Pagi yang cukup mendung menyambut gadis berambut hitam panjang dan lurus yang baru saja keluar dari mobil nya. Ia membawa banyak sekali kertas-kertas hasil sketsa nya.
Ia berjalan cepat. Melihat jam yang sudah lewat setengah jam dari kelas yang seharusnya ia hadiri. Ia merutuki diri sendiri karena datang dengan sangat lambat. Ia begadang semalam karena mengerjakan tugas yang tidak sempat ia kerjakan selama ia sakit.
Dari kejauhan sepasang mata menatapnya datar dari sebuah jendela kelas yang berada di samling gedung fakultas seulgi. Manik matanya terus mengikuti kemana arah gadis itu berlalu. Sampai sebuah tangan lentik menyentuh bahu nya.
We Just Broke Up
Seulgi berdiri di hadapan kelas. Sambil mencoba mengatur nafasnya yang memburu ia membenarkan penampilannya.
Ceklek...
Pintu terbuka. Seulgi memberikan hormat kepada dosen dan langsung berjalan menuju tempat duduknya. Beberapa mata memandang nya memang aneh beberapa pekan ini. Seulgi lebih sering teelambat bahkan melamun.
"Kenapa kau lama sekali"
Bisikan seungwan masih belum di jawab seulgi karena ia sedang merapikan barang-barang nya diatas meja.
"Aku kesiangan lah"
"Dasar beruang"
"Bisa ke appartemen nanti?"
"Untuk?"
"Anniversarry persahabatan lah"
Seulgi menatap seungwan dengan tatapan yang sulit di jelaskan. Sedangkan seungwan sudah kembali memeperhatikan dosen yang sedang menjelaskan.
We Just Broke Up
Putus tidaklah selama nya menjadi jalan yang benar untuk kedua insan yang menjalin hubungan.
Duduk berdua. Mengeluarkan segala hal yang bersarang dan mencari solusi adalah hal yang lebih tepat untuk sebuah hubungan.
Seulgi. Gadis cantik itu duduk di sebuah coffe shop milik sepupu nya yang tak jauh dari kampusnya. Ia berpikir banyak tentang hal yang masih tak bisa ia relakan begitu saja.
"Nuna"
Seulgu menatap adik sepupu nya yang menampakkan gigi kelincinya.
"Eoh.. wae?"
"Kenapa kau muruh sekali. Kemana hyung?"
Sungguh. Pertanyaan yang sangat ia hindari saat ini malah keluar dari mulut sepupu nya.
"Dia sedang sibuk niel"
Daniel tersenyum hingga mata nya menjadi lengkungan bulan sabit.
"Geurae?"
Seulgi tersenyum dan kembali meminum cappucino nya sambil menatap keluar dinding kaca cafe itu.
"Niell!"
Jihoon teman daniel sepertinya membutuhkan namja itu. Daniel yang hendak pergi menuju Jihoon berhenti tepat di samping seulgi.
"Aku tahu nuna nenyembunyikan sesuatu"
Seulgi yang kaget menatap Daniel yang kini membungkukkan badan dan meninggalkan senyuman kepada seulgi yang mati kutu disana.
"Secepat itukah mereka tahu"
Seulgi membereskan peralatannya dan kemudian keluar begitu saja dari cafe sepupu nya. Bahkan ia sangat kesal dan malu kepada daniel yang bertanya tapi ternyata sudah mengetahuinya.
"Kya! Anda harus bayar dulu"
Teriakan Jihoon membuat Daniel terkekeh.
"Sepertinya kita harus menggunakan sistem bayar dulu baru bisa mengambil. Sama sepertu yang lain"
Daniel mengacak pinggang mengjadap Jihoon.
"Benar sekali"
"Aku akan mencari namanya. Dan melaporkannya"
"Kyaa jihooniiee"
Jihoon yang sangat kesal menatap Daniel yang terkekeh dengan tajam.
"Dia sepupuku. Aku yang akan membayar"
"Shit! Bilang dari tadi!"
We Just Broke Up
Suasana begitu heboh mempersiapkan hari anniversarry ke 7 tahun pertemanan mereka.
Masing-masing memiliki pekerjaan. Dan disinulah seulgi. Bersama seseorang yang sengaja di pasangkan oleh Namjoon untuknya.
Park Jimin. Lelaki itu hanya fokus kepada pekerjaanya untuk menyiapkan cake yang sudah seukgi potong-potong.
"Bersiaplah guys!! Kita mulai party jam 8!"
Suara teriakan Hoseok di sambut meriah oleh yang lainnya.
"Katanya banyak tamu bukan?"
"Yap benar sekali Joy sayang"
"Aku pikir hanya kita-kita saja"
"Hey yeri. Sesekali kita membuat hal seperti ini"
"Silahkan memasuki kamar masing-masing untuk bersiap-siap! Tidaja da yang pulang!"
Mereka memasuki kamar masing-masing tentunya secara berpasangan. Tapi berbeda dengan Jimin dan Seulgi. Jimin memilih untuk duduk di sofa dan seulgi yang duluan untuk bersiap-siap.
Sejam berlalu Jungkook keluar dari kamar nya untuk memeriksa soundsystem dan ia terperangah melihat Jimin yang masih duduk di sofa dengan pakaian yang sama.
"Tidak bersiap-siap?"
Jungkook bertanya dengan datarnya. Bagaimana pun juga ia sudah tau apa yang terjadi dan sulit bagi nya untuk bersikap netral.
"Sebentar lagi"
Tak lama setelah jawaban dari mulut Jimin keluar Seulgi dan Irene bergandengan tangan sambil bercanda.
Jimin berjalan begitu saja untuk bersiap-siap.
Jimin membuka pintu kamar. Wangi vanilla menyambutnya dengan suka rela. Matanya menatap beberapa peralatan make up yang lumayan berantakan.
"Masih saja"
Jimin berjalan mendekati meja rias. Tangannya membereskan beberapa peralatan make up menjadi rapi.
Selama 4 tahun terakhir. Ia selalu melakukannya.
Senyuman tipis terukir saat ia telah selesai membereskan hal yang menjadi kebiasaanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[PJM X KSG] We Just Broke Up! (COMPLETE)
RomansTidak. Ini bukan salahmu atau salahku. Ini sudah biasa, ini sudah semestinya.