Atlantic (the last civilaztion) bagian 45

703 77 0
                                    

Setelah mendengar apa yang di katakan Orion Nebula, Shin merenung di dalam perjalanan nya menuju rumah. Ia pulang dan melewatkan makan malam nya bersama tamu-tamu Proffesor Hardy.

"Shin..., darimana saja kamu? ibu sudah siapkan makan malam, ayo makan bersama-sama.
Ajak Numala yang sudah menyiapkan makan malam.

"Aku tidak lapar bu."
Jawab Shin dengan nada lesu, lalu pergi menuju kamarnya di lantai atas.

"Apa yang terjadi dengan anak kita sayang?"
Tanya Arif pada Numala.

"Entahlah, mungkin dia hanya kelelahan setelah seharian bermain."

"Setelah makan malam, sebaiknya ajak Shin bicara."
Sambil memegang bahu Numala, Arif  menyuruh Numala untuk bicara kepada Shin karena ia khawatir dengan sikap anak nya yang terlihat murung.

"Apa anak anda baik-baik saja nyonya Numala?"
Tanya Mr.Park yang melihat Numala sedang melamun di meja makan.

"Dia baik-baik saja Mr, mungkin suasana hatinya saja yang sedang tidak baik."
Jawab Numala singkat.

"Anak seusia Shin terkadang mengalami perubahan hormon yang sangat cepat, sehingga itu mempengaruhi suasana hati nya."
Doktor Muezza menjelaskan bahwa yang sedang di alami oleh Shin adalah gejala normal pada remaja seusia nya.

"Saya harap begitu Doktor."
Numala hanya mengaduk-aduk makanan nya seraya memikirkan Shin.

"Apa Shin sedang tidak sehat nyonya Numala?"
Tanya Professor Hardy yang juga khawatir dengan sikap Shin.

"Mungkin dia hanya sedang tidak berselera Proffesor." Sambil melamun, Numala menatap arah tangga.

Sementara itu, di depan jendela kamarnya, Shin merenungi dan memikirkan tentang apa yang di jelaskan oleh Orion kepada nya. hal tersebut semakin membuatnya penasaran tentang apa yang sebenarnya akan terjadi pada bumi.

Orion meminta nya untuk segera menemukan pedang milik Dewa Azel yang tersembunyi di tempat paling bercahaya di bumi dan tempat itu tidak pernah di kunjungi oleh manusia.

Orion juga menyebutnya sebagai pangeran bangsa Atlas keturunan ratu Evenor, dan setelah dirinya, akan ada raja bangsa Atlas sejati sepanjang sejarah peradaban bangsa Atlas.

"Atlantis...."
Shin menatap jendela kamar nya sembari memegang kitab peninggalan Dewa Azzel.

Tok...tok...tok... suara pintu.

"Shin..., boleh ibu masuk?"
Numala yang menghawatirkan Shin pun mencoba mengajak nya berbicara.

"Masuk saja bu."
Jawab Shin dari dalam kamar.

"Kamu kenapa Shin? Apa ada sesuatu yang sedang kamu fikirkan?"
Tanya Numala yang duduk di tempat tidur Shin.

"Tidak apa-apa bu"
Tanpa menoleh ke arah ibu nya, Shin terus memandangi langit di depan kaca jendela kamar nya.

"Perasaan seorang ibu tidak pernah salah, pasti ada sesuatu yang sedang kamu fikirkan. Apa kamu mau memberitahu ibu apa yang sedang kamu fikirkan?"
Bujuk Numala yang merasa bahwa anak nya sedang memikirkan sesuatu.

"Hmm...,apa ibu pernah berfikir, kenapa bangsa Atlas memiliki bakat alam sedangkan manusia lain tidak memilikinya?"
Shin mulai menyadari bahwa orang lain tidak memiliki kekuatan alam seperti mereka yang memiliki bakat alam sejak lahir.

"Menurut legenda yang ibu baca dari kitab matahari Dewa Azzel, bangsa Atlas bukan berasal dari bumi, melainkan dari planet lain yang jauh dari tata surya kita saat ini."
Numala menjelaskan bahwa bangsa Atlas (Atlantis) bukan lah bangsa asli planet bumi, melainkan dari luar planet bumi.

"Apa ibu pernah berfikir kalau bangsa Atlas di berikan kekuatan alam karena alasan tertentu?"
Tanya Shin dengan raut wajah serius.

"Hmm...., entahlah, dalam kitab tersebut banyak sekali kosa kata yang hilang, terutama ketika membahas tentang prajurit suci dan ramalan masa depan. kenapa tiba-tiba kamu sangat tertarik dengan sejarah bangsa Atlas?"
Tanya Numala.

Shin pun mengembalikan kitab Dewa Azzel yang ia ambil dari kamar ibunya.

"Ini.., shin kembalikan ke ibu."
Shin mengembalikan kitab Dewa Azzel yang ia ambil dari kamar Numala.

"Darimana kamu mendapat kitab ini Shin! kamu tahu..., kitab ini sangat berbahaya! ada banyak mantra-mantra ajaib yang tidak kita ketahui dampaknya seperti apa."
Numala yang melihat Shin menyimpan kitab tersebut sontak marah besar terhadap anak nya.

"Shin tahu, tapi Shin hanya membaca bab-bab awal tentang sejarah bangsa Atlas."
Shin beralibi bahwa ia tidak membaca mantra-mantra aneh, melainkan hanya membaca tentang sejarah bangsa Atlas.

"Kamu tidak boleh lagi membaca kitab ini! ibu tidak mau kamu terkena sihir dari kitab ini. mengerti?!"
Dengan cepat, Numala merampas kitab tersebut dari tangan Shin.

"Shin minta maaf bu."
Sambil menundukan kepala, Shin mengakui kesalahan nya dan meminta maaf kepada ibu nya.

Shin berfikir untuk tidak mau ambil pusing lagi tentang apa yang dikatakan Orion terhadap nya dan mengembalikan kitab tersebut kepada Numala ibunya.

Shin lebih memikirkan tentang tamu-tamu Proffesor Hardy yang tidak memandang aneh dirinya dan ibunya setelah mereka memanipulasi penampilan mereka.

Tidak seperti saat mereka turun ke gunung, kala itu semua orang menatap aneh ke arah nya karena fisik mereka yang berbeda. Dengan begitu, Shin memiliki rencana untuk kembali menuruni gunung menuju kota dengan penampilan barunya yang tidak menarik perhatian banyak orang seperti waktu itu.

*******

next bagian 46

ATLANTIC - The Last Civilaztion 🔱 [Season 1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang