#4 (Investigasi)

57 16 0
                                    


Cerahnya langit di kota Seoul sama sekali tak mampu mencerahkan suasana hati Hwa Min saat ini. Bagaimana tidak? Semua orang tak ada yang memercayainya. Alih-alih dipercaya, kesaksiannya justru dijadikan bahan olok-olok.



Yeah, jadi Kim Doyoung mengunjungi kamar motelmu lalu menghilang tepat saat dua unit mobil polisi datang? Kebetulan sekali. Harusnya kau sekalian menulis novel.


Kau ini benar-benar butuh perhatian ya sampai-sampai membohongi polisi Busan segala? Bikin malu kejaksaan saja!


Inilah sebabnya kita tidak diperbolehkan mabuk siang-siang. Apa yang kau pikirkan sampai memborgol diri sendiri di tempat tidur begitu? Memangnya tidak malu?



Hwa Min sudah muak meladeni pertanyaan-pertanyaan konyol dari rekan kerjanya. Jadi untuk seharian itu, dia memutuskan untuk pura-pura bisu saja. Jin Ah yang duduk di meja sebelahnya jelas berusaha menahan diri untuk tidak ikut-ikutan mengejeknya dan bersusah payah menunjukkan simpati. Namun sikapnya itu malah membuat emosi Hwa Min makin meluap.



Baru sekitar pukul dua siang, atasannya, Baek Seongjoon datang ke kantor. Hwa Min tanpa basa-basi langsung bangkit dari mejanya dan mengikuti pria itu ke ruangannya.



"Dengar, aku sama sekali tak peduli jika kau berpikir ucapanku cuma omong kosong, tapi aku mohon tolong libatkan aku jika ada kabar terbaru soal keberadaan Kim Doyoung. Bagaimanapun aku masih bagian dari tim."



Seongjoon menatapnya datar. Mengingat kejadian kemarin, Hwa Min praktis mendesah penuh dendam dan melanjutkan, "Aku tahu apa yang harus kulakukan, sungguh. Dia bilang dia akan mempertimbangkan untuk menemuiku lagi jika aku tidak mengkhianatinya. Aku punya kesempatan. Dia bahkan memintaku untuk ikut dengannya."



Seongjoon masih tak mau bicara. Namun sorot matanya kali ini tidak lagi datar. Ia menatap Hwa Min seolah sedang menyuruhnya minum obat.



"Aku tahu kau tak percaya padaku."

"Baguslah kalau sadar. Kau bisa keluar sekarang."

"Aku bersumpah aku tidak bohong. Kalau saja orang-orang berhenti menghakimiku dan memeriksa sidik jari di borgolnya, aku..."



"Son Hwa Min-ssi, sudahlah," sela Seongjoon muak. "Ini bukan tugas utama kita. Kasus Kim Doyoung belum jadi tanggung jawab Kejaksaan, ini masih sepenuhnya hak polisi. Aku punya pekerjaan sungguhan yang harus kuselesaikan dan aku akan sangat menghargai kemurahan hatimu jika kau bersedia meninggalkanku."



"Ini jelas tugas Kejaksaan juga, Kejaksaan punya hak dari penyelidikan sampai penuntutan, maksudku..."



"Dengar, aku mengerti kau baru lulus dua tahun lalu, aku mengerti jiwa mahasiswamu masih menggelora, dan maaf nak, tapi persetan," Seongjoon mengulum senyum dan melirik pintu menyuruhnya keluar. "Sebagai jaksa kita harus, kau tahu... menyadari prioritas. Kasusku sudah menumpuk dan aku malah berlibur seminggu di Busan."

Good CriminalsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang