Pagi yang mendung menemani Seulgi yang hanya duduk di ruang makan appartemen miliknya dan teman-temannya.
Sejak Jimin pergi untuk kuliah. Ia telah sendirian disana. Tidak juga sebenernya. Beberapa temannya ada di kamar masing-masing yang mungkin sedang bercumbu.
"Seul"
Suara lembut itu menyadarkan Seulgi dari lamunanya.
"Oppa"
Jin tersenyum. Memberikan sebuah papper bag berisi makanan cepat saji.
"Kau belum makan kan?"
Seulgi mengangguk.
"Makanlah. Kau harus masuk kuliah lagi"
"Terimakasih oppa"
Jin tersenyum. Mengusap kepala Seulgi lembut dan meninggalkannya menuju kamar nya.
Seulgi terdiam. Menatap papper bag yang berisi makanan itu. Kemudian membawanya masuk ke kamar.
.....
"Aku sudah membeli appartemen. Kita bisa tinggal disana"
Seulgi terdiam. Perkataan Jimin membuatnya berpikir keras. Apa tujuan laki-laki itu.
"Tinggal lah dengan ku. Aku berjanji akan membahagiakanmu"
Seulgi tersenyum pahit. Menatap nanar laki-laki yang pernah ia gilai.
"Aku.. tidak mau"
Jimin membeku. Lidahnya kelu. Apakah Seulgi masih marah dengannya? Bukan kah semua hanya kesalahpahaman?
"Maafkan aku. Aku tidak berselingkuh! Demi apapun! Aku mencintaimu seul!"
"Omong kosong!"
Seulgi berdiri dan menatap Jimin datar.
"Kau mencintaiku tapi kau meninggalkanku!!"
"Aku tidak meninggalkanmu! Aku kembali bukan?"
"Kau kembali karena melihat ku sekarat!"
"Tidak benar! Aku kembali karena aku menyadari aku mencintaimu!!"
"Kau pikir aku percaya?! Kau bahkan tidur dengan jalang! Berkali2 kau bercinta dengan jalang bukan! Kau menjalin hubungan dengan wanita lain!"
Jimin menatap Seulgi tak percaya. Ia memijat pelipisnya yang terasa berdenyut.
"Aku tidak pernah tidur dengan mereka!! Aku tidak pernah mengencani siapapun!!"
"Lalu? Apa yang aku lihat waktu itu! Kau bahkan tidur bersama perempuan!"
"Aku sudah menjelaskan padamu!!"
"Kau pikir penjelasanmu bisa membuatku menghapus ingatan ku malam itu?"
Jimin terdiam. Ia menyerah. Sungguh. Ia sangat sakit kepala.
Suara bantingan pintu membuat Seulgi lunglai dan ambruk. Ia menangis sejadinya. Jujur. Ia tak pernah lupa dengan kejadian-kejadian yang menyakitinya.
Suara keras pintu kamar jelas terdengar nyaring dan membuat hening sekelompok wanita dan pria yang tadinya asik bercanda di ruang tengah.
Jimin muncul. Dengan rambut yang berantakan dan langsung meminum alkohol du meja bar milik mereka.
"Ada masalah?"
Pertanyaan Namjoon hanya di sahuti dengan senyuman miring.
"Aku pulang"
Jimin berjalan keluar appartemen. Meninggalkan tanda tanya besar ada apa dengan pasangan itu.
Tak lama Seulgi keluar. Membuat dirinya juga di sambut berbagai macam tatapan dari sahabatnya.
Tak peduli.
Seulgi berjalan menuju lift untuk kembali ke rumahnya.
.....
Hari berganti hari. Tak ada lagi terlihat Seulgi dan Jimin bersama-sama. Bahkan keduanya saling menghindar. Seulgi pun malah terlihat sering bersama dengan Jin.
Seperti siang ini. Jin dengan riang nya berjalan ke arah Seulgi yang duduk di taman fakultasnya dengan kertas dan pensil yang tak lepas dari tangannya.
"Oohh oppa"
Seulgi melambaikan tangannya. Sudah hampir seminggu mereka sering makan bersama di bangku taman. Bahkan Jin yang merupakan jurusan kedokteran itu selalu menyempatkan diri untuk mengunjungi Seulgi.
Jin menyukainya.
Bahkan sebelum Jimin mengenalnya.
Tapi Seulgi tak pernah berpikir jauh sampai kesana.
.....
Suara bantingan pintu terdengar keras.
Jimin kesetanan. Ia sungguh sudah menahan.
Seulgi yang memang sedang tidur di kamar appartemennya terbangun dan melihat Jimin sudah berjalan ke arahnya.
"Apa maksudmu!"
"Apa?"
Seulgi yang masih mengantuk harus menerima cengkraman kuat di lengannya.
"Aaww ini sakit"
"Sakit?"
Jimin menatap Seulgi penuh amarah. Ini sudah cukup pikirnya.
"Kenapa kau makan dengan Jin setiap hari nya?"
Seulgi membelalakkan mata.
"Jimin-a. Aku bahkan sudah mengenalnya sebelum kita kenal. Dia sudah seperti saudara bagiku"
"Bagimu? Lalu apa kau tau apa arti dirimu baginya?"
"Apa maksudmu?"
"Dia menyukaimu! Kang Seulgi! Jangan berpura-pura bodoh! Semua mengetahuinya! Dia menyukaimu!"
Langkah kaki yang tadinya berjalan riang terhenti. Yeri membeku. Ia mendengar perkataan Jimin. Ia mundur. Beberapa langkah. Hingga kembali terhenti.
Jin.
Ia berdiri di belakang Yeri.
KAMU SEDANG MEMBACA
[PJM X KSG] We Just Broke Up! (COMPLETE)
RomanceTidak. Ini bukan salahmu atau salahku. Ini sudah biasa, ini sudah semestinya.