karena ada kau didalam sana. Tapi, setelah menyelidikimu, aku mengambil keputusan lain."

Lagi-lagi Jungkook diam agar Taehyung bertanya. "Keputusan apa?" Taehyung tahu betul maksud dari diamnya Jungkook.

"Menghancurkan Ayahmu saja." Taehyung menaikkan bola matanya, berekspresi seperti sedang mencari jawaban, mencari maksud dari ucapan Jungkook. "Dan beruntungnya kau juga membenci Ayahmu, jadi itu memudahkan aku untuk menghancurkannya."

Taehyung mengerjapkan matanya, "Ada dendam apa Ayahmu pada Ayahku?"

Jungkook berdiri dan menepuk-nepuk tangannya untuk membersihkan tanah.

"Ibuku ternyata bukan mati karena penyakit, Ibuku ditabrak mati oleh Ayahmu yang kabur setelah menabraknya." Jungkook berjalan perlahan menjauhi gundukan tanah yang terdapat tubuh Orang Tuanya disana. "Aku tidak bisa melihat Ibuku saat dibawa ke rumah sakit dan tidak bisa menghadiri pemakaman Ibuku, aku bahkan tidak diperbolehkan Ayahku datang ke rumah duka untuk berdo'a. Ayahku berbohong hingga akhir hayatnya, barulah ia jujur."

Trans-G [KookV]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang