Being a Boy - 07

2.7K 260 63
                                    

Malam yang panjang bagi keempat belah pihak dari dua tempat. Sepasang di Busan dan sepasang di Seoul. Tapi disini kita akan fokus dengan pasangan yang berada di Busan.

Pagi, Hotel kelas atas nan mewah di Busan.

"Taehyung, Kim Taehyung. Ayo kita sarapan. Tenagamu bukan hanya diisi tidur saja, makanan pun kau butuh." warna tan pada pundak mengkilap karena piasan cahaya dari jendela itu digoyang pelan oleh Jungkook.

Sementara pemuda yang kini menenggelamkan wajah pada bantal itu hanya mengerang sebagai jawaban.

"Kita harus cepat kembali ke Seoul, kau kuliah, aku juga harus mengisi kelasmu sebagai narasumber hari ini."

Walau terlihat sangat malas, Taehyung tidak bisa menghindari bahwa dirinya masih dapat mendengar ucapan Jungkook. Apa katanya? Kuliah? Ah benar, hari ini adalah jadwal kuliahnya. Ditambah, Jungkook akan menjadi narasumber untuk seminar di kampusnya nanti.

Jadi, seharian ini ia akan terus bertemu dengannya. Bahkan ia sudah bersama Jungkook dari kemarin pag-- tunggu sebentar.

Taehyung tiba-tiba saja mengangkat kepalanya, "Jam berapa ini?"

Melirik dinding, Jungkook memberitahu Taehyung. "Enam pagi, tepat pukul 7 kita harus berangkat kemb-- Taehyung, kau mau langsung mandi? Tidak sarapan dulu?"

Dengan gerakan super cepat, Taehyung berlari ke kamar mandi, mengabaikan fakta yang ia sangat tahu bahwa Jungkook sedang memperhatikan dirinya yang berlari dengan telanjang.

Ia juga menahan rasa aneh pada lubang dibawahnya. Sakit dan... Terasa seperti sesuatu pernah merobeknya.

Ah... Taehyung tidak perlu berpikir keras kenapa dirinya bisa merasakan hal-hal itu. Yang ia pikirkan adalah, kenapa ia bisa semudah itu memberikan tubuhnya? Kenapa ia mudah terpancing oleh Jungkook? Baru pertama kali Taehyung merasakan gejolak seperti itu yang mampu membuatnya hilang akal.

Taehyung terus menggigit kukunya sendiri. "Aku sudah tidak perawan-eh, tidak perjaka-eh? Tapi posisiku semalam bukan yang memasuki. Aku ini apa?"

"Kau milikku."

Tanpa persiapan apapun, Taehyung terkejut dan sontak menutupi dadanya, lalu ia menyadari dirinya hanya menutup bagian atasnya saja dan lantas satu tangan turun untuk menutupi kemaluannya.

"K-kenapa kau disini? Aku harus mandi, nanti bisa telat ke kampus."

Pemuda yang berdiri diambang pintu bilik kaca, tertawa kecil lalu tersenyum miring, sangat ciri khas dirinya saat sedang menyebalkan, pikir Taehyung. "Sebegitu ingin cepatnya kau melihatku dikelasmu?"

Mata bulat Taehyung melebar, hampir tidak bisa menjawab karena masih gugup dengan keberadaan Jungkook dihadapannya dengan kondisi dirinya tanpa busana - padahal semalam ia merasa baik-baik saja hingga lupa akan orientasi sex nya sendiri, bahkan lupa diri.

"Aku rindu Jimin! Aku ingin tahu apa dia sudah memaafkanku atau bel-oh iya! Sebelum kembali ke Seoul, antar aku ke suatu tempat. Aku ingin beli Tteok kesukaan Jimin agar dia mau memaafkanku."

Taehyung seakan tidak perduli lagi tubuhnya dilihat Jungkook, ia mendekatinya dan menyentuh dada bidang Jungkook. "Sekarang, pergilah! Biarkan aku mandi!" didoronglah tubuh Jungkook menjauh dari bilik kaca. "Aku merasa kotor, aku akan mandi selama hampir satu jam." gumam Taehyung yang masih didengar jelas oleh Jungkook.

Sebelum Taehyung benar-benar menutup pintu bilik, tangan kekar menahannya. "Kau tidak akan bersih selama ada aku didekatmu."

Bukan tangan Taehyung yang menutup pintu bilik dari dalam, melainkan tangan yang ototnya lebih besar dengan urat yang timbul.

Trans-G [KookV]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang