Pada dini hari, saat keheningan menyelimuti (Yuta sudah tertidur pulas di sofa, Mark sudah kembali ke flatnya, begitu pula Jaehyun), Doyoung menghampiri Hwa Min yang tengah berbaring di dekat perapian. Sebagian dari dirinya ingin berterima kasih karena sudah mau melewati hari yang panjang ini bersamanya, sementara sebagian yang lain ingin meminta maaf karena hal yang sama. Maaf sudah membuatmu melewati hari seperti ini bersamaku.
Doyoung berlutut perlahan-lahan kira-kira satu meter di belakang Hwa Min. Gadis itu meringkuk memunggunginya, entah masih terjaga atau tidak. Rambut pendeknya digelung ke atas sementara selimutnya tersampir asal di sekitar perutnya. Doyoung beringsut mendekat dengan lututnya, tangannya mengulur untuk meraih ujung selimut tersebut, hendak membenarkan posisinya supaya tersampir sempurna melewati bahu sang gadis. Namun baru saja Doyoung mengangkat selimutnya sedikit, Hwa Min tiba-tiba menoleh. Keduanya sontak terkesiap dan menjerit nyaring.
Doyoung tersentak ke belakang hingga jatuh terduduk di lantai kayu sementara Hwa Min langsung bangkit ke posisi duduk. Mereka saling membelalak dengan kaget selama beberapa saat sebelum secara serempak menoleh pada Yuta, yang untungnya sama sekali tidak terusik.
"Apa yang kau lakukan!" Hwa Min menanyainya dalam bisikan senewen, masih terkejut.
"Kukira kau sudah tidur. Aku cuma mau membenarkan selimutmu."
"Mana bisa aku tidur di tempat begini."
"Kau bisa, kok. Kemarin kau tidur nyenyak persis di sini. Aku percaya kau bisa melakukannya lagi."
Doyoung pasti bercanda, namun Hwa Min tetap saja tak senang mendengar candaannya itu dan mendengus. "Kau benar, terserah. Omong-omong, terima kasih perhatiannya, tapi aku bisa membenarkan selimutku sendiri. Pergilah jika hanya itu yang mau kaulakukan."
Hwa Min hendak membaringkan badannya kembali saat Doyoung berkata, "Aku mau bicara."
Alis Hwa Min bertaut, "Bicara apa?"
"Tidak di sini. Ayo!" Doyoung menepuk-nepuk debu di jinsnya seraya berdiri. Kemudian mengulurkan tangannya pada Hwa Min, tak lupa mengumbar senyum miring, "Kau akan terkejut melihat betapa indahnya pemandangan di sini."
Pada awalnya Hwa Min berpikir Doyoung akan mengajaknya keluar, sebab mereka memang menuju pintu keluar. Namun sayangnya pria itu malah berbelok persis sebelum tiang utama dan membawanya menaiki tangga sampai ke lantai tiga.
Jendela-jendela tinggi berjejer di lantai itu, namun kacanya banyak yang sudah pecah sehingga hanya menyisakan bingkainya saja. Doyoung menceluskan diri di salah satu bingkai kosong itu dan menuntun Hwa Min berjalan di antara kegelapan, mengitari selasar panjang bangunan berbentuk mercusuar tersebut hingga tibalah mereka di sebuah balkon luas tak beratap.
"Voilà." Doyoung tersenyum puas sambil mengulurkan tangannya ke angkasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Good Criminals
FanfictionKim Doyoung tiba-tiba menghilang di semester enam dan muncul kembali di TV nasional, sebagai seorang kriminal. Author : Salsa