Atlantic ( the last civilaztion) bagian 4

2.8K 278 23
                                    

Menuju Peradaban

Hippocampus adalah nama dari naga berkepelala kuda yang di panggil oleh Numala. Hippocampus sendiri di kenal sebagai makhluk Mitologi Yunani yang sudah ada sejak 9000 tahun yang lalu, makhluk tersebut di gambarkan memiliki sirip dan sisik berwarna hijau dan mampu hidup di air asin dan air tawar.

Nama Hippocampus berasal dari kata "Hippo" yang artinya kuda dan "Kampos" yang artinya monster laut. konon Dewa laut menggunakan Hippocampus untuk menarik keretanya melintasi lautan dan Hippocampus juga di sebut-sebut sebagai Raja dari semua ikan.

 konon Dewa laut menggunakan Hippocampus untuk menarik keretanya melintasi lautan dan Hippocampus juga di sebut-sebut sebagai Raja dari semua ikan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hippocampus

Numala yang saat itu memanggil Hipppocampus meminta nya untuk segera menarik kapal mereka yang sempat terhenti akibat kehabisan bahan bakar. Tidak seperti hewan lain, Hippocampus bisa berbahasa manusia dan hanya Numala lah yang dapat mengerti ucapan nya.

Berhari-hari lamanya Arif dan Numala berlayar menuju peradaban. Segala jenis rintangan mereka hadapi untuk bisa keluar dari pulau tersebut, mengingat medan tersebut sangat berbahaya untuk bisa mereka lewati.

Dalam perjalanan, sekawanan lumba-lumba turut mengiringi kepergian Numala.

"Aku senang temanku-temanku mau dengan senang hati menghantarkan kepergian ku, tapi kalian tidak perlu repot-repot, kami bisa menjaga diri kami baik-baik di sini." Numala tersenyum kepada kawanan lumba-lumba yang mengiringi kapal mereka.

"Kamu bicara dengan siapa Numala?"

"Aku sedang berbicara dengan sekawanan lumba-lumba."

Arif melihat ke arah laut dan melihat sekawanan lumba-lumba yang ikut mengawal kepergian mereka.

"Ya aku tau, lumba-lumba adalah makhluk yang pintar, mereka mampu berinteraksi dengan manusia walaupun mereka tidak mengerti bahasa manusia."

"Apa maksud mu? mereka mengerti yang aku katakan."

"Aku tau kau mempunyai kemampuan aneh untuk bisa berbicara dengan hewan, hanya saja sampai detik ini aku masih seolah tidak percaya dengan apa yang ku lihat. mata ku berkata ya tapi otak ku tetap berkata tidak mungkin." Ucap Arif dengan ekspersi bingung.

"Apa orang-orang di tempat asalmu tidak bisa berbicara dengan hewan sama sepertiku? kau tau, hewan adalah teman yang baik dan setia bagi ku."

"Itu benar, hewan bisa dijadikan teman yang setia, tapi orang-orang dari tempat asalku. mereka semua tidak ada yang memiliki kemampuan aneh sepertimu Numala, jadi kuharap kau jangan terlalu bersikap mencolok selama berada di sana. aku tidak mau terjadi apa-apa denganmu, ditambah lagi bentuk fisikmu sangat berbeda dengan orang-orang di tempat asalku."

"Lantas, aku harus bagaimana? aku sempat berfikir akan bisa menemukan banyak teman disana." Numala hanya murung mendengar penjelasan Arif.

"Sebaiknya kau tidak terlalu menonjolkan diri saat kita berada di sana, karena tidak semua manusia itu baik. Hanya ada segelintir manusia yang memiliki sifat buruk, tidak seperti teman hewan mu yang setia, terkadang manusia memiliki sifat yang jauh lebih buruk dari pada hewan."
Ucap Arif sembari mengusap kepala Numala.

"Aku takut Arif." Numala lalu memegang lengan Arif.

"Tenanglah Numala, tidak perlu ada yang harus kau takutkan selama kau selalu di sisi ku, aku berjanji akan selalu melindungimu dan menjadi temanmu yang selalu setia seumur hidupku."
Arif hanya tersenyum menatap Numala.

Sambil menatap wajah Arif dengan lekat, Numala percaya yang di katakan Arif adalah sebuah ketulusan. Semenjak saat itu, Numala memutuskan untuk menggantungkan seluruh hidupnya kepada Arif dan memilih untuk terus berada di sisi nya.

Hari berganti, mereka pun tiba di sebuah pelabuhan dan mulai memasuki pemukiman warga tempat dimana Arif tinggal. Sebelum itu, Numala memakai sebuah jubah yang sangat tertutup dan menggunakan cadar agar identitas fisiknya tidak menarik perhatian banyak orang selama mereka berada di pemukiman warga.

Dari kejauhan, mereka berdua melihat banyak sekali orang-orang yang sedang berkumpul merayakan festival rakyat. Trrlihat, orang-orang seperti sedang memperingati sesuatu dan semua orang terlihat sedang bersuka cita di dalam festival rakyat tersebut.
Arif pun bertanya ke salah seorang warga di dalam kerumunan.

"Maaf, semua orang terlihat sedang bersuka cita, mereka sedang merayakan apa?" Tanya Arif pada salah seorang warga.

"Hari ini adalah hari peringatan kemerdekaan negara kita yang ke 5 tahun."

"Itu artinya! sekarang perang sudah berakhir?"

"Loh, anda tidak tahu? anda baru datang dari luar negeri ya? apa di luar negeri tidak terkabar berita tentang kemerdekaan bangsa kita? "

"Ohh iya, saya baru datang dari luar negeri dan tinggal di sebuah pedesaan kecil, kemungkinan beritanya tidak terekspos sampai kesana."
Arif berusaha mengelak agar tidak membuat orang tersebut curiga.

"Oh begitu, wajar saja jika anda sampai tidak tahu. Maaf, kalau begitu saya mau permisi dulu."

"Ohh iya, terima kasih informasinya." Arif melamun seperti sedang memikirkan sesuatu.


******

next bagian 5

ATLANTIC - The Last Civilaztion 🔱 [Season 1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang