017

677 128 32
                                    

Hari terus berganti, namun tak membuat Daehwi merasa antusias untuk menyambut kedua indera penglihatannya yang akan kembali berfungsi. Hatinya merasa tak nyaman, ibunya dan Jisung masih merahasiakan kabar Chenle darinya hingga saat ini.

Berbagi kemungkinan buruk selalu berputar di otaknya. Salah satunya adalah; bagaimana jika yang ada di wajahnya ini benar-benar mata milik Chenle ? Tentu Daehwi tidak akan siap kehilangan sepupu kesayangannya itu karena sudah berkorban untuknya.

"Daehwi." Panggilan kecil itu tak lantas membuat Daehwi merespon.

Ia hanya duduk bersandar sambil menghadap kearah jendela, merasakan sinar matahari yang menyapa kulitnya dengan hangat.

"Masih ngambek sama gue ?" Pria berwajah kecil itu menghela nafasnya pendek.

Tentu Daehwi tak akan meresponnya karena beberapa hari yang lalu pemuda itu mengatakan tidak akan berbicara padanya jika dirinya tidak memberi tahu bagaimana kabar Chenle saat ini.

"Nih gue bawa susu strawberry buat lo, siapa tau mood lo berubah jadi bagus." Jisung meraih tangan Daehwi dan meletakkan susu kotak yang sengaja ia bawa untuk Daehwi.

"Ck. Aku gak segampang itu ya di sogok pake susu kotak !" Daehwi mencibir, namun malah membuat Jisung tergelak kecil.

"Seenggaknya lo jadi ngerespon omongan gue." Sahut pria itu.

Daehwi kembali diam. Ia hanya menggenggam kotak susu itu lalu kembali dengan pikirannya yang rumit. Otaknya hanya berputar berbagi memikirkan bagaimana kabar Chenle dan juga.. ia merindukan Jinyoung.

Semenjak obrolan nya terakhir dengan Jinyoung tempo hari, Daehwi tidak lagi mendapatkan kabar dari pria itu. Tentu saja karena mereka tak pernah berkomunikasi jika tidak bertemu secara tidak sengaja di suatu tempat. Dan Daehwi tidak akan tau kabar Jinyoung jika bukan dari Chenle yang bercerita.

Mengingat hal itu, penyesalan dalam hati Daehwi semakin menjadi. Andaikan saja ia berpikir lebih dewasa dan tidak marah pada Chenle karena Jinyoung.. mungkin saat ini ia sedang menghabiskan waktu berdua dengan sepupunya itu.

"Daehwi.."

"Huh ?" Daehwi terlonjak kaget ketika merasakan sebuah tangan menggenggam telapak tangannya dengan lembut.

"Jisung, ng-ngapain ?" Jantungnya berdetak cepat saat jemarinya terselip diantara jemari lainnya yang terasa lebih lebar dari miliknya.

Daehwi benar-benar terkejut akan apa yang di lakukan Jisung kepadanya. Mungkin Jisung sering menggodanya dengan memeluknya atau merangkul nya dengan mesra, tapi itu biasanya hanya untuk membuat Chenle merasa kesal saja.

Dan saat ini, bukankah hanya ada mereka berdua di ruangan ini ? Kenapa Jisung melakukan hal seperti ini padanya ?

"Maaf.." Suara itu terdengar lirih, dan yang paling Daehwi tak sangka adalah ketika punggung tangannya merasakan sebuah kecupan hangat dari seseorang yang menggenggam tangannya.

"Y-yak ! Kamu ngapain sih ?" Daehwi hendak menarik kembali tangannya namun telapak tangan yang sangat hangat itu menahannya dengan lembut.

"Sini." Kemudian tangan lain nya mendorong bahu Daehwi. Membuat pemuda itu semakin terlonjak karena tubuhnya menempel pada tubuh hangat disamping nya; lebih tepatnya setengah punggung Daehwi bersandar di dada pria itu.

Entah kenapa emosi Daehwi tersentil karena perlakuan Jisung, jika saja kedua matanya tidak di tutup perban mungkin orang akan melihat bagaimana mata indah yang selalu kosong itu berkaca-kaca.

"Aku.. kangen kak Jinyoung." Lirih Daehwi. Hatinya terasa ngilu mengingat apa yang di katakan Jinyoung saat terakhir kali mereka bertemu.

Jinyoung akan membencinya, selain karena ia cacat dan jika pun nanti ia bisa kembali melihat Jinyoung tetap akan membencinya karena Daehwi telah berbohong kepadanya.

I Wanna See You [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang