Atlantic (the last civiaztion) bagian 40

697 78 7
                                    

Kekuatan alam di kota part 3

"Apa ini kekuatan Shin yang sebenarnya?"
Shan yang tengah terkapar memperhatikan kekuatan petir milik Shin dengan seksama

Marko dan jack kaget melihat temannya tersambar petir sekaligus ketakutan melihat seluruh tubuh Shin di aliri banyak aliran petir.

"Marko, apa aku masih mabuk? aaa"apa yang sebenarnya terjadi di sini."
Tanya Jack kepada marco.

"Ssi'siapaa kau sebenarnya?"
Tanya Marco terbata-bata.

Shin mengepalkan tangan kanan nya dan petir pun turun dari langit mengarah ke tubuhnya, semua petir di seluruh tubuh Shin membuat pola seperti tinju listrik yang sangat besar.

"Ma'maafkan kami, jangan apa-apa kan kami."
Pinta Jack pada Shin sudah tidak bisa mengontrol kekuatan petir nya.

Marko pun mengeluarkan senjata api dan menembakannya ke arah Shin. Namun peluru yang di tembakan seketika meleleh karena terkena hawa panas petir milik Shin.

"Ini untuk adiku yang kau sakiti."
Shin menembak kan tinju petir.

Tinju petir tersebut mengarah ke arah Jack dan membuat seluruh tubuh nya hangus tersambar petir. Tubuh Jack denga penuh luka-luka bakar serius setelah di serang oleh Shin.

"Mundur! Ku peringatkan kau!"
Marco menembaki Shin beberapa kali, namun semua percuma.

"Shin, biar aku yang mengurus nya."
Shan berdiri dan mencoba membalas tendangan Marco tepat di wajah nya.

"Mau apaa kau! Jangan coba-coba denganku"
Marco mulai terlihat ketakutan ketika Shan mulai berdiri dan sekujur tubuh nya di aliri awan hitam pekat.

Shan pun mengeluarkan kekuatan alamnya dan menciptakan angin tornado yang luar biasa besar.

Shan menyedot Marko ke dalam tornado dengan menggunakan tangan nya dan membuat marko terbang di pusaran tornado.

Akan tetapi niat Shan berbeda, ia benar-benar ingin membunuh marko dengan cara membuatnya terhempas ke tanah menggunakan kekuatan alamnya yang mampu mengendalikan angin

Namun..., saat Marko akan terhempas ke bawah tanah dengan dorongan kekuatan angin yang sangat kuat, tiba-tiba Maqq terbang menyelamatkan Marko yang hampir terhempas ke tanah.

"Sudah cukup...kak shan."
Dengan mata sayup, Maqq mencoba meredakan kemarahan Shan kakak nya.

"Maqq...,Apa yang kau lakukan?! dia pantas mati!"
Dengan raut wajah penuh amarah, Shan terlihat tidak puas jika tidak membunuh Marko.

"Maqq tidak mau kakak berbuat terlalu jauh, ibu benar, di luar tidak pernah aman."
Maqq mulai merasa bahwa yang pernah di katakan ibu nya adalah benar.

"Jangan terlalu lunak dengan orang seperti ini maqq! dia hampir membunuh kita!"
Bentak Shan.

"Suudah cukup Shan, sebaiknya kita pulang. Dunia luar terlalu berbahaya untuk kita. Ibu benar, kita berbeda dengan orang lain."
Shin pun menunduk mengakui kesalahan nya, ia merasa bahwa ibu nya benar tentang bahaya nya kehidupan di luar, terutama untuk mereka yang memiliki fisik berbeda dengan manusia biasa.

"Terserah kalian saja!
Shan Menatap dengan tajam, seolah dendam terhadap marko.

"Paman boleh pergi, jangan lupa rawat teman-temanya."
Maqq menyuruh Marko pergi, sebelum Amarah Kakak nya mulai kembali.

"Bbba'ik aku akan pergi." Marko membopong teman-temannya, seraya betanya-tanya di dalam hatinya tentang siapa sebenarnya Shin, Shan dan Maqq ini.

"Shan peringatkan, jangan sampai semua orang tahu tentang hal ini  Kalau tidak..., kau akan ku habisi.!
Shan mengancam Marko untuk tidak menceritakan insiden ini kepada siapapun.

"Maaa'aaf, kami berjanji tidak akan memberitahu siapapun tentang kejadian ini dan ambil lah kembali semua barang-barang kalian."
Marko mengembalikan semua barang yang telah ia rampas dari mereka.

Shan mencoba mengambil barang-barang yang mereka rampas, akan tetapi Maqq melarang nya.

"Tidak apa, ambil saja paman."
Ujar Maqq.

"Maqq,.. Apa maksudmu?!
Shan mulai kesal dengan sikap adik nya yang terlalu baik untuk orang seperti Marko.

"Dari dulu Maqq ingin sekali bertemu orang-orang baru dan ingin mencari teman. Anggap saja mereka semua adalah teman baru Maqq dan Maqq memberi hadiah kepada mereka."
Maqq merasa bahwa ia sudah menemukan apa yang ia cari, yaitu sebuah pembelajaran.

"Iya Maqq, kakak setuju."
Sahut Shin.

"Kemana jalan fikiran kallian!"
Sh pun pergi meninggalkan Shin dan Maqq dengan amarah yang masih meluap-luap atas perlakuan Marko terhadap nya dan saudara-saudari nya.

Marko terharu melihat kebaikan yang di lakukan oleh Maqq terhadapnya, dan marko berjanji untuk tidak memberitahu siapapun tentang kejadian ini.

Marko juga bersedia menjadi teman baru Maqq dan siap mengawal mereka jika suatu mereka ingin kembali ke kota untuk berkeliling kota kapanpun mereka butuh.

"Kami mau pulang dulu yah paman, rumah kami di atas gunung itu. Shin menunjuk arah gunung.

"Jadi kalian tinggal di sana, yang ku tahu di sana merupakan tempat objek penelitian dan di jaga sangat ketat penjagaan nya."
Ucap Marko.

"Disana memang ada sebuah, dan lab itu milik Professor Hardy."

"Begitu rupanya."

"Kalau begitu kami pamit dulu, kalau terlalu lama di sini, bisa-bisa ibuku curiga.
Shin mulai khawatir apabila ibu nya curiga.

"Jaga diri kalian baik-baik, maafkan tindakan kami tadi."
Marko benar-benar mengakui kesalahan nya dan meminta maaf kepada Shin dan Maqq.

"Tidak apa-apa kok paman, jangan di ulangin lagi yaah, janji?" Maqq menyodorkan jari kelingking nya.

Marco menatap jari kelingking Maqq dengan lama.

"Janji"
Marko merangkul jari kelingking Maqq dengan jari kelingking nya sebagai sebuah janji.

Semenjak saat itu marko berjanji kepada Maqq untuk berubah menjadi lebih baik.

*******

Next bagian 41

ATLANTIC - The Last Civilaztion 🔱 [Season 1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang